Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ivan Pavlov dan Stimulasi Terkondisi Menuju Tidur yang Lebih Baik

7 Januari 2023   17:21 Diperbarui: 7 Januari 2023   17:29 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua hewan memiliki siklus istirahat yang terkait dengan ritme 24 jam matahari terbit dan terbenam, dan kita manusia merupakan satu-satunya spesies yang mencoba mengatasi hal ini.

Orang membutuhkan waktu tidur yang berbeda. 8 jam masih merupakan aturan praktis yang baik, tetapi ada tes yang lebih sederhana. Jika mengantuk di siang hari, kita mungkin membutuhkan lebih banyak istirahat. Dengan lebih banyak istirahat, maka rasa lelah kita akan berkurang. Studi ilmiah menunjukkan jika kita tidur nyenyak, sistem kekebalan tubuh kita akan bekerja lebih baik. Kita akan berpikir lebih jernih, akan lebih berkinerja dalam setiap pekerjaan. Metabolisme kita akan berfungsi lebih efisien, kadar gula kita akan lebih stabil. Respon kita terhadap sesuatu lebih tajam.

Studi ilmiah lebih jauh mengatakan kurang tidur terkait dengan sejumlah penyakit selain "bunion", seperti kanker, diabetes, asam urat, penyakit jantung, stroke, alzheimer, obesitas dan kesehatan mental yang buruk. Bunion adalah benjolan yang berkembang secara bertahap pada sisi dalam sendi tulang ibu jari kaki. Kondisi ini diawali dengan bergesernya sudut tulang ibu jari kaki ke arah telunjuk jari kaki.

So, persingkatlah pekerjaan ketimbang berkompromi soal tidur. Cobalah berpikir tentang tidur seperti olahraga, sesuatu yang dapat didekati dengan ketelitian dan niat. Tapi itu tidak berarti perlu menjadi pekerjaan rumah. Kita bisa mendapatkannya melalui latihan yang cermat.

Cobalah familiar untuk beristirahat di malam hari. Ini tentang bagaimana merasa rileks dan nyaman. Ini yang seharusnya kita raih. Terasa sulit memang untuk memulainya, karena tidak ada jalan pintas. Dalam budaya dimana kita menyukai efisiensi dan pengoptimalan, kita tidak bisa "meretas tidur". Tidak ada pil yang dapat mengubah 6 jam menjadi 8 jam. Jelasnya kita harus memikirkan bagaimana mengatur waktu.

Namun ada cara untuk meningkatkan istirahat. "Tidur hygienis" telah menjadi kata kunci, dan itu adalah cara terbaik. Kita semua melakukan hal-hal dasar yang kita pelajari saat balita, seperti mencuci tangan, menggosok gigi, yang ke semuanya itu adalah untuk menjaga kesehatan.

Kebiasaan yang dapat membantu tidur adalah hal yang mendasar. Kita harus menghindari makan atau minum alkohol di sekitar tempat tidur. Cobalah mengendalikan hal itu setiap malam. Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mengkondisikan otak kita untuk bersiap tidur dengan melakukan rutinitas "dial-down" (mengontrol perangkat listrik sehingga dapat mengurangi tingkat suara, cahaya, panas dll yang ada dan terkondisi di kamar kita). Jangan lupa minum secangkir teh mint atau teh rasa mentol, menyemprotkan wewangian, atau melakukan peregangan ringan. Apapun itu, lakukanlah setiap malam sehingga memberi sinyal ke otak kita bahwa inilah saatnya untuk menyerah.

Ingat teori pengkondisian dari Ivan Pavlov. Kita adalah obyeknya. Ivan Pavlov, Fisiolog peraih Nobel 1904 untuk karya ilmiahnya tentang poses pencernaan. Eksperimen Pavlov terhadap anjing atau doggy berperan penting dalam penemuan salah satu konsep terpenting dalam psikologi yi pengkondisian yang selanjutnya berkembang lebih jauh dalam aliran psikologi perilaku (lih harappa.education https://tinyurl.com/2mt86edq).

Saat mempelajari pencernaan doggy, Pavlov mencatat subyek tsb mulai mengeluarkan air liur setiap kali petugas peneliti memasuki ruangan.

Doggy mulai mengeluarkan, bahkan sering, air liur tanpa adanya makanan dan bau makanan doggy pada umumnya. Pavlov segera menyadari bahwa respon saliva atau air liur ini bukan karena proses fisiologis yang otomatis.

Berdasarkan pengamatannya, Pavlov menyarankan air liur adalah respon yang dipelajari. Subyek doggy Pavlov merespon adanya seragam warna putih petugas peneliti, yang oleh doggy subyek dikaitkan dengan penyajian makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun