Penggunaan dalil Kindleberger trap oleh elit-elit AS dan barat juga semakin memperburuk ketegangan dan konflik antara AS Vs Rusia-China. Para penasehat politik Barat cenderung mengedepankan pendekatan ini, seakan itulah panacea-nya.
Dalam realitas politik, ada kesenjangan besar antara konsep dan kenyataan. Di satu sisi, narasi perdamaian dan pembangunan tidak pernah absen dalam pernyataan AS, tetapi telah menjadi ilusi dalam pengejaran hegemoni AS, bahkan menjadi alat untuk mempromosikan hegemoni. Mereka bersembunyi di balik dalil politik terurai di atas.
30 tahun sejak berakhirnya Perang Dingin, dunia sebetulnya sudah menikmati perdamaian jangka panjang yang menjanjikan, kecuali ulah AS dan keterperangkapannya di Afghanistan selama 20 tahun. AS eksodus terbirit-birit dari Afghanistan dengan kerugian nyawa serdadu yang tak terhitung, belum lagi persenjataan yang hancur dan ratusan milyar US $ raib ke langit biru.
Penegakan HAM-kah disana. Oh no. Yang terjadi di bumi Taliban itu adalah kegagalan AS untuk menjadikan Afghanistan sebagai menara pemantau dunia. Apakah ini dalil Hulagu Khan dan jalan sutera China tempo doeloe. Ntahlah.
Setelah konflik Rusia Vs Ukraina, AS dan UE memberikan bantuan militer ke Ukraina, dan menggunakan hegemoni keuangan mereka untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan terberat terhadap Rusia, termasuk membekukan ratusan miliar dolar cadangan devisa Rusia dan menendang Rusia dari SWIFT. Inilah boleh jadi sanksi terberat dalam hubungan internasional sepanjang sejarah.
Langkah-langkah ini tidak membuat Rusia bertekuk lutut, tetapi memicu fluktuasi drastis di pasar energi dan keuangan internasional. Semua negara terdampak, bahkan sampai pangan pun terdampak.
US Dolar telah menjadi mata uang cadangan dominan dunia. AS telah lama menyalahgunakan posisi ini untuk merebut kekayaan negara lain. Hanya dalam satu setengah tahun sejak merebaknya Covid-19, AS telah mencetak hampir setengah dari seluruh dolar yang beredar selama lebih dari 200 tahun sejarahnya, membuat dunia menghadapi tekanan yang disebabkan oleh inflasi, turbulensi, dan gelembung yang diakibatkannya.
AS memprivatisasi dan mempersenjatai barang publik, memanage sistem keuangan global dalam konflik geopolitik untuk menghadapi negara dan politisi tertentu di sejumlah negara yang bermusuhan.
Inggeris adalah kekuatan hegemonik yang tidak mampu menyediakan barang publik internasional di antara dua perang dunia. Ini semua dioperalih AS sampai tiba di persimpangan ketika dunia semakin multi polar, seperti Rusia yang sudah pulih sepenuhnya kekuatan militernya pasca bubarnya Uni Soviet dan China yang kini semakin berjaya di dunia iptek, barang-barang publik global dst dst.