Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pemberdayaan UMKM Se-Nusantara Pasca Pandemi

7 Juni 2023   17:51 Diperbarui: 7 Juni 2023   17:57 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbankan dan Fasilitator UMKM

BLT selama pandemi sudah berjalan dengan baik. Terlepas dari pengemplang-pengemplang kecil yang tak diketahui dimana keberadaannya sekarang ini. Yang perlu ditindaklanjuti adalah bagaimana memperkuat modal para pebisnis mikro yang mampu bertahan di masa pandemi itu dengan fasilitas pinjaman dari perbankan. Pihak perbankan harus dikoreksi jangan hanya mengutamakan profit saja sekalipun itu usaha mikro, tapi harus percaya sepenuhnya kepada lembaga penjamin yang ditunjuk pemerintah.

Sudah saatnya bagi pemerintah untuk memperluas jaringan fasilitator UMKM di daerah. Mereka tak mesti pegawai tetap, tetapi tenaga kerja terlatih yang dikontrak dalam jangka waktu tertentu melalui multiyears project di sektor UMKM. Pelatihan bagi para calon fasilitator ini tentulah tanggungjawab Kementerian Koperasi dan UMKM, demikian juga pembayaran honor bulanannya yang diambil dari proyek, setelah nanti fasilitator terlatih itu diterjunkan ke lapangan.

Eksposur Bisnis dan Bisnis Model Kanvas

Dalam menyoal bisnis di berbagai level, kita mungkin sudah mendengar peranan influencer dan eksposur dalam dunia marketing beberapa tahun terakhir ini. Banyak yang tertarik begitu tingginya atensi masyarakat terhadap sebuah produk karena diinformasikan sendiri oleh seorang influencer di berbagai media massa. Singkatnya exposure bisnis adalah atensi yang didapatkan oleh perusahaan atau brand perusahaan dari informasi yang tersebar di media karena seorang influencer.

Banyak pebisnis yang tertarik dengan strategi pemasaran seperti ini bahwa seseorang yang terkenal luas di masyarakat akan mudah diiyakan oleh pengikutnya, termasuk apa yang ditawarkannya.

Nindi (20 tahun) dan menu Fardil Kebab, lapak depan Indomaret Jln Joyoagung, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Nindi (20 tahun) dan menu Fardil Kebab, lapak depan Indomaret Jln Joyoagung, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Bentuk barter melalui kemitraan model begini dilakukan dengan influencer yang menggunakan barang atau jasa suatu bisnis dan membayarnya melalui promosi di media sosialnya. Dari sudut pandang bisnis, hal ini memungkinkan bisnis untuk meningkatkan brand awareness melalui kredibilitas influencer guna menjangkau lebih banyak pelanggan secara cepat.

Sayang siasat bisnis ini meskipun masuk akal, tapi budaya kita tak sesimpel itu. Sejauh ini hanya orang kaya dan superkaya saja yang dihoohin masyarakat, atau sekurangnya orang yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan seperti Pak Luhut Menkomarinvest dan Pak Jokowi Presiden RI. Jelas ini musykil untuk digunakan si mikro. Kalaupun dipasarkan oleh katakanlah sekadar pegiat medsos, ini tentu tidak signifikan dibandingkan influencer sejati yang memasarkannya di medianya sendiri.

Kemudian yang terkini ada BMC atau "Business Model Canvas" yang merupakan hasil visualisasi suatu bisnis yang mencakup 9 elemen, yi key partners, key activities, key resources, value proposition, customer relationships, channels, customer segments, cost structure dan revenue streams dalam suatu bidang kanvas.

BMC diasumsikan bisa menjadi pendekatan yang tepat untuk menentukan strategi yang efektif dan sesuai dengan kondisi usaha mikro. Kesembilan elemen yang jadi fokus utama dalam pendekatan BMC adalah "Customer Segments", yi siapa calon konsumen yang berpotensi untuk membeli produk, baik secara demografis, psikografis, dan geografis; "Channels" atau "Saluran", bagaimana perusahaan menyalurkan produk kepada konsumen, apakah dijual sendiri oleh pelaku usaha  baik langsung maupun online melalui media sosial dan website, atau dibantu oleh toko mitra; "Customer Relationships", yi bagaimana cara yang dilakukan perusahaan dalam mempertahankan konsumen maupun pelanggan; "Value propositions", bagaimana menunjukkan nilai produk yang berguna dalam memenuhi kebutuhan dan menarik perhatian konsumen; "Key Resources", bagaimana menggunakan aset perusahaan yang membantu pelaku UMKM untuk melaksanakan usaha; "Key Activities", bagaimana aktivitas perusahaan dalam memproduksi suatu value produk yang akan ditawarkan kepada konsumen; "Key Partners", siapa saja pihak yang diperlukan dalam menjalankan operasional bisnis; "Revenue streams", bagaimana apakah produk yang ditawarkan berhasil memenuhi ekspektasi konsumen; "Cost Structures", berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk seluruh kegiatan usaha, dari pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga pemasaran produk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun