Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pilihan Dilematis Kota Sukabumi: Merawat-Lestarikan Heritages atau Mengamini Modernisasi Tak Terkendali

5 Oktober 2022   20:13 Diperbarui: 12 Oktober 2022   14:43 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendopo tempo doeloe di downtown Sukabumi. Foto : Parlin Pakpahan.

Titik heritages selanjutnya yang akan dirawatlestarikan adalah titik Alun-Alun Merdeka hingga ke Pecinan yang sekarang dikenal sebagai Pasar Besar.

Kawasan heritages inilah stop oper pertama warga kota yang ingin bersantai malam di kotanya sendiri, dan para pelancong luar pun termotivasi untuk menikmati downtown Malang terlebih dahulu sebelum raun-raun ke obyek-obyek wisata lainnya di Malang raya.

Lih keterangan foto. Screenshot dipetik dari PDF ANRI tentang Sukabumi.
Lih keterangan foto. Screenshot dipetik dari PDF ANRI tentang Sukabumi.

Sekadar Flash Back

Sukabumi adalah sebuah kota kecil yang sejuk dan indah di lereng Gunung Gede Jawa Barat (kl 120 Km sebelah timur Jakarta).

Dari kota inilah nongol Farid Harja dengan grup band-nya Bani Adam pada dekade 1970-1980. Ingat lagu parodi karya Farid yang kesohor itu, Karmila. Farid kemudian lebih ngetop dengan nama Farid Bani Adam.

Juga dari kota ini pula nongol si Tenda Biru Desy Ratnasari dan seorang Ilmuwan jelita ahli Astrofisika Karlina Leksono yang dilahirkan di sini dan kemudian ngetop di dunia Sains Indonesia. 

Dan dari kota ini kita mengenal pejuang Angk 45 Kolonel Edi Djadjang Djajaatmadja kelahiran Djampang yang pernah dipercaya jadi Walikota Jakarta Pusat pada dekade 1970.

Masih banyak lagi anak-anak Sukabumi yang berguna untuk negeri ini, di samping tentu banyak juga yang useless.

Dan di kota kecil ini pulalah penulis melewatkan masa kecil dan masa remajanya ketika Ayahnya meng-Admin sebuah Perkebunan Teh Swasta di Gunung Manik (kl 20 Km sebelah timur Sukabumi) tak jauh dari Terowongan KA Lampegan yang terkenal itu.

Iklan tempo doeloe di suratkabar Preanger, Bandung. Screenshot dipetik dari delpher.nl
Iklan tempo doeloe di suratkabar Preanger, Bandung. Screenshot dipetik dari delpher.nl

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun