Teori Fukuyama yang Masih Diperdebatkan
Setidaknya bagaimana seorang Francis Fukuyama melihat perkembangan politik seperti ini melalui tesisnya bahwa demokrasi adalah puncak perkembangan pemerintahan yang dijalankan manusia.
Dalam bukunya "The End of History and the Last Man", Francis Fukuyama menyampaikan tesisnya bahwa demokrasi liberal adalah bentuk pemerintahan yang paling maju dan akhir dari perkembangan politik manusia. Ia berpendapat dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, ideologi-ideologi alternatif yang bersaing dengan demokrasi liberal, seperti komunisme dan fasis, telah kehilangan daya tariknya.
Fukuyama mengatakan demokrasi liberal menawarkan kombinasi antara kebebasan politik, hak asasi manusia, dan sistem ekonomi pasar yang efisien. Ia melihat demokrasi liberal sebagai sistem yang dapat menciptakan stabilitas politik, kemakmuran ekonomi, dan perlindungan terhadap hak-hak individu.
Pandangan Fukuyama tsb telah menjadi subjek perdebatan dan kritik dari berbagai pihak. Beberapa kritik terhadap tesis Fukuyama antara lain :
1. Pengembangan demokrasi. Beberapa peneliti dan teoretisi politik berpendapat bahwa demokrasi tidak selalu menghasilkan kemajuan politik yang linier. Mereka menyoroti tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menerapkan dan mempertahankan demokrasi di berbagai negara.
2. Beragamnya model demokrasi. Terdapat berbagai model demokrasi yang berbeda di berbagai negara, dan tidak semua negara mengadopsi model demokrasi liberal secara penuh. Demokrasi dapat bervariasi dalam hal institusi politik, kebebasan sipil, partisipasi politik, dan distribusi kekuasaan.
3. Ancaman terhadap demokrasi. Beberapa pengamat berpendapat bahwa demokrasi dapat menghadapi tantangan dari populisme, otoritarianisme, dan polarisasi politik yang mengancam prinsip-prinsip dasar demokrasi liberal.
Pandangan Fukuyama tentang demokrasi sebagai puncak perkembangan politik masih menjadi topik yang diperdebatkan di kalangan para ahli politik dan intelektual. Pandangan tsb tidak mencerminkan pandangan universal yang diterima secara luas, dan pandangan yang berbeda-beda masih terus berkembang dan diungkapkan dalam konteks perdebatan dan diskusi politik.
Sekadar Prediksi Perkoalisian
Dalam beberapa waktu ke depan kita akan melihat, Nasdem berkemungkinan akan berkoalisi dengan partai-partai kecil yang kembali lagi melaju dalam pemilu serentak 2024; dalam pendekatan terbaru Puan yang mencoba merangkul AHY, itu setidaknya menggambarkan bahwa PDIP cukup berkoalisi dengan satu parpol saja yakni PD, kalau masih ada yang mau melamar jadi bagian koalisi itu, silakan, masalah ada atau tidak pelamar baru, PDIP dan Capres Ganjar akan terus melenggang.Â