Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Monster Modernitas, Penyucian dan Kasih Ilahi

15 Juli 2023   15:44 Diperbarui: 15 Juli 2023   15:50 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marx melihat kapitalisme sebagai sistem yang menghisap energi dan kehidupan dari tenaga kerja, sementara modal mendapatkan keuntungan dan akumulasi kapital. Dalam pandangan ini, vampirisme ekonomi mengekspos ketidakadilan dan ketimpangan yang mendasar dalam hubungan kapitalis, di mana nilai dan vitalitas manusia dikompromikan untuk keuntungan modal.

Pemahaman ini memperluas pandangan kita tentang metafora vampir dan penggunaannya dalam konteks sosial dan ekonomi. Marx menggunakan gambaran ini untuk menggambarkan kritiknya terhadap sistem kapitalis, menyampaikan pandangannya tentang eksploitasi tenaga kerja dan ketidakadilan struktural dalam masyarakat.

Aristokrasi yang terlihat dalam vampirisme, itu memikat karena dia menonjol sebagai seseorang yang tempatnya, tidak seperti kita, diakui dan dijamin secara permanen. Masyarakat egaliter modern seperti kita begitu tergila-gila dengan bangsawan karena bangsawan mewakili soliditas identitas yang bertahan melampaui semua perubahan keberuntungan dan ketenaran.

Tak heran, daya tarik aristokrasi vampir yang mewakili soliditas identitas yang bertahan melampaui perubahan keberuntungan dan ketenaran adalah lumrah bagi kalangan kapitalis. Aristokrasi vampir dalam narasi sering kali digambarkan sebagai sosok yang abadi dan tak tergoyahkan, memancarkan aura kekuatan dan keistimewaan yang melebihi manusia biasa.

Hanya, soliditas aristokrat vampir atau dracula itu anakronistik dan tidak relevan dalam konteks modernitas. Vampir, dengan usia mereka yang tak terhingga, menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan dunia yang terus berkembang. Mereka terperangkap dalam kehausan akan darah, yang dapat dipahami sebagai metafora bagi mereka yang terjebak dalam masa lalu yang tidak dapat mereka tinggalkan.

Vampir sebagai simbol transisi antara soliditas dan keberlanjutan masa lalu, tergantung pada darah kehidupan, dengan modernitas yang cair dan terus berubah. Vampir mencerminkan ketegangan antara soliditas identitas yang tidak dapat ditembus oleh waktu dan perubahan, serta ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan dunia yang semakin cair dan bergerak.

"Darah adalah kehidupan!" adalah ungkapan yang sering terkait dengan vampir dan menunjukkan pentingnya darah sebagai simbol vitalitas dan kehidupan. Dalam konteks ini, darah mewakili energi, vitalitas, dan keabadian, yang dikontras dengan kehabisan waktu dan ketidakmampuan untuk beradaptasi yang dialami oleh vampir.

Menyoroti konflik antara soliditas masa lalu dan transisi menuju modernitas cair dalam narasi vampir. Vampir menjadi perwujudan dari pergeseran dan ketidakstabilan dalam identitas dan eksistensi manusia dalam konteks perubahan zaman dan perkembangan sosial dan budaya.

Di era film Zombie sekarang, salah satu pertanyaan paling meresahkan yang diajukan zombie kepada orang-orang kontemporer adalah seberapa mirip zombie itu dengan dirinya sendiri. Bagaimana jika saya tidak lebih dari zombie, mayat animasi yang bergerak?

Kekhawatiran ini terkait erat dengan yang lain, yaitu efek alienasi masyarakat modern. Kita telah melihat penggunaan citra kapital vampir oleh Marx.

Kapital adalah tubuh fantastik, "Doppelgnger" atau "kepribadian ganda" yang mengerikan yang mengintai ke luar negeri saat tuannya tidur, secara mekanis memakan kesenangan yang dia tinggalkan dengan keras. Baik kapitalis maupun kapital adalah gambaran dari orang mati yang hidup, yang satu hidup namun dibius, yang lain mati namun aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun