Waktu yang tersisa bagi Jokowi untuk melanjutkan proyek BTS itu seyogyanya ditangani kader terbaik PDIP. Toh koalisi dengan Nasdem sudah bubar jalan begitu Nasdem mencapreskan Anies si antitesa Jokowi. Pengganti yang tepat karenanya adalah dari kader PDIP sendiri.
Kalau ada yang mempersoalkan rekrutmen Menteri dari kader-kader partai itu salah karena kasus JGP. Ini patut ditertawakan. Kader dari manapun ntah dari partai, dari ormas, dari kampus, dari kalangan profesi dst. Itu sama saja. Bahkan sudah cukup lama kita mencalegkan para artis agar bisa bermain politik minimal di senayan.
Kader dari arah manapun yang kita pilih untuk menjadi A, B, C, D dst, itu bergantung dari pertimbangan kita selaku senior partai atau senior pemerintah yang memahaminya. Artinya kitalah yang tahu anak kita yang baik untuk ini dan yang buruk untuk itu. Kitalah yang paling tahu abc-nya big bos parpol A, B, C, D, E, F dst. Kitalah yang paling tahu bahwa jadi Menteri itu seharusnya andal atau mampu mengatur dan/atau memimpin sebuah organisasi besar yang namanya kementerian. Bukankah pemimpin itu adalah seorang yang berintegritas tinggi, tanpa harus "sangat tinggi", dan orang yang mampu mempengaruhi orang lain agar mengikuti kemauannya dalam rangka mencapai sebuah tujuan. Bukankah kita yang paling tahu bahwa kemauan siapa yang akan kita turuti itu adalah kemauan rakyat, minimal aspirasi bangsa yang sudah dituangkan dalam master plan sebuah regime.
Sudahi sajalah endorse-mengendorse capres itu, karena exercise of power akan menggelundung dengan sendirinya. Sistem dan mekanismenya sudah jelas. Sejauh memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku, setiap parpol berhak mengusung capresnya, dan setiap orang yang memenuhi syarat berhak dicapreskan.
Yang terpenting bagi Jokowi sekarang adalah meninggalkan legacy yang takkan pernah dilupakan bangsa ini, salah satunya adalah proyek strategis BTS dalam rangka mempersatukan nusantara dan memajukan bangsa.
Joyogrand, Malang, Fri', May 19, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H