Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bob Dylan Tak Tertandingi Memasuki Semua Relung Kehidupan Kita

27 Mei 2023   13:09 Diperbarui: 27 Mei 2023   13:11 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bob Dylan Tak Tertandingi Memasuki Semua Relung Kehidupan Kita

Iklim yang semakin memanas sekarang yang menyerang banyak wiilayah di muka bumi ini tak semata peristiwa alam, tetapi juga peristiwa manusia sebagai makhluk sosial dengan segala kausalitas yang ada di dalamnya. Industrialisasi yang tak kenal batas, nafsu hegemonis yang melahirkan gesekan hingga meletus perang dengan asap mesiu dan nyawa-nyawa manusia yang membubung ke langit biru. Itu semua membuat planet bumi ini semakin panas dan panas.

Di tengah memanasnya iklim, memanas juga suhu politik internasional, khususnya di Ukraina, Afrika dan Timur Tengah, termasuk suhu politik di negeri ini seperti perkorupsian dalam rangka membandari pertarungan politik di teater politik pemilu serentak dan pilpres 2024 yad.

Fenomena semacam ini senantiasa berulang dalam tempo dan irama yang berbeda. Sekarang sudah ada unsur alam yang marah karena ulah manusia, sedangkan yang lainnya adalah masalah itu lagi itu lagi seperti yang banyak ditemukan dalam balada-balada yang disuarakan Leo Imam Sukarno, Iwan Fals, Franky Sahilatua di negeri ini, dan Woody Guthrie dan Bob Dylan di AS nun jauh disana.

Dalam balada Dylan hal ini disentuh sangat mengena dan mendalam, dimana syair lagunya yang merakyat memasuki semua hal dalam dinamika manusia. Itulah yang saya rasakan ketika membuka-buka kenangan lama yang ada dalam lagu-lagu balada versi Bob Dylan.

Bob Dylan lahir dengan nama Robert Allen Zimmerman pada 24 Mei 1941, di Duluth, Minnesota, AS, dan dibesarkan di Hibbing, Minnesota, di Pegunungan Mesabi di sebelah barat Danau Superior. Dylan masih tetap sehat, dan sekarang berusia 83 tahun. Kakek dari pihak ayah Dylan, Anna Kirghiz dan Zigman Zimmerman, beremigrasi dari Odesa di Imperium Rusia (sekarang Ukraina ) ke AS, karena pogrom terhadap orang Yahudi tahun 1905. Kakek dari pihak ibu, Florence dan Ben Stone, adalah orang Yahudi Lithuania yang tiba di AS pada tahun 1902. Dalam otobiografinya, Chronicles : Volume One, Dylan menulis bahwa keluarga nenek dari pihak ayah berasal dari distrik Kazman Propinsi Kars di timur laut Turki.

Bob Dylan adalah seorang penyanyi-penulis lagu Amerika. Ia salah satu penulis lagu terhebat sepanjang masa, dan boleh dikata telah menjadi tokoh utama dalam budaya populer selama karirnya lebih dari 60 tahun. Sebagian besar karyanya yang paling terkenal berasal dari tahun 1960-an, ketika lagu-lagunya seperti "Blowin' in the Wind" (1963) dan "The Times They Are a-Changin'" (1964) menjadi lagu kebangsaan untuk hak-hak sipil dan gerakan antiperang. Liriknya selama periode ini memasukkan berbagai pengaruh politik, sosial, filosofis, dan sastera, menantang musik pop pada zamannya dan menjadi budaya tandingan.

Dalam Blowin' in the Wind misalnya Dylan menulis lyric sbb :

Berapa banyak jalan yang harus dilalui seorang pria sebelum orang mengakuinya seorang pria? Berapa banyak lautan yang harus dilalui seekor merpati putih sebelum dia tidur di pasir? Berapa kali tembakan meriam harus dilancarkan sebelum dilarang selamanya? Jawabannya .. itu semua tertiup angin.

Berapa kali seseorang harus menatap ke atas sebelum dia bisa melihat langit? Dan berapa banyak telinga yang harus dimiliki seseorang sebelum dia bisa mendengar orang menangis? Berapa banyak kematian yang diperlukan sampai dia tahu terlalu banyak orang yang mati? Jawabannya .. itu semua tertiup angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun