Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Diplomasi Budaya Halak Hita di Timor Leste

1 Juli 2023   16:29 Diperbarui: 1 Juli 2023   16:34 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rochella Caffe dan kota Dili pada 2016. Foto: Parlin Pakpahan.

Areia Branca boleh dibilang kawasan wisata yang telah diinternasionalkan semasa satuan perdamaian PBB ditugaskan disana selama kuranglebih satu dekade, kita dapat melihat ikon utama berupa patung Kristus Raja legacy Indonesia yang menjulang tinggi di bukit Meti Aut. Yang masih perlu dikembangkan lebih jauh hanya tinggal wahana wisata air, termasuk penyediaan armada rental motor boat untuk mengelilingi perairan di sekitar Meti Aut.

Kalau untuk berjemur bagi kaum bule dari daerah dingin atau daerah salju, Areia Branca sudah sangat representatif, bahkan jauh lebih menarik dari pantai Kuta Bali. Maklum, Areia Branca masih jauh dari tercemar limbah industri dan segala macam limbah manusia-manusia yang tak perduli kebersihan lingkungan.

Kalau untuk surfing, potensi Timor Leste terletak di bagian timur Timor Leste seperti Los Palos, pulau Jaco dan di bagian selatan di sepanjang garis pantai Viqueque dan Manufahi. Sedangkan untuk Diving dan Snorkeling telah dirintis kerjasama dengan Ausie, obyek wisata yang dikembangkan terletak di kawasan Liquica dan pulau Atauro.

Xanana nyanyi bareng Amigos Band dan Amigos Band duet bersama Trio Ambisi ketika bergereja di eks GKTT di Bairopite, Dili. Foto: Parlin Pakpahan.
Xanana nyanyi bareng Amigos Band dan Amigos Band duet bersama Trio Ambisi ketika bergereja di eks GKTT di Bairopite, Dili. Foto: Parlin Pakpahan.

Obyek wisata Budaya Timor Leste juga kaya dengan beragam budaya etnik, mulai dari seni tenun ikat yang ada dimanapun di Timorleste, seni tari yang beragam mulai dari Lorsa Dance sampai dengan tari yang telah dimix dengan kebudayaan Porto yang lama bercokol di Timor Leste. Belum lagi seni tarik suara, di masa Indonesia kita mengenal nama Toni Pereira yang telah merekam lagunya sampai di Nirwana record Surabaya. Dan sejak Timor Leste diproklamasikan sebagai negara berdaulat pada tahun 2000, telah dirintis Pesta Carnaval 3 tahunan dan masih berlanjut hingga sekarang. Di samping menghadirkan kontingen dari semua distrik yang ada di Timor Leste,  juga kedutaan asing mempunyai kontingen serupa yang mewakili budaya dan pariwisata di negaranya masing-masing. Kontingen asing itu turut aktif  mewarnai carnaval tsb dan boleh dikata carnaval itu telah menjadi salah satu ikon kepariwisataan Timor Leste.

Malam Budaya Batak yang merupakan respon dari semuanya itu dimeriahkan oleh sejumlah artis Batak papan atas seperti Amigos Band, Trio Ambisi dan Rita Butar-Butar. Juga warga PKBTL mempertunjukkan Tari atau Tortor Sabangunan, Tortor Alu-Alu, Tortor Somba-Somba, Tortor Mangaliat dan Tortor Horas-Horas. Tortor itu bersifat swadaya, artinya datang dari Perhimpunan Batak-Timorleste itu sendiri. Juga ditampilkan Tortor Simalungun dan Tortor Karo.

Itu semua tak lepas dari keinginan baik komunitas Batak-Indonesia yang berasimilasi dan berakulturasi, karena kawin silang dan yang sekarang telah berkembang lebih jauh dalam keturunan berikut komunitas ini yang tentu harus senantiasa diingatkan tentang budaya leluhur dari kedua belah pihak. Acara ini didukung pihak KBRI Dili, juga didukung oleh komunitas Batak-Indonesia yang bertugas di Timorleste bahkan berbisnis dan lain sebagainya, termasuk didukung oleh Kerukunan Warga Indonesia di Timor Leste.

Begitulah kiprah sobat jadulku Robert Pangaribuan the owner Rochella Caffe di Dili Timor Leste, dan sobat jadul lain yang juga Laeku yi Anggiat Simanjuntak, acara ini di samping menghormati acara hari jadi RI ke-71, juga dimaksudkan untuk semakin mempererat hubungan RI-Timorleste, khususnya pengembangan kepariwisataan Indonesia, teristimewa Danau Toba, dan pengembangan kepariwisataan Timor Leste.

Saya lebih suka kalau semua itu disebut sebagai Diplomasi Budaya. Sebab budaya tak mengenal sekat, tak mengenal political hatred dan political perpetrated. Untuk menyembuhkan luka-luka lama antara keduabelah pihak, saya pikir memang diplomasi budayalah terobosannya.

Semoga Timor Leste di bawah Ramos Horta sekarang yang telah disetujui keanggotaannya di Asean dapat semakin mempererat persaudaraan Indonesia-Timor Leste yang kemarin tiba-tiba terputus karena ulah AS dan dunia barat yang sok jadi Polisi Dunia.

Horas Indonesia, PKBTL dan Timor Leste.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun