Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kulineran Tempo Doeloe dan Pengembangan Destinasi Wisata Joyoagung Malang

2 September 2023   15:23 Diperbarui: 2 September 2023   15:24 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian daur ulang di event Malang Klasik atau Malang Tempo Doeloe di Villa Bukit Tidar, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Kulineran Tempo Doeloe dan Pengembangan Destinasi Wisata Joyoagung Malang

Mojok.co salah satu media yang banyak mengritik perkembangan kota Malang saat ini, mulai dari kesemrawutan lalulintas karena kemacetan di titik-titik tertentu, perkulineran yang sudah overdosis atau kebanyakan, gaya Kajoetangan Heritages yang dikatakan sebagai duplikat Malioboro Yogya dst. Kritikan itu tak salah. Memang ada yang harus diperbaiki, tapi yang perlu tentu memberikan solusi.

Kalau dilihat dari perkembangan perekonomian negeri ini sekarang setelah dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih tmt 2020 sampai dengan awal 2023, kita patut berbangga hati, karena negeri ini tetap survived, bahkan ekonominya tak menyurut drastis seperti negeri lainnya. Perekonomian Indonesia tetap melaju meski sedikit di bawah pertumbuhan 7% seperti yang ditargetkan semula.

Gate utama event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.
Gate utama event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.

Kota Malang dan Malang raya secara keseluruhan juga tetap survive, bahkan penduduk kota Malang sekarang sudah hampir mencapai 1 juta orang. Bayangkan kota yang seluas 145,28 Km2 dilalulalangi warga kota yang di jalanan manapun pastilah berbaur dengan turis yang datang berkunjung silih berganti setiap harinya apalagi pada peak season malam minggu dan hari-hari libur lainnya. Tentu kota ini harus mengatur kembali lalulintas perkotaan secara profesional.

Setelah kedatangan para pelajar dan mahasiswa baru setiap tahunnya, maka kedatangan turis ke kota Malang tentu adalah harapan semua warga. Kedua sumber inilah utamanya yang menggerakkan ekonomi kota. Kedua sumber ini harus dimanage dengan baik, entah itu masalah akomodasi, makan-minumnya dst.

Tak salah kalau UMKM kulineran jumlahnya banyak, bukannya karena overdosis, tapi itu adalah respon alami warga kota yang ingin survived dan mengembangkan hidupnya lebih jauh. Yang punya duit lebih, entah itu pendatang atau bukan, pastilah berminat menginvestasikan uangnya untuk buka kafe dan sebangsanya. Membludaknya kulineran tak dapat dihindari. Masak orang tidak bebas mengembangkan dirinya.

Intan dari Punokawan Kafe dan Coffee Roastery dalam stand funny Ice Gandul. Foto : Parlin Pakpahan.
Intan dari Punokawan Kafe dan Coffee Roastery dalam stand funny Ice Gandul. Foto : Parlin Pakpahan.

Yang perlu sekarang adalah pengaturannya, bagaimana agar kafe-kafe dan kulineran di Soehat atau Soekarno-Hatta dan MT Haryono-Tlogomas di Dinoyo yang separuh melingkari Kampus Unibraw dan Polinema ditata lebih rapi lagi; kulineran di pusat kota mulai dari Kajoetangan Heritages, Pecinan dan bilangan Trunojoyo juga dirapikan, sebagiannya yang terasa padat digeser ke arah barat ke destinasi kulineran Joyoagung raya yang justeru semakin berkembang, dan ke timur yang terkesan kuat kurang diminati dibuat greget baru, seperti di area GOR Ken Arok, Kedungkandang, mengapa tidak dikembangkan magnitudo baru katakanlah sebagai pusat kesenian kota Malang, bukankah seniman kota Malang cukup banyak untuk mengisi gerai-gerai artistik yang seharusnya dibangun Pemkot disana, atau sekurangnya dipelopori oleh jutawan-jutawan Malang yang sebetulnya cukup banyak.

Matos di bilangan Veteran yang dulu dikecam, ternyata jadi salah satu pusat perbelanjaan yang tetap survived bahkan sekarang sedang direnovasi pertanda akan bangkit kembali setelah dihantam pandemi Covid-19 kemarin. Di balik Matos adalah Lippo grup yang the owner-nya adalah wong Cino Malang.

Di Dau ada mantan Walikota Malang Abah Anton yang juga berkutat mengembangkan destinasi kulineran. Kabarnya Anton akan mencalonkan diri kembali menjadi Walikota Malang untuk periode 2024-2029. Ini tentu kabar gembira untuk komunitas pariwisata kota Malang, sejauh warga tau memang si Abahlah yang pantas memimpin kota Malang ke depan ini agar ada greget-greget baru dalam kepariwisataan kota Malang.

Rita Oktavia dan Azbar di stand Minang dan Teh Tarik dalam event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.
Rita Oktavia dan Azbar di stand Minang dan Teh Tarik dalam event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.

Itulah pengembaraan ide kita sementara ini, sebab kita harus mampir dulu ke area Villa Bukit Tidar di ujung barat Joyoagung raya. Boleh dikata Villa Bukit Tidar adalah residensi rintisan setelah Joyogrand di Merjosari, menyusul Graha Dewata. Tak terasa dalam perjalanan waktu, Joyoagung raya yang cukup panjang mulai dari Joyogrand hingga bundaran Villa Bukit Tidar, kini sudah diramaikan perumahan baru dan kafe-kafe baru.

Malang Tempo Doeloe

Villa Bukit Tidar di ujung barat Joyoagung tak selesai sampai disitu. Kota Malang sudah diperluas hingga ke Genteng yang dulu adalah bagian Kabupaten Malang. Belok ke kanan dari Genteng kita sudah bisa ke Batu yang dalam hal ini adalah destinasi wisata unggulan Malang raya. Tak perlu lagi macet-macetan dari jalan lama yi Jln raya Batu terhitung mulai dari batas kota Malang, tak jauh dari UM di bilangan Tlogomas.

Rins Soup salah satu kulineran yang meramaikan destinasi wisata Joyoagung raya. Foto : Parlin Pakpahan.
Rins Soup salah satu kulineran yang meramaikan destinasi wisata Joyoagung raya. Foto : Parlin Pakpahan.

Tak dinyana malah warga Bukit Tidar sudah merintis pengembangan daerah ini secara swadaya. Beberapa saat sebelum pandemi Covid-19 merebak ke kota Malang, warga setempat sudah menyelenggarakan event yang mereka sebut sebagai Malang Klasik atau Malang Tempo Doeloe. Boleh jadi istilah ini dikonversi dari event Malang Tempo Doeloe. Event itu sudah cukup lama raib yang biasanya diselenggarakan di Ijen Boulevard. Agar tak dituding mengcopy begitu saja, muncullah nama Malang Klasik. Event ini diselenggarakan setiap tahun dalam rangka ramai-ramai Agustus-an. Intinya adalah menggerakkan UMKM di Bukit Tidar untuk gelar penganan Malang tempo doeloe. Terputus oleh pandemi Covid-19, event ini dimunculkan kembali minggu ke-3 Agustus dan akan berakhir pada Sabtu 2 September ini.

Salah satu sponsor dalam gelaran Malang Klasik ini adalah Febrian Eka, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang perkafean dan coffee roastery di Joyoagung. Menurut Febri usaha yang dihidupkan kembali ini ternyata lebih ramai ketimbang pra Covid-19. Kulineran Malang Tempo Doeloe yang disajikan, termasuk panggung hiburan yang diisi oleh spontanitas warga boleh dikata menjadi semacam katharsis dari haru-biru pandemi Covid-19 yang baru saja berlalu.

View malam hari di ruko wisata Joyoagung raya. Foto : Parlin Pakpahan.
View malam hari di ruko wisata Joyoagung raya. Foto : Parlin Pakpahan.

Warga gembira demikian pula para UMKM setempat yang menghiasi gelaran Agustus-an kali ini. Bukan hanya kulineran saja yang kita lihat disini, tapi juga ada gelaran foto hitam-putih Malang Tempo Doeloe. Ada pengrajin ukiran logam, ada pengrajin modif kenderaan bermotor roda dua, dan hebatnya ada juga pendatang yang kebetulan berkunjung ke Malang, ikut membantu gerai saudaranya dan muncullah kulineran Padang tempo doeloe yang asyik, yi gule nangka muda. Rita Oktavia dari Batam yang menjajakan kulineran saudaranya itu berkomentar ringkas bahwa acara gelaran ini lumayan ramai kalau dilihat ini adalah sebuah event dari, oleh dan untuk warga Bukit Tidar.

Pengembangan Joyoagung raya

Melihat besarnya anthusias warga, event ini sebaiknya dijadikan landasan utama pengembangan destinasi wisata kulineran di area Joyoagung raya yang dalam hal ini sudah ramai perkafeannya.

Salah satu stand jajanan Malang tempo doeloe dalam event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.
Salah satu stand jajanan Malang tempo doeloe dalam event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.

Malang Klasik atau Malang Tempo Dulu adalah contoh yang baik untuk mengembangkan konsep unik dan berbeda dalam wisata kuliner di Joyoagung. Fokus pada makanan dan minuman tradisional atau makanan dengan sejarah yang kaya akan memberikan daya tarik khusus bagi pengunjung.

Seyogyanya pemerintah setempat mau melihat inisiatif warga seperti ini, lalu mendekati pihak penyelenggara. Harus ada inisiatif bersama ke depan ini untuk melakukan pendekatan terhadap UMKM kota Malang agar aktif berpartisipasi di area Joyoagung untuk pengembangan destinasi wisata kulineran. Ini adalah langkah penting yang dapat membantu mendukung berkembangnya ekonomi wisata di kota Malang dan memberikan kesempatan bagi pengusaha lokal yang sudah berkutat cukup lama di area Joyoagung untuk bertumbuhberkembang lebih sehat lagi pasca pandemi Covid-19 ini.

Selain kulineran yang lezat, perlu ditimba pengalaman dan hiburan di Bukit Tidar dari event Agustus-an seperti acara seni dan pertunjukan budaya. Berdayakanlah mereka yang tau dan mengerti kulineran Malang Tempo Doeloe menjadi peserta gelaran tahunan yang berhubungan dengan makanan tradisional Malang.

Jajanan kontemporer pun ada di event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.
Jajanan kontemporer pun ada di event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.

Mengendalikan perkembangan secara terukur

Dilihat dari ketinggian area Joyoagung di kota Malang, tempat strategis ini tentu tak boleh dibiarkan berkembang begitu saja. Dulunya daerah ini adalah perkebunan tebu eks Belanda. Lahan perkebunan tebu yang sudah lama kembali ke tangan rakyat ini sebaiknya dijadikan hutan kanopi kota yang nyaman dan teduh.

Sementara ini kemungkinan menjadi hutan beton perkotaan belum terasa, tapi sudah ada gejala bangunan perumahan semakin merangsek maju, sehingga ada area yang tetap terlihat bagus, tapi tak kurang banyak yang kurang serasi dengan lingkungan alam setempat.

Pengembangan Joyoagung yang memiliki ketinggian dan potensi alam yang baik seyogyanya mempertimbangkan keseimbangan antara perkembangan perkotaan dan pelestarian lingkungan. Penanaman kembali daerah bekas perkebunan tebu menjadi hutan kanopi kota adalah ide yang paling tepat untuk memelihara ekosistem alami, menciptakan lingkungan yang nyaman, dan menjaga keindahan lingkungan setempat.

Salah satu stand jajanan Malang tempo doeloe yang laris. Foto : Parlin Pakpahan.
Salah satu stand jajanan Malang tempo doeloe yang laris. Foto : Parlin Pakpahan.

Beberapa pertimbangan

Perencanaan yang tepat. Diperlukan perencanaan tata ruang yang baik yang mempertimbangkan zonasi untuk pengembangan perkotaan, hutan kanopi kota, dan pelestarian lingkungan. Ini dapat membantu mengatur bagaimana wilayah tsb akan berkembang dengan seimbang.

Pelestarian lingkungan. Libatkanlah ahli ekologi dan ahli lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek hutan kanopi kota. Mereka dapat memberikan panduan tentang tanaman yang cocok untuk daerah tsb, upaya pelestarian spesies lokal, dan pemeliharaan lingkungan alami.

Kolaborasi Komunitas. Jangan pula abai melibatkan komunitas lokal dalam proyek penanaman kembali dan pelestarian lingkungan. Mereka dapat membantu perawatan yang berkelanjutan untuk wilayah tsb.

Foto hitam-putih Malang Tempo Doeloe pun turut digelar dalam event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.
Foto hitam-putih Malang Tempo Doeloe pun turut digelar dalam event Malang Klasik di Villa Bukit Tidar. Foto : Parlin Pakpahan.

Pengelolaan yang baik. Wilayah hutan kanopi kota perlu dikelola dengan baik, termasuk pemeliharaan tanaman, pemantauan kondisi lingkungan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Edukasi lingkungan. Upaya edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan hutan kanopi kota dapat membantu mengubah sikap dan perilaku masyarakat, khususnya pelaku bisnis kepariwisataan di Joyoagung..

Regulasi dan pengawasan. Pemerintah setempat perlu memiliki regulasi yang jelas dan melakukan pengawasan terhadap perkembangan wilayah ini untuk memastikan perkembangan yang terjadi sesuai dengan rencana dan tidak merusak lingkungan alami.

Ayo Intan dari Punokawan Kafe dan Coffee Roastery yang laris-manis. Foto : Parlin Pakpahan.
Ayo Intan dari Punokawan Kafe dan Coffee Roastery yang laris-manis. Foto : Parlin Pakpahan.

Pengembangan yang berkelanjutan dan berimbang antara perkembangan perkotaan dan pelestarian lingkungan alami adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat, dan teduh di area Joyoagung. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, Joyoagung raya selaku destinasi wisata kuliner dengan view alam yang bagus akan lestari kenyamanan dan keindahannya sejalan dengan perkembangan kota yang terprediksi.

Wacana akhir

Melihat sikon sekarang, sudah saatnya Pemkot Malang beserta stake holdernya untuk mempromosikan destinasi ini secara efektif. Gunakanlah media sosial, situs web, dan kampanye pemasaran lainnya untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Pastikanlah makanan yang disajikan di destinasi ini mempertahankan kualitas yang tinggi dan konsistensi dalam rasa. Ke depan, ini akan membantu mempertahankan reputasi positif dan menjaga pelanggan yang datang kembali.

Pastikan juga area Joyoagung raya memiliki infrastruktur yang memadai, seperti parkiran setiap kafe yang cukup luas, toilet, dan aksesibilitas yang baik. Ini akan membuat pengunjung merasa nyaman dan aman.

Dukungan dari Pemkot Malang dan dukungan komunitas kota Malang niscaya akan membantu dalam pengembangan destinasi wisata kuliner di Joyoagung raya.

Wahai Arema, mari manfaatkan pengalaman sukses dari Malang Klasik atau Malang Tempo Doloe di Villa Bukit Tidar untuk mengembangkan destinasi wisata kuliner yang menarik di area Joyoagung raya. Ini dapat meningkatkan daya tarik pariwisata di daerah tsb dan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi komunitas setempat dan warga kota Malang pada umumnya.

Joyogrand, Malang Sat', Sept' 02, 2023.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun