Pengaruh militer Rusia
Rusia adalah pengekspor senjata terbesar kedua secara global, dan pemasok utama ke negara-negara Afrika. Selama dua dekade terakhir Rusia telah menjalin hubungan militer dengan berbagai negara Afrika, seperti Ethiopia, Nigeria dan Zimbabwe.
Ikatan militer dikaitkan dengan  perjanjian militer bilateral serta penyediaan sepatu bot lapangan dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB. Gabungan China dan Rusia melebihi jumlah anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya dalam memberikan kontribusi pasukan untuk upaya pemeliharaan perdamaian PBB di Afrika.
Rusia juga aktif mendukung Zimbabwe. Tak lama setelah dilaporkan China telah menempatkan  rudal darat-ke-udara generasi baru di Zimbabwe pada 2018, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengumumkan negaranya juga menjalin kerjasama militer serupa dengan Zimbabwe.
Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa mengatakan negaranya membutuhkan bantuan Rusia untuk memodernisasi pasukan pertahanannya selama kunjungannya belum lama ini ke Moscow.
Prospek hubungan Rusia-Afrika
Baik Rusia dan China tertarik untuk memainkan perannya untuk masa depan Afrika. Perbedaan antara dua kekuatan besar ini adalah China merupakan bagian dari ekonomi regional Asia. Rusia adalah sekutu utama China. Gabungan kekuatan China-Rusia akan melampaui gabungan AS dan Eropa, dalam hal kekuatan global -- berdasarkan PDB, ukuran populasi, pengeluaran militer, dan  investasi teknologi.
China dan India telah mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan selama bertahun-tahun. Dan, populasi mereka yang sangat besar menjadikan mereka dua kekuatan dunia yang sangat penting. Sementara pertumbuhan ekonomi Rusia tetap melaju antara  1,5% dan 1,8%  per tahun untuk 2018-2010, dibandingkan tingkat rata-rata global saat ini sebesar 3,5% per tahun. Kendati demikian, Rusia tetap menjadi kekuatan utama dalam politik global. Bagi para pemimpin Afrika, yang terpenting adalah bagaimana memainkan perhatian baru Rusia di benua hitam itu untuk keuntungan negara mereka, dan tidak menjadi korban permainan catur geopolitik kontemporer yang selama ini didominasi AS dan barat.
Akhirnya, bagaimanapun orasi barat tentang konflik Ukraina, dan bagaimanapun jenderal-jenderal AS dan Nato berpropaganda tentang ketidakmungkinan Rusia mengalahkan Ukraina. Dunia via kontinen Afrika, Asia dan Amerika latin lambat-laun semakin menyadari AS dan Barat yang terkena Peter Pan Complex itu tak lama lagi akan menyesali bahwa dunia multi polar sudah di depan mata mereka. Dan bagi negara-negara yang sok netral, tapi tak sadar malah sering berpihak, juga akan sadar bahwa dirinya yang memble selama ini justeru karena hegemoni barat yang telah mempelorotkan harga diri dan mata uangnya ke comberannya sendiri tanpa pernah mengingat ada kotoran ketamakan barat selama beratus tahun disitu.
Joyogrand, Malang, Wed', May 31, 2023