Pada tahun 2002, dia menjadi presiden pertama negara itu setelah kemerdekaan, mengakhiri 24 tahun integrasi Timtim kedalam NKRI.
Sayang kabar gembira ini tercoreng oleh Presiden Timor Leste yang melantik Xanana kemarin yi Jose Manuel Ramos Horta. Ia berbicara ngawur di timeline facebooknya.
Berbeda dengan Xanana, sepertinya Horta takkan pernah berubah dari perwatakannya ketika jadi jubir Fretilin di luar negeri, hidup kesana kemari di luar negeri dari sumbangan sana-sini terutama negara sponsor yang maunya Indonesia segera hengkang dari Timtim karena "Emas Hitam Timor Gap" dan mengoceh tentang ketidakbenaran integrasi dan tentang Indonesia dari sisi terburuk penglihatan barat dan penglihatannya sendiri.
Horta menuding "rasa bersalah yang mendalam masih ada, yang secara tidak sadar tertanam jauh di dalam hati banyak orang Indonesia terhadap orang-orang Timor-Leste karena bangsa ini mengalami "dj vu", yi berputarnya kembali duo Xanana Gusmao-Ramos Horta sepeninggal Indonesia kl 24 tahun lalu.
Mengutip Horta dalam timeline facebooknya pada 1 Juli 2023 : "lebih dari dua dekade setelah negara setengah pulau kecil ini merebut kemerdekaan mereka dari tetangga raksasanya, para pejabat, cendekiawan, jurnalis, dan cendekiawan Indonesia, yang semuanya mengunjungi pelantikan Xanana Gusmao sebagai perdana menteri baru negara itu pada Sabtu 1 Juli ybl, mereka tidak menyembunyikan rasa bersalah yang mereka rasakan atas apa yang telah dilakukan oleh elit penguasa dan militer Indonesia terhadap Timor Leste" - Lih timeline facebook Horta, Senin, 2 Juli 2023 dalam https://tinyurl.com/2cdmzykk
Sedangkal itukah Horta memahami lepasnya Timtim dari NKRI. Look, begitu Timor Leste dideklarasikan pada 2000, petinggi Indonesia juga hadir, dan 23 tahun kemudian melihat lagi sosok duo Xanana-Horta, Indonesia juga memaklumi bahwa kaderisasi di negara baru itu tak mudah, persis bagaimana sulitnya Indonesia di masa lalu mengkaderisasi anak-anak Timtim untuk menjadi anak bangsa yang berguna d buminya sendiri. Mereka disekolahkan di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada masa integrasi.
Apakah petinggi-petinggi Indonesia yang hadir dalam pelantikan Xanana itu langsung terkesan dari penglihatan Horta merasa bersalah. Secupek itukah mereka ntah itu Pak Luhut, Ibu Susi Pudjiastuti, Dino Pati Jalal, Christine Hakim dll. Oh no. Mereka sadar Xanana sekarang berusia 77 tahun dan Horta berusia 73 tahun lebih muda sedikit ketimbang Xanana. Apa seusia ini duo Xanana-Horta berdosa. Kalau begitu, mengapa Horta harus terbata-bata mengatakan dalam timeline facebooknya bahwa pintu sudah mulai tertutup dan waktu semakin melaju cepat bagi keduanya. Dengan kata lain mengapa Horta harus menutupi kenyataan itu dengan menuding orang-orang Indonesia yang hadir dalam pelantikan Xanana kemarin sebagai "merasa bersalah" bahwa di usia tuek sekarang Xanana-Horta berduet kembali memimpin Timor Leste yang seharusnya sudah dilepas kepada generasi penerus sebangsa katakanlah Matan Ruak yang relatif lebih muda.
Betapa gegabahnya Horta si kacamata kuda yang berpikiran sempit dan mandul seperti itu. Sebagaimana diketahui Horta adalah peraih Nobel Perdamaian meski hanya dalam kacamata barat yang ketika itu merasa unggul dalam tatanan global karena runtuhnya Uni Soviet.
Saya pikir duo Xanana-Horta sekarang, itu alami saja dan itu tak menggambarkan yang bukan-bukan selain kaderisasi dalam rangka alih generasi perlu segera dilakukan Xanana-Horta sebelum nasi menjadi bubur. Dan jangan sekalipun menuding Indonesia harus menanggung rasa bersalah karenaNya.