Ojek adalah salah satu moda transportasi paling umum yang dapat ditemukan di pulau Sabu. Ojek dapat dijumpai di sekitar pelabuhan, atau terminal bus. Tarif ojek di pulau Sabu bervariasi tergantung pada jarak dan lokasi tujuan, dan sebaiknya tawar-menawar saja.
Yang pasti, saya dan Ricky menyewa motor dari penginapan yang memang menyediakan rental kenderaan bermotor untuk berkeliling di pulau Sabu. Sebagian besar penginapan di pulau Sabu menyediakan layanan semacam itu.
Kami kembali ke Desa Namata, karena kemarin sudah kesorean, tentu sekadar colek begitu saja tak cukup untuk memahami obyek wisata alam sekaligus budaya ini.
Desa Namata terletak di tengah-tengah pulau Sabu, sekitar 5 kilometer dari kota Seba, yang merupakan ibukota kabupaten Sabu Raijua. Namata adalah salah satu desa adat yang terkenal karena memiliki tradisi kain tenun ikat yang sangat khas dan dihargai. Selain itu, di desa Namata juga terdapat beberapa objek wisata seperti pantai dan area perkebunan kelapa yang dapat dikunjungi oleh wisatawan.
Selain tradisi tenun ikat yang terkenal, di Desa Adat Namata terdapat beberapa peninggalan megalitikum yang menarik untuk dikunjungi.
Peninggalan megalitikum di Desa Adat Namata terdiri dari beberapa jenis, antara lain punden berundak, menhir, dan dolmen. Menhir dan dolmen merupakan jenis peninggalan megalitikum yang umum ditemukan di seluruh Indonesia dan banyak ditemukan di daerah-daerah pegunungan atau daerah dengan tanah tinggi, sedangkan punden berundak lebih sering ditemukan di daerah pesisir.
Megalit Sabu dianggap sebagai keajaiban alam. Secara umum ditransmisikan dalam ingatan kolektif warga sebagai karya kekuatan supranatural. Bagi pengunjung dari luar, batu-batu besar yang ditemukan di tempat-tempat ritual di Sabu muncul seakan dalam semalam dengan sihir di masa lalu.
Kenyataannya batu-batu besar itu dibentuk oleh alam dan merupakan peristiwa yang menarik bagi ahli geologi. Menurut ahli geologi Ron Harris batu pasir ini merupakan konkresi hasil dari proses sementasi yang terbentuk 250 juta tahun yang lalu pada kedalaman dua kilometer atau lebih.
Selama 2 juta tahun terakhir, tumbukan antara lempeng benua Australia dan Asia mengangkat batu pasir ke permukaan. Tabrakan kedua lempeng tektonik itu merupakan proses berkelanjutan yang bertanggungjawab atas sejumlah gempa bumi yang dirasakan di daerah tsb -- lih Website Genevieve Duggan dalam https://tinyurl.com/2ksbnmo2