Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kajoetangan Heritage di Downtown Malang yang Sudah Berkilau

29 Agustus 2022   18:02 Diperbarui: 29 Agustus 2022   18:06 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisman terlihat bersantai di pedestrian Kajoetangan Heritage, downtown Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Nuansa vintage di Kawisari Koffie, Kajoetangan Heritage, downtown Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Nuansa vintage di Kawisari Koffie, Kajoetangan Heritage, downtown Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Nuansa khas 1920-an begitu terasa saat memasuki Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut. Posisi kedai satu dengan rumah tinggal, khas masyarakat tempo doeloe.

Begitu juga di Gang I pintu masuk ke perkampungan heritage dari sisi Jln Basuki Rahmat, sudah ada sejumlah warga yang membuka lapak menjajakan minuman dan kuliner khas Malang seperti Nasi Goreng Jawa Khas Malang yang dinamakan Nasgor Tahes Arema (Tahes disini adalah Sehat). 

Saya terpaksa mencobanya karena saya baca di daftar menu ada Nasi Goreng Pete plus ikan asin. Ternyata uenak cak. Pak Amin (64 tahun) si penjaja nasgor arema ternyata talkative dan pandai bercerita tentang tempo doeloe Kajoetangan Heritage. 

Embahnya yang pertamakali pindah ke kampung kota ini dan Pak Amin cukup beruntung karena legacy mbahnya cukup banyak mulai dari rumah jadul sampai peralatan rumahtangga jadul. Seringkali rumahnya dijadikan spot foto oleh para pelancong karena legacy yang serba jadul itu.

Asal tahu, Perkampungan Kajoetangan di balik Jln Basuki Rahmat itu ditahbiskan sebagai Kampoeng Heritage Kajoetangan sejak 2018 lalu. Langkah ini berdampak besar pada perekonomian warga yang banyak membuka usaha.

Lukisan mural bernuansa vintage di perkampungan Kajoetangan Heritage, di balik Jln Basuki Rahmat. Foto : diarysivika.com.
Lukisan mural bernuansa vintage di perkampungan Kajoetangan Heritage, di balik Jln Basuki Rahmat. Foto : diarysivika.com.

Setelah Perkampungan Kota finish, sekarang giliran Kajoetangan Heritage sisi Jln Basuki Rahmat yang akan diselesaikan. Pembangunan tahap I dan II, mulai dari perempatan Raja Bali - bekas toko milik Rajab Ali seorang India.

 Yang kemudian warga kota Malang melafalkannya sebagai Raja Ali. He He .. - sampai Gang I pintu masuk ke perkampungan kota dari arah Jln Basuki Rahmat. Sisanya, tahap III, mulai dari Gang I sampai Toko Oen dan perempatan Arif Rahman Hakim dan Alun-Alun Merdeka direncanakan akan selesai pada Nopember tahun ini juga.

Tiga perempat bagian downtown Malang tempo doeloe yang kini berwajah retro itu sudah selesai dan sekarang ramai minta ampun setiap malamnya. Bagaimana tidak nyaman dan ingin bersantairia disitu. 

Trotoar sudah lebar, lampu-lampu penerangan antik tempo doeloe sudah menyala, bangku-bangku bagus untuk duduk di sepanjang pedestrian sudah tersedia, perkafean hidup lagi, seperti Kawisari Koffie dari grup Tugu, Kopi Lonceng, Ben Ambyar, Rumah Namsun dll, 4 gang masuk ke perkampungan kota sudah terhubung secara wisata. Apalagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun