Agama tauhid tertua
Zoroastrianisme percaya hanya ada satu Dewa Pencipta Tertinggi yang universal, transenden, serba baik, dan tidak diciptakan, yi Ahura Mazda, atau "Tuhan Yang Bijaksana" (Ahura berarti Tuhan dan Mazda berarti Kebijaksanaan dalam bahasa Avestan).
Zoroastrianisme atau Mazdayasna adalah salah satu agama tertua di dunia yang masih survive dan diyakini komunitas tertentu. Agama ini bermula dari ajaran Nabi Zoroaster, Iran. Dikenal sebagai Zarathustra dalam bahasa Avestan atau Zartosht dalam bahasa Persia modern.
Zoroastrianisme memiliki kosmologi dualistik, yi baik dan jahat dan eskatologi yang memprediksi penaklukan akhir keserbagelapan atau kejahatan dengan kebaikan. Zoroastrianisme memuliakan dewa kebijaksanaan yang tidak diciptakan dan baik hati, yi Ahura Mazda (Dewa Bijaksana), sebagai Dewa Tertinggi.
Fitur unik Zoroastrianime, seperti monoteisme, mesianisme, penghakiman setelah kematian, surga dan neraka, dan kehendak bebas menurut sebagian akhli telah mempengaruhi sistem agama dan filosofis lainnya, termasuk bangsa Jahudi di masa bait suci kedua Yudaisme, Gnostisisme, filsafat Yunani, Kristen, Islam dan Buddha.
Praktek pemakaman kuno Zoroastrianisme di Yazd, Iran
Jauh dari keramaian Teheran, kota Yazd yang terletak di antara gurun Dasht-e Kavir dan Dash-e Lut, adalah kota terlupakan yang pernah menjadi jantung Kekaisaran Persia. Disini terdapat sebuah menara yang diselimuti debu dan pasir yang seakan melayang di kejauhan seperti gunung berapi yang tidak aktif di bawah sorot mentari tiada henti. Disitulah komunitas kecil Zoroaster yang masih tersisa di Iran meletakkan puluhan ribu mayat selama bertahun-tahun.
Pemakaman di menara adalah bagian dari praktek pemakaman kuno Zoroastrianisme, agama monoteistik tertua di dunia. Penganut Zoroaster (dikenal di India sebagai Parsis) menganggapnya sebagai "pemakaman langit". Jasad diletakkan terbuka di puncak menara yang disebut "menara keheningan", sebagai unsur alam seperti burung nasar.
Pemakaman khas Zoroastrianisme ini adalah alternatif ramah lingkungan untuk kremasi, konsisten dengan penghormatan agama mereka terhadap bumi. Kematian dianggap sebagai karya Angra Mainyu, perwujudan dari semua yang jahat, sedangkan bumi dan semua yang indah dianggap sebagai karya murni Tuhan. So, kita tidak boleh mencemari bumi dengan sisa-sisa kita. Penguburan terbuka adalah pemenuhan prinsip utama agama Zoroaster, yi mempraktekkan perbuatan baik.
Yang mengejutkan 3000 tahun setelah tradisi penguburan terbuka dimulai, tidak banyak lagi penganut Zoroaster yang tersisa untuk menjaga menara di Yazd tetap terbuka. Alih-alih, Zoroastrianisme yang ingin menaburkan kemenyan dan melihat atau menjalani praktek penguburan tradisional harus membuat wasiat agar jasad mereka dikirim ke sebuah hutan di pinggiran Mumbai, India, dimana menara keheningan terakhir masih beroperasi.
Di ruang doa pualam kuil Zoroaster di pusat kota Yazd, segelintir penganut mengikuti irama doa Persia kuno yang dilafalkan seorang Imam. Ia menjumput beberapa potongan kecil kayu cendana dan menaruhnya kedalam guci dan menaburkan kemenyan, lalu menyalakannya dan harum mistikal yang khas pun memenuhi ruang doa itu.