Grace Natalie Louisa Calon Menteri Kabinet Mendatang
Grace Natalie Louisa kelahiran Jakarta 4 Juli 1982 (41 tahun) adalah mantan pembaca berita dan jurnalis televisi, pendiri dan pemimpin pertama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia memegang pimpinan partai dari 16 Nopember 2014 -- 16 Nopember 2021, lalu digantikan Giring Ganesha, dan akhir September lalu Giring digantikan oleh Kaesang Pangarep.
Teater politik Indonesia ketika PSI lahir memang sedang terimbas politik identitas yang sebetulnya hantu yang sengaja dibangunkan oleh sejumlah politisi yang mau cari gampangnya dalam exercise of power di negeri ini. Sebagai contoh kebebasan beragama mulai menghadapi tekanan dari kalangan fundamentalis.
PSI didirikan pada tahun 2014 dan resmi terdaftar sebagai partai politik pada tahun 2016. Tujuan PSI, sebagaimana dijelaskan dalam dokumen pendirian partai, adalah mempromosikan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan prinsip-prinsip liberal. Partai ini muncul dengan pesan kebebasan, kesetaraan, dan keadilan sosial.
Membombardir politik identitas tentu tak mudah. PDIP saja yang merupakan partai nasionalis tertua belum sanggup meretas jalan kesitu bagaimana agar negeri ini benar milik semua orang yang mencintai dan menghormati keanekaragaman. Gerindra malah telah melakukan blunder dengan merangkul kalangan ekstrimis fanatik dalam rangka pemenangan Pilpres 2014 dan 2019. Toh dengan cara brutal seperti itupun PDIP tak terkalahkan juga. Itulah yang membuat Jokowi melenggang bebas dua perode menjadi Presiden RI.
Komunitas politik Indonesia yang heterogen, melahirkan banyak politisi yang heterogen juga. Mending kalau heterogenitas itu dibarengi dengan pandangan dunia yang sama-sama modern. Ini boro-boro, masalah gender pun saat itu belum teratasi dengan baik, meski ada perempuan yang menjadi menteri di Kabinet Jokowi. Apalagilah kebebasan beragama. Sesama Islam yang mayoritas saja, kelompok Ahmadijah dan Syiah masih dipersekusi. Belum bisa misalnya seperti Kristen, yang membiarkan kehadiran Saksi Jehova dan Mormon, meski keduanya bukanlah Kristen.
Kuranglebih seperti itulah yang dihadapi Grace yang mencoba mewakili kalangan milenial yang belum tersuarakan ketika itu. Ia sudah membuka jalan memang, tapi belum sampai pada pendobrakan akar politik identitas dan bagaimana agar kesamaan gender benar-benar bisa menjadi praksis dalam kehidupan sehari-hari. Yang berjalan konstan adalah gaya egaliter PSI. Itulah legacy Grace yang sangat berharga saat ini.
Kita lihat misalnya pergantian kepemimpinan dari Grace ke Giring Ganesha. Itu berjalan aman-aman saja tanpa ada kubu ini dan kubu itu yang menggambarkan pertengkaran sengit dalam peralihan kekuasaan di internal PSI.
Di bawah Giring, PSI jelas menghadapi tantangan bagaimana agar mereka bisa duduk di parlemen. Ini soal kiat. Lalu Giring mencoba menggebrak dengan dengan mengusung beberapa caleg milenial yang berasal dari artis. Apalagi Giring adalah mantan musisi terkenal. Ini tentu menarik, karena masing-masing artis mempunyai pengikutnya sendiri. Setidaknya ini adalah kiat lama yang masih ampuh yi "tail coat effect" dari seorang influencer.
Terobosan PSI
Lalu pergantian dari Giring ke Kaesang Pangarep. Inilah barangkali terobosan PSI yang rada spektakular. Terbukti taklama di bawah Kaesang, follower PSI meningkat pesat. Mengapa tidak, karena Kaesang adalah putera presiden Jokowi yang berkharisma tinggi. Sejauh masih soal voter untuk partai, tail coat effect seperti ini masih bagus sampai sekarang.
Pengalaman Grace selama berprofesi jurnalis TV dan terakhir hengkang dari perTVan dan bergabung dengan Syaiful Mujani Research and Consulting. Dalam perjalanan terakhir menekuni berbagai riset terkait perpolitikan di Indonesia, Grace tertempa menjadi matang seperti sekarang.
Kepemimpinan Grace Natalie banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, termasuk taktik elektoral dalam pemilu. Adalah wajar jika ia juga mengalami perubahan dalam fokus atau retorikanya untuk menarik pemilih tertentu atau merespons tuntutan politik yang berkembang.
Ketika berbicara tentang isu-isu yang berkaitan dengan kebebasan beragama, Indonesia adalah negara yang beragam secara agama dan budaya. Isu-isu seperti ini dapat menjadi subjek perdebatan dalam politik Indonesia, dan beberapa partai politik mungkin memilih untuk mengambil posisi tertentu yang sesuai dengan platform atau strategi politik mereka.
Adalah penting untuk melihat perkembangan PSI di bawah Kaesang secara lebih komprehensif dan mempertimbangkan konteks politik yang lebih luas ketika menilai posisi Kaesang terkait dengan isu-isu seperti kebebasan beragama.
Meski belum seumur jagung memimpin PSI. Tapi pendekatan Grace terhadap Kaesang sangat bagus bahwa PSI adalah partai anak muda, PSI adalah partai kalangan milenial, PSI pro multikulturalisme, PSI mendukung kebebasan penuh anak bangsa dalam menentukan pilihan hidupnya.
PSI sudah ketemu Prabowo dan Puan
PSI telah didatangi langsung oleh Prabowo Soebianto, dimana PSI terkesan seakan mendukung Capres Gerindra. Lalu Kaesang pun sudah bertemu dengan Puan Maharani PDIP. Ini sebuah sinyal PSI masih netral dan belum menentukan arah koalisi untuk kedepannya akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju atau merapat ke PDIP mendukung bacapres Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 mendatang.
Mengutip Ketum PSI sekarang, Kaesang Pangarep, PSI siap membuka kerjasama yang win win. Bukan loose win atau win loose, mengutip Grace Natalie dalam sebuah obrolan lepas dengan Kompas.
Meski di seberang lain, Ketua DPP Gerindra Ahmad Reza Patria optimis PSI akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju dan mendukung bacapres Prabowo Soebianto meski ada rencana Kaesang bertemu Megawati dan Puan Maharani. Â InsyaAllah, tidak ada masalah, semua memang harus bertemu ya, karena pada akhirnya kita semua harus bersama membangun bangsa dan negara," kata Reza - Lih nasional.tempo.co dalam https://tinyurl.com/yttomzt4
Fakta terbaru tentang PSI, setelah Kaesang Pangarep jadi Ketum, keanggotaan PSI dan sumbangan dana politik mengalami peningkatan. Setelah Kaesang dilantik menjadi Ketum PSI, selama kurang dari 24 jam, keanggotaan atau membersehip PSI bertambah hingga 1.000 orang. "Kurang dari 24 jam, pertambahannya lebih dari 1.000 yang daftar jadi anggota setelah Mas Kaesang jadi Ketum, Penggalangan dana publik pun mengalami peningkatan", kata Grace dalam acara GASPOL! Kompas.com, yang disiarkan Sabtu 30 September ybl -- Lih nasional.kompas.com dalam https://tinyurl.com/ylwdfaxw
Grace yang tegas
Â
Grace Natalie dikenal karena berbicara terbuka tentang isu-isu sosial, politik, dan gender di Indonesia. Dia sering kali mengadvokasi hak-hak perempuan, hak LGBT, dan isu-isu lain yang dianggap sensitif dalam masyarakat Indonesia. Kepribadiannya yang tegas dan suaranya yang lantang dalam mengecam ketidaksetaraan gender dan diskriminasi sosial telah membuatnya menjadi tokoh yang cukup kontroversial di Indonesia.
Kaesang Pangarep, sebagai Ketum PSI, kemungkinan akan berperan dalam menentukan arah politik partai tsb, tetapi keputusan partai juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan konsultasi internal. Seiring berjalannya waktu, partai politik bisa saja mengumumkan dukungan resmi atau rencana politik mereka dalam pemilu yang akan datang.
PSI memang terkenal karena menarik perhatian generasi milenial dan memperjuangkan nilai-nilai seperti kebebasan beragama, kesetaraan, dan keadilan sosial. Namun, kemampuan PSI untuk bertahan dengan visi ideologis tsb akan tergantung pada berbagai faktor, termasuk dukungan publik, strategi politik, dan perkembangan dalam politik Indonesia.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan PSI untuk bertahan dengan visi ideologisnya bergantung pada dinamika politik itu sendiri.
PSI akan bergantung pada dukungan dari pemilih, terutama generasi milenial dan kelompok masyarakat yang memiliki nilai-nilai serupa. Mereka harus terus berusaha memahami kebutuhan dan aspirasi pemilih mereka.
Tantangan dalam politik Indonesia, seperti persaingan dengan partai-partai lain dan perubahan dinamika politik, dapat memengaruhi kemampuan PSI untuk mencapai tujuannya.
PSI mungkin perlu membentuk koalisi atau aliansi dengan partai lain untuk mencapai tujuannya. Ini dapat memerlukan kompromi dalam beberapa isu dan bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk mempertahankan visi ideologis yang murni.
Cara PSI mengelola strategi politik mereka, termasuk bagaimana mereka berkomunikasi dengan pemilih dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam pemilu, akan memainkan peran penting dalam mempertahankan visi ideologis mereka.
Pada Pilpres di Indonesia, keputusan pemilih dari generasi milenial dapat sangat bervariasi. Tidak semua anggota generasi milenial akan mendukung satu kubu tertentu secara seragam. Keputusan politik individu dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ideologi, keyakinan pribadi, isu-isu yang dianggap penting, dan bagaimana kandidat dan partai politik berkomunikasi dan berinteraksi dengan pemilih.
Sementara beberapa generasi milenial mungkin merasa terkoneksi dengan visi dan nilai-nilai yang diusung oleh PSI, yang terkenal karena menarik perhatian generasi milenial, banyak lainnya masih dapat mendukung partai lain yang memiliki pandangan politik atau ideologi yang lebih cocok dengan keyakinan mereka.
Kubu nasionalis seperti PDIP, Gerindra, dan Golkar, memiliki basis pemilih mereka sendiri dan memperjuangkan platform politik yang berbeda-beda. Keputusan generasi milenial untuk mendukung kubu tertentu akan tergantung pada sejauh mana mereka merasa sejalan dengan platform, pandangan, dan pemimpin yang ditawarkan oleh masing-masing partai.
Pembina senior
Sebagai pembina senior, Grace Natalie dapat memberikan dukungan moral dan arahan kepada anggota dan kader PSI, terutama yang mungkin masih baru dalam politik. Dia bisa berbagi pengalaman, wawasan, dan pandangan politiknya.
Grace Natalie mungkin akan terus mendorong nilai-nilai dan visi ideologis yang diusung oleh PSI, seperti kesetaraan, keadilan, dan kebebasan beragama. Perannya bisa membantu mempertahankan identitas dan tujuan partai.
Ia bisa memberikan masukan dan dukungan kepada juniornya dalam merancang strategi kampanye dan politik PSI untuk pemilihan-pemilihan berikutnya.
Grace Natalie juga dapat berperan sebagai penasehat dalam keputusan-keputusan strategis yang diambil oleh pimpinan PSI, terutama dalam hal kebijakan publik dan perencanaan jangka panjang.
Grace Natalie dan Kaesang Pangarep memiliki latar belakang dan identitas yang berbeda. Grace Natalie adalah salah satu pendiri PSI dan memiliki pandangan politik yang mungkin saja berbeda dengan Kaesang atau pemimpin lain yang muncul di PSI.
Namun, dalam politik, aliansi dan perubahan kepemimpinan dalam partai adalah hal yang umum terjadi.
Dan di atas segalanya Grace Natalie ke depan ini dapat diusulkan oleh PSI menjadi salah satu Camen atau Calon Menteri untuk katakanlah MenUPW atau Menteri Urusan Peranan Wanita dalam kabinet mendatang ntah siapapun nanti di antara Ganjar dan Prabowo yang jadi RI 1.
Dan yang jadi Wapres biarlah publik yang memilih antara Khofifah Indar Parawansa atau Yenni Wahid.
Bravo PSI ....
Joyogrand, Malang, Fri', Oct' 06, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H