Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Thucydides dan Kindleberger Trap sebagai Metamfetamin Pemicu Hegemonisme AS dan Barat

6 Maret 2023   17:56 Diperbarui: 6 Maret 2023   18:01 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rally aktivis anti perang di Washington mendesak AS menghentikan provokasinya di Ukraina. Foto : globaltimes.cn

Cerita yang sama berulang dalam konflik Rusia Vs Ukraina. AS dan Barat telah menarasikan sejumlah cerita yang mencemarkan nama baik Rusia. Narasi itu mencolok dan provokatif. Misalnya, video serangan pesawat tak berawak Turki terhadap tentara Syria digambarkan sebagai tank Rusia yang dihancurkan di medan perang Ukraina. Video latihan militer Rusia pada April 2021 dibuat seakan Rusia menembaki kota-kota Ukraina. Gambar anak-anak yang terluka dalam serangan udara di Syria pada tahun 2018 dibuat sebagai anak-anak Ukraina korban perang Putin.

Thucydides Trap dan Kindleberger Trap

Diskursus politik internasional AS dan Barat telah menciptakan dalil-dalil politik yang seakan baru seperti "Dilema keamanan," "Perangkap Thucydides" dan "Perangkap Kindleberger" selama beberapa dekade, yang semuanya mengarah pada stabilitas hegemoni yang berkelanjutan.

Thucydides trap adalah dalil politik yang mengacu pada kemungkinan konflik yang timbul ketika kekuatan sebuah atau beberapa negara naik dan kekuatan lain merasa terancam oleh keberadaan kekuatan yang baru naik tsb. Dalil ini dipetik dari sejarawan Yunani kuno Thucydides, yang menulis tentang perang Peloponnesian antara Athena dan Sparta.

Dalam konteks hubungan antara AS dan Rusia, beberapa ahli politik dan pengamat telah mengaitkan konsep Thucydides trap dengan peningkatan ketegangan dan persaingan antara kedua negara, terutama setelah AS menarik pasukannya dari Afghanistan pada tahun 2021.

Tidak semua analist setuju bahwa penggunaan konsep ini adalah tepat atau akurat dalam memahami situasi geopolitik antara AS dan Rusia. Beberapa kritikus menganggap konsep ini terlalu deterministik dan membatasi kemampuan negara-negara untuk menentukan kebijakan mereka sendiri.

Penggunaan dalil Thucydides trap yang disaranpaksakan penasehat politik Washington justeru memperburuk ketegangan antara AS dan Rusia, karena terbukti memicu perasaan saling curiga dan ketakutan antara keduanya. Para penasehat ahli itu seyogyanya lebih fokus pada upaya untuk mempromosikan dialog dan kerjasama di antara kedua negara. Sayang, upaya semacam ini diabaikan. Yang terjadi justeru pengipasan membakar tiada henti dari para penasehat atau tepatnya penghasut ahli itu terhadap elit politik AS dan barat.

Demikian pula halnya dengan dalil politik Kindleberger trap ketika AS melihat bahwa China sekarang adalah China yang semakin membesar dan dapat memasok dunia dengan berbagai produknya. Ini artinya China tak lama lagi akan di depan AS.

Kindleberger trap adalah dalil politik yang mengacu pada kemungkinan konflik yang timbul ketika kekuatan ekonomi sebuah atau beberapa negara naik dan kekuatan lain merasa terancam oleh kekuatan ekonomi yang baru naik tsb. Dalil ini berasal dari sejarawan ekonomi Charles Kindleberger, yang menulis tentang krisis ekonomi global pada tahun 1930-an.

Dalam konteks hubungan antara AS dan China, beberapa ahli politik dan pengamat telah mengaitkan dalil Kindleberger trap dengan peningkatan persaingan dan ketegangan antara kedua negara, terutama karena China semakin menjadi kekuatan ekonomi yang dominan dan memasok produk-produknya ke seluruh dunia.

Lagi-lagi konsep ini terlalu fokus pada persaingan ekonomi dan memandangnya sebagai satu-satunya faktor yang menentukan dalam hubungan antara negara-negara, so variabel penting lainnya terpinggirkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun