Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Musik dan Ritual Kore Metan di Timor Leste Item Terbaru Kepariwisataan Asean

17 April 2023   16:41 Diperbarui: 17 April 2023   16:46 2566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah lintasan karnaval di Pantai Kelapa Dili yang banyak ditonton turis asing. Foto: Parlin Pakpahan.

Musik Kore Metan yang semula terasa asing, kini sudah tidak lagi, karena ada padanannya yi musik daerah dari Indonesia timur dan tengah, termasuk musik keroncong.

Mengenang TVRI dulu dalam acara Negeriku Tercinta Nusantara, ketika giliran Timtim ditayangkan, kita akan mendengar gesekan biola dengan iringan Orkes Kore Metan dan bersamaan dengan itu penyiar mencoba mengulas tentang pembangunan yang tengah giat-giatnya dilaksanakan di Timtim. Itulah semacam latihan rasa bagi publik luas sebelum mengukuhkannya sebagai salah satu asset budaya Indonesia.

Sebuah lintasan karnaval di Pantai Kelapa Dili yang banyak ditonton turis asing. Foto: Parlin Pakpahan.
Sebuah lintasan karnaval di Pantai Kelapa Dili yang banyak ditonton turis asing. Foto: Parlin Pakpahan.

Anacleto Mendoca, kelahiran Mei 1952, telah memainkan musik Kore Metan sejak tahun 1982 dan di masa Indonesia dia adalah pemimpin Orkes Kore Metan Sang Surya. Dalam my diary dia mengatakan musik Kore Metan sesungguhnya tak asing bagi Indonesia, sebab musik tsb banyak dipengaruhi oleh musik rakyat dari Indonesia timur, tengah, termasuk musik keroncong.

Dari tanpa nama menjadi bernama

Sebelum dikenal sebagai musik Kore Metan, musik ini ibarat tanpa nama. Dalam buku "Kumpulan Naskah Tari Wekeke, Tari Ular, Tari Perang dan Kore Metan, Depdikbud Timtim, 1985", yang disusun oleh Fransisco do Nascimento, Joao Nunes de Carvalho, Jose Antonio da Costa dan Henrique Magno de Carvalho, dijelaskan pada akhir tahun 1800 dan menjelang tahun 1900 orkes tradisional Timtim yang menggunakan biola, gitar, ukulele, mandolin dan gendang atau perkusi sudah ada di Timtim sebagai masukan dari Eropa dan daerah-daerah Hindia Belanda di sekitar NTT dan Maluku sekarang.

Pada tahun 1950 mulai masuk alat-alat musik modern ke Timtim seperti piringan hitam, tape recorder dll, sehingga orkes-orkes tradisional yang semula mendapat tempat di hati masyarakat mulai tergeser kedudukannya, terlebih di kalangan pegawai dan orang yang berada. Kemudian pada tahun 1960 mulai bermunculan band-band dengan peralatan elektronik yang semakin mendesak orkes tradisional. Musik tradisional praktis hanya dipergelarkan pada acara Kore Metan di kalangan wong cilik.

Obyek wisata pantai dekat Pelabuhan Dili. Foto: Parlin Pakpahan.
Obyek wisata pantai dekat Pelabuhan Dili. Foto: Parlin Pakpahan.

Sebagaimana disinggung dimuka, salah satu upacara Kore Metan adalah ritual pelepasan kain hitam yang dipakai oleh seseorang atau sekelompok orang setelah sekian lama berkabung atas kematian salah seorang sanak saudara. Puncak dari acara ini adalah acara gembira berupa pesta dansa dengan iringan musik. Ini pertanda bahwa masa berkabung usai sudah dan sekarang mari kita bergembira ria.

Dasawarsa 1960-an itulah konon awal dari lahirnya nama musik Kore Metan, yakni istilah yang dioperalih dari nama ritual nenek moyang. Hal ini bukan berarti musik tsb hanya dimainkan pada acara Kore Metan saja. Nama Kore Metan dioperalih terutama karena dilatarbelakangi oleh adanya itikad agar musik tradisional Timtim itu lestari sepanjang masa seiring dengan lestarinya ritual Kore Metan yang unik dan khas Timtim itu.

Gaya musik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun