Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hilirisasi Nickel Legacy Strategis Pemerintahan Jokowi

17 September 2023   12:33 Diperbarui: 17 September 2023   12:46 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk memenuhi kebutuhan dunia dalam jangka panjang, Indonesia perlu untuk terus mengembangkan teknologi penambangan yang efisien dan berkelanjutan, serta menjaga standar lingkungan yang tinggi dalam industri pertambangan Nickel. Kerjasama internasional dan regulasi yang tepat akan menjadi kunci untuk memastikan pasokan Nickel dapat memenuhi permintaan industri baterai yang terus meningkat.

Sejumlah permasalahan dan tantangan

Yang menjadi masalah sekarang adalah kenderaan listrik buatan Indonesia. Meski Nickel sudah cukup lama dieksplorasi dan ada beberapa perusahaan dalam negeri yang mulai membuat kenderaan listrik baik mobil, motor maupun sepeda, tapi banyak yang mengritik tampilannya masih minimalis dan belum futuristik, daya tahan baterai listrik yang disisipkan dalam kenderaan itu belum sesuai ekspektasi konsumen, yi berdurasi lama, misalnya mobil dan motor listrik yang dapat menempuh Jakarta-Surabaya sekali jalan tanpa harus menchargesnya di tengah jalan. Dan yang menggemaskan sejauh ini infrastruktur yang sangat diperlukan seperti stasiun pengisian ulang listrik belum lengkap. Kalaupun ada, itu lebih dominan di Jakarta, dan lagian terbatas.

Satu dekade sudah berlalu untuk ujicoba segala macam kenderaan listrik, termasuk mengundang investor asing untuk berkiprah disitu. Tapi yang disesalkan dan kemarin banyak di tulis di Kompas malah terjadi brain-drain karena keberadaan mereka di internal Indonesia yang justeru adalah tanah airnya sendiri terbukti belum didukug iklim kerja yang kondusif. Artinya pemerintah sejauh ini belum dapat memaksimalkan jaminan terhadap pekerja-pekerja profesionalnya di bidang teknik dan industri. My daughter number three misalnya yang adalah desainer product tamatan ITB, mengeluh belum lama ini bahwa ia akan hengkang ke Uni Eropa atau AS kalau seperti ini gaya managemen pengupahan di Indonesia. Seperti ini bagaimana? Ya terlalu ngepas. Semua-semua harus UMR tanpa memperhitungkan inisiatif, kreatifitas, kinerja dan prestasi kerja kita. Waduhh ..

Ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan daya tarik dan daya tahan EV di pasar domestik kita, termasuk masalah jangkauan atau daya tahan baterai.

Ketenagakerjaan kita yang sudah beberapa dekade ini berorientasi kepada dunia industri sudah saatnya menciptakan iklim kerja yang kondusif seperti pengupahan, evaluasi inisiatif, kreatifitas, kinerja  yang seyogyanya dilakukan oleh HRD yang pofesional di bawah pengawasan pemerintah.

Penyempurnaan infrastruktur pengisian listrik yang memadai. Pengemudi kendaraan listrik harus memiliki akses mudah dan cepat ke stasiun pengisian yang dapat mengisi baterai dengan efisien. Investasi dalam infrastruktur pengisian yang lebih luas dan canggih adalah kunci untuk mengatasi masalah jangkauan.

Seiring dengan perkembangan teknologi baterai, kapasitas baterai akan terus meningkat, yang dapat meningkatkan jangkauan EV. Perusahaan mobil listrik global terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan baterai yang lebih efisien dan kapasitas yang lebih besar. Perusahaan dalam negeri pun tentu harus berkiprah seperti itu, kalau bisa lebih, karena di hulu jelas kita kaya dengan Nickel.

Kritik dan saran dari masyarakat pengguna seyogyanya didengar dan dicermati, agar industri kenderaan listrik kita lebih banyak mengeluarkan model dan varian kendaraan listrik di pasaran. Ini akan memberi konsumen lebih banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk yang memiliki jangkauan yang lebih besar.

Harga kendaraan listrik dan baterainya adalah faktor kunci dalam adopsi. Harga yang kompetitif akan membuat kenderaan listrik lebih terjangkau dan menarik bagi konsumen.

Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat kenderaan listrik dan dampak positifnya terhadap lingkungan sangat penting. Kampanye informasi yang efektif dapat membantu mengubah persepsi dan mendorong konsumen untuk beralih ke kenderaan listrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun