Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Melestarikan Rumah Tua dan Pohon Tua dalam Kepariwisataan Kita

9 Desember 2022   15:46 Diperbarui: 15 Desember 2022   03:00 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon-pohon tua nan rindang di Ijen Boulevard, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Kita patut bersyukur bahwasanya kita sudah modern sekarang dengan contoh nyata dunia perkeretaapian kita sekarang selaku moda transportasi massal. Jabodetabek, khususnya Jakarta, boleh dibilang adalah contoh modernisasi terdepan negeri ini. 

Kita berharap subway yang tadinya jauh dari impian kita akan segera menjadi kenyataan, begitu juga LRT yang meluncur di jalan layang, termasuk ke depannya bus-bus listrik yang bakal mengisi armada Transjakarta ke depan ini.

Gereja Katholik Bunda Hati Kudus, Kajoetangan Heritages, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Gereja Katholik Bunda Hati Kudus, Kajoetangan Heritages, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Demikian pula halnya kesadaran wisata kita yang semakin tinggi sekarang ini sebagaimana dicontohkan kota tua Batavia yang sudah rapi dan terpelihara dengan baik demi dan untuk kelestariannya berabad-abad ke depan.

Kesadaran wisata sejarah ini juga sudah menggembirakan di sejumlah daerah seperti Jawa timur. Legacy Belanda cukup banyak di daerah ini, ntah itu di Surabaya, Jember, Madiun, Blitar, Malang dst.

Di kota Malang misalnya yang pemkotnya sudah mengembangkan Kajoetangan Heritages di downtown Malang. 

Kini Kajoetangan Heritages selaku wisata kota tergres yang mulai ramai itu telah menginspirasi warga bahwa legacy Belanda dalam lintasan sejarah kota Malang perlu memang dilestarikan. 

Sampai-sampai terpikirkan bahwa pohon-pohon tua legacy Belanda pun, ntah itu pohon Trembesi, Kenari dan Beringin yang umurnya di atas 100 tahun, juga perlu dilestarikan sejauh para akhli dapat memikirkan bagaimana teknik pelestariannya.

Rumah tua legacy Belanda yang masih terawat, Jln Diponegoro, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Rumah tua legacy Belanda yang masih terawat, Jln Diponegoro, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Di perkotaan di mana pun itu, kita akan melihat bahwa di downtown atau pusat kota dengan jari-jari 1-3 Km pastilah banyak bangunan-bangunan tua legacy Belanda, kecuali legacy yang jauh sebelum itu.

Entah itu legacy Kanjuruhan di kota Malang yang sudah tertimbun oleh perjalanan waktu atau legacy Majapahit di Mojokerto yang sampai sekarang para arkeolog masih pusing menggali dan mereka-rekanya sesuai metoda potassium karbon dalam arkeologi ragawi apakah masih termasuk era Majapahit atau bukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun