Yang konkret, politik adalah urusan perut dan kocek kita. Apakah kita hanya tongpes atau tak makan hari ini atau tongpes sepanjang hari, bulan dan tahun ke tahun atau kita kelaparan atau kocek kita terbatas atau berlebih dst. Itulah politik bukan dalam arti delusi, tapi dalam arti konkret "cogito ergo sum", mengutip Rene Descartes.
Karena begitu konkretnya pemaknaan di atas, maka tak salah kita bertanya apakah ke-9 parpol yang ada di parlemen sekarang sudah mempunyai pandangan yang pasti bagaimana setelah kader mereka berkuasa nanti, apakah akan mampu memanage pemerintahannya untuk mengisi kocek kita dengan uang yang cukup dan manusiawi, mampu mengisi perut kita dengan makanan empat sehat lima sempurna, mampu secara pancasilais memanage perawatan kesehatan kita, atau masih tetap terpaksa mati di lobby RS lantaran tak sanggup bayar uang muka RS yang sangat kapitalistis itu.
Haqqul yaqien, selain PDI-P yang mempunyai mahaguru politik luarbiasa seperti Soekarno, partai lain sepertinya masih dalam taraf pelatihan untuk dapat lebih trampil dalam berpolitik konkret seperti itu. Mereka harus membuktikannya dalam proses pengkaderan di internal partai dan bagaimana berkomunikasi dengan grass root untuk mendapat masukan bagaimana berbuat konkret di negeri ini. Dan bagaimana agar hoax induk yi "hantu komunis", "hantu China" dan hantu-hantuan lainnya dapat dieliminir dari bumi persada ini.
Joyogrand, Malang, Tue', Jan' 24, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H