Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Goethe, Bergson dan Dunia Kita Now

28 Oktober 2023   14:30 Diperbarui: 28 Oktober 2023   14:30 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mitos dan Legenda tentang kekuasaan dan keyakinan. Foto: rome.mrdonn.org

Hubungan antara manusia dan alam memang kompleks, tapi tidak dengan pengetahuan akan batas-batas manusia. Semua tahu bahwa manusia tak lebih dari setitik debu di alam semesta tak berbatas ini. Baru dua upil di Bulan dan seupil di Mars, terlihat betapa kecilnya kita di Galaxy ini.

Dalam ungkapan "Kamu setara dengan roh yang dapat kamu pahami, bukan aku!" dapat diartikan sebagai pengakuan atas keterbatasan manusia dalam memahami dan mengendalikan alam atau dunia fisik. Manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dan kendali atas alam, dan terkadang alam dapat menjadi kekuatan yang jauh lebih besar dan tak terduga daripada yang dapat dimengerti oleh manusia. Disini Goethe ingin menyampaikan pesan tentang rasa hormat kepada alam dan pengetahuan akan batasan manusia dalam menghadapi kekuatan alam.

Ungkapan tsb adalah pesan tentang pengetahuan manusia. Manusia mungkin telah mencapai pencapaian luarbiasa dalam pemahaman ilmiah dan teknologi, tetapi masih ada banyak hal yang tidak dapat dimengerti atau dijelaskan sepenuhnya oleh pengetahuan manusia. Ini mengingatkan kita untuk merendahkan diri dalam menghadapi kompleksitas alam dan mengakui bahwa masih ada banyak misteri yang belum terpecahkan.

Dalam "Faust," Goethe sering mengeksplorasi tema-tema yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam, termasuk ambisi manusia untuk mengendalikan alam dan mengatasi batas-batasnya. Goethe mengingatkan tentang bahaya ambisi manusia yang tidak terkendali dan penghancuran alam.

Manusia telah mencapai kemajuan luarbiasa dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan eksplorasi alam. Namun, tantangan lingkungan dan sumberdaya alam yang semakin terbatas, bersama dengan pertanyaan etis tentang penggunaan teknologi dan kekuatan manusia, menunjukkan bahwa kita sampai sejauh ini belum sepenuhnya memahami batas-batas kita.

Tapi bagaimanapun degilnya anak manusia, pesan Goethe tentang keterbatasan manusia dan hubungannya dengan alam tetap relevan dan merupakan pertimbangan penting dalam memandang peran manusia dalam dunia modern.

Meskipun pandangan Henri Bergson dan Johann Wolfgang von Goethe adalah dua perspektif filosofis yang berbeda, ada beberapa titik konvergensi dalam pandangan mereka tentang eksistensi dan perdamaian dalam konteks dunia sekarang

Persamaan

Keduanya mengakui keterbatasan manusia dalam memahami aspek-aspek tertentu dalam kehidupan, termasuk hubungan manusia dengan alam, makna hidup, dan kompleksitas alam semesta. Bergson menekankan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam memahami alam, sementara Goethe mencatat manusia hanya setara dengan roh yang dapat dimengerti.

Baik Bergson maupun Goethe menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan manusia dengan alam. Bergson mengingatkan bahwa ketidakseimbangan antara teknologi dan moral dapat menyebabkan krisis, sementara Goethe menekankan bahaya ambisi manusia yang tidak terkendali dalam menghadapi alam.

Perbedaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun