Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memudarkah Semangat Merah-Putih

9 Agustus 2023   14:06 Diperbarui: 9 Agustus 2023   14:19 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Betapa sepinya nuansa merah-putih di kota Depok. Foto: Parlin Pakpahan.

Antroposene merujuk pada era geologi di mana dampak manusia menjadi faktor utama yang mempengaruhi lingkungan bumi. Dalam konteks ini, semangat kebangsaan yang tetap membara di beberapa daerah seperti Surabaya dan Malang saya pikir berkaitan dengan aspek historis, budaya, dan identitas daerah tersebut. Kebanggaan terhadap sejarah perjuangan lokal, kepemimpinan tokoh-tokoh berpengaruh, serta warisan budaya yang kaya dapat memberikan fondasi kuat bagi semangat merah-putih.

2. Sosiologis.

Faktor-faktor sosiologis, seperti budaya lokal, tradisi, dan dinamika masyarakat, juga mempengaruhi semangat kebangsaan. Di kota-kota seperti Surabaya dan Malang, elemen-elemen ini lebih kuat dalam membentuk identitas lokal yang saling terkait dengan semangat merah-putih. Sebaliknya, di daerah-daerah yang lebih kosmopolitan seperti Jabodetabek, beragamnya budaya dan latar belakang sosial masyarakat membuat semangat kebangsaan terlihat lebih kompleks dan cenderung lebih halus.

Tempat kulineran di belakang RSSA kota Malang ini pun sejak dini sudah  merias diri dgn nuansa merah-putih. Foto: Parlin Pakpahan.
Tempat kulineran di belakang RSSA kota Malang ini pun sejak dini sudah  merias diri dgn nuansa merah-putih. Foto: Parlin Pakpahan.

3. Psikologis.

Psikologi individu berperan dalam semangat kebangsaan. Keterlibatan emosional dan identifikasi pribadi terhadap kelompok etnis, sosial, dan nasional dapat mempengaruhi seberapa kuat semangat kebangsaan dirasakan. Faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman hidup, dan konteks keluarga juga memainkan peran penting dalam membentuk pandangan individu terhadap semangat kebangsaan.

Soal mengapa semangat merah-putih tampak lebih kuat di daerah tertentu, seperti Surabaya dan Malang, sementara terkesan melempem di daerah lain, seperti Jabodetabek.

Ini tak lepas dari sejarah dan Perjuangan Lokal. Kedua kota tersebut memiliki sejarah perjuangan lokal yang signifikan selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kisah-kisah pahlawan dan semangat perlawanan bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat setempat.

Masyarakat Surabaya dan Malang memiliki karakteristik sosial dan budaya yang lebih homogen, yang dapat memperkuat rasa identitas dan semangat kebangsaan.

Upaya dari pemerintah daerah dalam mempromosikan semangat kebangsaan dan pendidikan yang mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai nasional juga berperan dalam mempertahankan semangat kebangsaan.

Sementara di daerah-daerah yang lebih urban dan global, pengaruh dari budaya internasional dan dinamika globalisasi menghasilkan pandangan yang lebih beragam tentang identitas nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun