Masih ada beberapa kawasan lagi yang kental dengan nuansa heritage seperti Idjen Boulevard, seputar Balai Kota Malang sampai Setasiun Kota Baru di Jln Trunojoyo.Â
Hanya legacy Hindia Belanda - yang dalam catatan sejarah ada disitu - baru segelintir saja yang telah berstatus cagar budaya. Selebihnya cukup banyak yang sudah bubar jalan tanpa jejak karena sudah berganti baju.
Bouwplan zaman merdeka yang sekarang dikembangkan semuanya diarahkan pada Wisata Heritage. Para Pemandu Wisata mulai sekarang dst seyogyanya sudah mahir menceritakan tentang klaster-klaster pembangunan Kota Malang pada masa lampau. Tiap tempat berdasarkan bouwplan bisa diceritakan secara unik untuk menarik wisatawan.
Di balik Kawasan Wisata Heritage Kajoetangan di Jln Basuki Rahmat, terdapat perkampungan kota tempo doeloe yang juga pekat nuansa heritagenya. Inilah yang pertamakali dipugar oleh Pemkot Malang. Para pelancong bisa mengakses perkampungan heritage ini dari beberapa gang masuk dari Basuki Rahmat.
Pemerintah Hindia Belanda dulu mengizinkan warga membangun hunian disitu agar Malang benar-benar menjadi kota sesuai ekspektasi mereka. Diawali dari pengrajin kayu, maka daerah itu disebut Kajoetangan, sampai menjadi kawasan berwarga kota yang menyandang pekerjaan macam-macam.
Para Seniman Malang, khususnya para pelukis Mural juga berpartisipasi aktif. Lukisan mereka yang bernuansa heritage menghiasi tembok-tembok tertentu sepanjang perkampungan heritage - dengan gang-gang penghubung yang mirip labyrinth - di downtown Malang mulai dari Jln Semeru hingga tembus ke Jln. Arif Rahman Hakim
Bagi yang mau berwisata ke kota Malang dan Malang Raya. Kajoetangan Heritage dengan wajah retro yang baru sungguh sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Di Perkampungan Heritage Kajoetangan di belakang Jln Basuki Rahmat, Â berderet bangunan tempo doeloe bergaya retro, termasuk suguhan kulinernya. Cukup banyak kedai kopi di sana yang menjadi magnet kuat bagi para pelancong.Â
Kedai kopi Hamur Mbah Ndut misalnya. Hamur (rumah dalam bahasa Malangan). Sesuai namanya, di rumah Mbah Ndut juga terdapat perabotan tempo doeloe yang terpajang, mulai dari kursi dan lemari kayu jadul, teko, kaset, telepon, timbangan, tas koper, TV, hingga radio. (lih https://tinyurl.com/2ecotrjh).