Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bulan di Pelukan India Sekarang

26 Agustus 2023   15:58 Diperbarui: 26 Agustus 2023   16:32 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan di Pelukan India Sekarang

India, negeri Bollywood ini tak lagi hanya sekadar menghasilkan opera-opera sabun yang serba instan tanpa perlu dicerna, tapi telah berubah total di mata dunia sebagai adidaya baru di dunia intelektual sehubungan keberhasilannya belum lama ini mendaratkan Chandrayaan-3 (dari bahasa Sansekerta yang berarti "pesawat bulan").

Ch-3 lepas landas dari landasan peluncuran di Sriharikota, India Selatan, 14 Juli lalu. Negeri Bollywood ini membuat sejarah pada 23 Agustus ybl dengan menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di dekat kutub selatan Bulan dan menjadi negara keempat yang berhasil mendarat di permukaan Bulan. Pendaratannya menandai langkah maju yang signifikan bagi kemajuan India dalam eksplorasi ruang angkasa.

Chandrayaan-3 yang dikelola Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) senilai 6,1 miliar rupee (US $ 73 juta), wahana antariksa ketiga negara itu, mendarat dengan mulus pada pukul 8:33 pagi EDT (waktu musim panas bagian timur), dan dengan demikian India yang sudah cukup lama merintis jalan ke antariksa kini sah sudah menjadi anggota baru Club Antariksa Internasional. Dengan kata lain India kini sudah masuk kedalam daftar negara yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di Bulan setelah AS, Russia dan China.

Pencapaian ini terjadi setelah misi Chandrayaan-2 yang sebagian berhasil pada tahun 2019, namun berakhir ketika pesawat pendarat dan penjelajah menabrak Bulan pada fase penurunan terakhir. Sementara, Pengorbit Chandrayaan-2 tetap beroperasi, meski telah melampaui umur desain satu tahun. Pesawat ruang angkasa itu sekarang digunakan untuk mendukung Chandrayaan-3 sebagai lanjutan eksplorasi ke Bulan.

Di samping berupaya keras untuk menjadi adidaya intelektual sebagaimana AS, Russia, UE dan China, India harus diakui memang cerdik dalam membaca situasi global sekarang. Ia tahu AS masih negara penting, Russia di bawah Putin sekarang juga layak diacungi jempol, karena sudah pulih dari sakit setelah Soviet runtuh pada 1990-an. Kini bersama Russia dan China, India meng-endorse BRICS, sebuah lembaga internasional baru yang berpendekatan multi polar. Inilah cikal bakal lembaga internasional yang akan menyaingi IMF yang didominasi barat sejak lama.

Dalam hubungan internasional, India mengambil posisi akrobatik tak ubahnya penari akrobatik Bollywood. Ia tetap berkawan dengan China meski berselisih secara regional ntah tapalbatas-lah atau perdagangan, ia mesra dengan Russia tanpa harus pentang suara ala UE yang seakan koor mengutuk perang Russia Vs Ukraina yang disebut sebagai invasi Russia yang tak beralasan, dan pastinya India  juga tetap berhubungan mesra dengan Washington, agar Pakistan tak diojok-ojok merecoki Kashmir lagi. Yang terpenting Bollywood India tetap menginspirasi opera-opera sabun Hollywood dan hubungan perdagangan dan pertukaran ilmu keduanya tetap berjalan lancar.

Mengapa harus ke Antariksa. Tentu ini bukan persoalan baru. Sejak 1900-an Antariksa sudah menjadi isu dunia. Sebagai contoh Aviation Week and Space  Technology adalah majalah pertama untuk dunia antariksa. Media itu didirikan pada tahun 1916 di AS dan telah menjadi sumber berita dan informasi penting dalam industri tsb selama bertahun-tahun. Pada dekade 1980-an, majalah ini tetap menjadi salah satu sumber utama informasi di industri penerbangan dan antariksa.

Dalam sosoknya sekarang media penerbangan dan antariksa itu mengutip PM India Narendra Modi yang mengatakan : Keberhasilan ini adalah milik seluruh umat manusia, dan ini akan membantu misi Bulan oleh negara-negara lain di masa depan. Saat melakukan panggilan video dengan Pusat Kendali Misi, Modi menambahkan : Saya yakin bahwa semua negara di dunia, termasuk negara-negara di kawasan selatan, mampu mencapai prestasi seperti itu .. Lih aviation.week dalam https://tinyurl.com/25b2yyjj

AS adalah negara pertama yang berhasil mendarat di Bulan pada Juli 1969 dengan pesawat Apollo 11, menyusul pada pertengahan dekade 1980, Presiden AS Ronald Reagan pernah mengatakan komersialisasi antariksa merupakan imajinasi yang sangat mempesona. 

Bisnis terrestrial akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi AS. Eksploitasi antariksa memungkinkan diproduksinya obat-obatan yang langka, "superchips" yang akan memperbaiki posisi AS dalam pasar komputer internasional, dibangunnya laboratorium antariksa untuk mengembangkan penelitian alam semesta seluas-luasnya serta dibuatnya logam campuran (alloy) khusus dan bahan-bahan biologis yang sangat bermanfaat yang semuanya hanya bisa diproduksi di lingkungan"zero-g".

Perlombaan senjata ketika itu ternyata tak cukup, kedua adidaya AS dan Russia seakan sepakat memasuki babak baru persaingan keduanya yi perlombaan antariksa. Uji berbagai penelitian di stasiun antariksa Russia, menyusul setasiun Antariksa AS, rata-rata menakjubkan. Misalnya silinder yang sempurna terbukti hanya bisa diproduksi di kawasan "zero-g", demikian juga superchips dll.

Meski era pesawat shuttle sudah berakhir dengan selesainya perakitan setasiun Antariksa, namun pengiriman manusia ke setasiun tsb terus berlanjut dengan berbagai hasil yang luarbiasa, termasuk Russia yang konon dapat menerangi bumi Russia yang dingin dengan pantulan cahaya Mentari dari instrumen khusus yang ditempatkan di orbit geostasioner.

Tatanan global ketika itu dinamai Dunia Kesatu bagi negara-negara maju dan modern. Lalu ada sebutan Dunia Ketiga bagi negara-negara yang masih terbelakang. Indonesia saat itu masih terbelakang, bahkan jatuh terpuruk hampir menjadi negara gagal ketika krisis moneter melanda dunia pada 1998/1999. Dan disitu pulalah tumbangnya regime Soeharto yang dituding sebagai regime yang membuat Indonesia bangkrut.

Negara-negara terbelakang ini, menurut Johan Galtung, adalah negara periferi bagi dunia barat. Meski secara teoritis mereka dihisap kapitalisme barat, tapi dalam kenyataannya negara-negara terbelakang ini berusaha dengan segala daya agar maju dan tidak lagi terbelakang dan tidak lagi dilecehkan sebagai bagian dari dunia ketiga yang miskin nggak keruan. Sementara dunia kesatu terus melaju mengembangkan dirinya lebih jauh sebagai adidaya intelektual yang menghasilkan iptek yang mumpuni untuk kesejahteraan negaranya masing-masing. 

Uni Eropa membuat terobosan ketika berhasil dengan roket peluncurnya Arianne dan Dr. Carlo Rubbia ilmuwan UE asal Italy berhasil memenangkan Nobel prize dalam ilmu Fisika, dimana ilmuwan hebat itu berhasil memecahkan masalah partikel lemah. Menyusul China juga berhasil dengan roket peluncur Long March-nya, sehingga tibalah momentum bagi India sekarang menjadi anggota club antariksa dunia yang eksklusif itu.

Selain inisiatif eksplorasi bulan, India telah menempatkan pesawat ruang angkasa ke orbit di sekitar Mars. Tujuan berikutnya adalah menerbangkan manusia lebih jauh lagi dan mengirim wahana ke Venus.

Untuk mencapai pendaratan di bulan, pendarat Vikram milik Chandrayaan-3, yang berisi penjelajah seberat 26 kg (57 pon) bernama Pragyan dan berbagai muatan untuk eksperimen ilmiah di Bulan, mulai turun sekitar pukul 08:15 ketika pesawat ruang angkasa tsb berada 30 km (20 mil) di atas permukaan. Dengan menggunakan trio mesin, pesawat ruang angkasa itu perlahan-lahan menurunkan ketinggiannya menjadi 7,4 km seiring penurunan kecepatannya dari 1.680 m/s menjadi 358 m/s dalam waktu 690 detik, menurut siaran langsung ISRO dari Telemetry Tracking and Command Network di Bengaluru.

Setelah pengereman kasar dan halus, pesawat ruang angkasa memasuki fase penurunan vertikal pada ketinggian 800 m dan perlahan-lahan mengurangi kecepatan vertikal dan horizontal hingga mendarat di permukaan Bulan.

Perjalanan Chandrayaan selama 40 hari dimulai dengan peluncuran pada 14 Juli. Pesawat ruang angkasa tsb melakukan lima manuver menuju Bumi untuk meningkatkan orbitnya, diikuti dengan injeksi translunar pada 1 Agustus untuk mengirimkannya ke jalur menuju Bulan.

Chandrayaan-3 mencapai Bulan empat hari kemudian dan menempatkan dirinya di orbit. Pesawat ruang angkasa itu kemudian secara bertahap menurunkan ketinggiannya untuk memposisikan dirinya pada fase penerbangan terakhir. Modul pendarat terpisah dari modul propulsi pada 17 Agustus, dan menyiapkan manuver deboost pada 20 Agustus sebelum upaya pendaratan.

Seluruh operasi misi, mulai dari peluncuran hingga pendaratan, terjadi dengan sempurna sesuai jadwal.

Pendaratan pesawat Antariksa India terjadi empat hari setelah Luna-25 Rusia jatuh ke permukaan bulan dalam upaya yang gagal untuk mendarat di dekat kutub selatan Bulan. Chandrayaan-3 dirancang untuk beroperasi selama satu hari lunar, setara dengan dua minggu.

Upaya India sebelumnya untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa robotik di dekat kutub selatan Bulan yang jarang dijelajahi berakhir dengan kegagalan pada tahun 2019. Pesawat tsb memasuki orbit Bulan tetapi kehilangan kontak dengan pendaratnya, yang jatuh saat melakukan pendaratan terakhirnya untuk mengerahkan kendaraan penjelajah guna mencari tanda-tanda air. Menurut laporan analisis kegagalan yang diserahkan ke ISRO, kerusakan tsb disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak.

Misi senilai US $ 140 juta pada tahun 2019 dimaksudkan untuk mempelajari kawah bulan yang diperkirakan mengandung endapan air dan dikonfirmasi oleh misi pengorbit Chandrayaan-1 India pada tahun 2008.

Antisipasi keberhasilan pendaratan meningkat setelah upaya Rusia yang gagal dan ketika saingan regional India, China, mencapai tonggak sejarah baru di luar angkasa. Pada bulan Mei, China meluncurkan tiga orang awak untuk stasiun luar angkasa yang mengorbit dan berharap dapat mengirim astronot ke Bulan sebelum akhir dekade ini. Hubungan antara India dan China telah merosot sejak bentrokan perbatasan yang mematikan pada tahun 2020.

Sejumlah negara dan perusahaan swasta berlomba-lomba untuk berhasil mendaratkan pesawat luar angkasa di permukaan bulan. Pada bulan April, pesawat ruang angkasa sebuah perusahaan Jepang tampaknya jatuh ketika mencoba mendarat di Bulan. Sebuah organisasi nirlaba Israel mencoba mencapai prestasi serupa pada tahun 2019, namun pesawat ruang angkasanya hancur akibat benturan.

Jepang berencana meluncurkan pendarat bulan ke Bulan sebagai bagian dari misi teleskop sinar-X, dan dua perusahaan AS juga berlomba untuk mendaratkan pendarat di Bulan pada akhir tahun ini, salah satunya di kutub selatan. Dalam beberapa tahun mendatang, NASA berencana mendaratkan astronot di kutub selatan Bulan, dan akan mencoba memanfaatkan air beku di kawah Bulan.

Kegagalan Russia beberapa hari sebelumnya tidak membuat India putus asa. India serius mempelajari misi India yang gagal empat tahun lalu dan misi sekarang akhirnya berhasil tanpa cacad.

Rakyat India tidak tergelincir. Mereka melanjutkan perjalanan dengan kekuatan dan kepercayaan diri yang membuahkan hasil.

India menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di dekat kutub selatan Bulan. Boleh dikata itu adalah sebuah perjalanan bersejarah ke wilayah yang belum dipetakan yang diyakini para ilmuwan menyimpan cadangan penting air beku. Banyak negara dan perusahaan swasta tertarik pada wilayah kutub selatan Bulan karena kawah yang dibayangi secara permanen itu mungkin menampung air beku yang dapat membantu misi astronot di masa yad.

Penjelajah bulan India akan melakukan eksperimen, termasuk analisis komposisi mineral permukaan bulan. Misi tsb diperkirakan akan berlangsung selama dua minggu, dan India selanjutnya akan mencoba misi Bulan berawak. Misi pendarat Vikram dan penjelajah Pragyan akan berlangsung selama 14 hari -- jumlah waktu tersedianya sinar matahari di dekat Kutub Selatan Bulan setelah pendaratan. Setelah 14 hari, pendarat dan penjelajah diperkirakan  akan kehilangan tenaga -- Lih indiatoday.in dalam https://tinyurl.com/2cbou6ep

Keberhasilan misi ke Bulan menunjukkan meningkatnya kedudukan India sebagai kekuatan teknologi dan ruang angkasa dan sejalan dengan citra negara yang coba diproyeksikan oleh PM Narendra Modi, yi sebuah negara berpengaruh yang berkemampuan menegaskan posisinya di antara elit global.

Keberhasilan itu memicu perayaan di seluruh India, termasuk di kota Bengaluru di India selatan, di mana para ilmuwan luar angkasa yang menyaksikan pendaratan tsb disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan. Setelah upaya yang gagal pada tahun 2019 , India kini bergabung dengan AS, Russia, dan China dalam mencapai tonggak sejarah ini.

Kita sedang menyaksikan sejarah, kata Modi mengibarkan bendera tiga warna India sambil menyaksikan pendaratan bersejarah dari Afrika Selatan, di mana dia berpartisipasi dalam KTT negara-negara BRICS -- Lih npr.org dalam https://tinyurl.com/27sd2cxs

India yang memiliki senjata nuklir tumbuh menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia tahun lalu, dan keberhasilan misi ke Bulan kemungkinan akan membantu popularitas Modi menjelang pemilihan umum tahun 2024.

Bulan ada di pelukan India sekarang. Seiring dengan itu Indonesia pun harus bergegas menuju Indonesia Jaya 2045 setelah terlebih dahulu membenahi BRIN dan menyelesaikan Lembah Silicon yang mandeg di Sukabumi.

Joyogrand, Malang, Sat', August 26, 2023.

Anak-anak sekolah di Guwahati India merayakan keberhasilan pendaratan Chandrayaan-3 di Bulan. Foto : npr.org, dari Anupam Nath/AP.
Anak-anak sekolah di Guwahati India merayakan keberhasilan pendaratan Chandrayaan-3 di Bulan. Foto : npr.org, dari Anupam Nath/AP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun