Satu hal yang pasti air tanah adalah salah satu jenis air juga. Hanya karena jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak kesalahfahaman disini. Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini disebut akifer.
Air tanah akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan laut), adanya lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien aliran air tanah (potentio metrik). Pola gradien dapat ditentukan dengan menarik kesamaan muka air tanah yang berada dalam satu sistem aliran air tanah yang sama.
Mengapa pergerakan atau aliran air tanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci dari penentuan suatu daerah kaya dengan air tanah atau tidak, sebab tidak seluruh daerah memiliki potensi air tanah alami yang baik.
Aliran air tanah ini  akan dimulai pada daerah resapan air tanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan air tanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan.
Melihat fakta di Pangaribuan, dimana banyak kita dapatkan air na marmimir atau luapan-luapan kecil mata air di setiap cerukan sebuah ngarai yang otomatis menjadi lahan persawahan warga, maka potensi air tanah di Pangaribuan terbukti sangatlah besar, apalagi di daerah mendatar seperti persawahan Rimba di Desa Pakpahan, dan desa Silantom, Pangaribuan.
Wacana akhir
Khusus Pangaribuan yang berada di lintasan niaga ke Tarutung, Siborong-borong, Balige, Parapat dan Siantar di Simalungun, serta Medan selaku ibukota Propinsi Sumut, lahan-lahan tidur disini, khususnya di persawahan rimba yang ribuan hektar adalah persawahan tadah hujan.Â
Lahan tadah hujan ini sudah saatnya dikembangkan dengan irigasi sumur pantek, tanpa perlu harus merogoh cash dari kantong-kantong petani yang ngepas itu, tapi bergantung bagaimana kepiawaian Pemda setempat untuk menggandeng perbankan selaku mitra yang dapat memberikan kredit yang pasti bagi para petani yang membutuhkannya.
Tugas utama Pemda cq Dinas Pertanian setempat adalah memfasilitasi warga dan menganggarkan pencetakan sawah di APBD Taput, termasuk mengganggarkan dana untuk teknisi yang siap pakai untuk membangunnya disana.
Saya pikir irigasi sumur pantek adalah pilihan yang tepat untuk lahan-lahan tidur di daerah-daerah penyangga Danau Toba seperti Pangaribuan, Sipahutar, Garoga, Adiankoting, Pahae, dan Sipoholon di Taput, termasuk di Humbang Hasundutan, Dairi, Karo dan Simalungun.