Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Traveling Sumba: Air Terjun Waimarang

13 Juni 2022   19:11 Diperbarui: 14 Juni 2022   17:34 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berwisata ke Air Terjun Waimarang setelah beres CSR di Kampung Praiyawang. Foto by Kenia dan Akbar.
Berwisata ke Air Terjun Waimarang setelah beres CSR di Kampung Praiyawang. Foto by Kenia dan Akbar.

Menurut teman baikku Tagor Pane seorang Insinyur yang belajar air tanah di India, air yang seakan ditelan bumi itu bukannya menghilang begitu saja. Tidak ada jin disitu. 

Menurutnya kita harus dapat memetakan aliran air bawah tanah itu dengan satelit sumberdaya yang canggih yang mempunyai pengindera khusus yang dapat mencitrakan alur air bawah tanah sebagaimana air zamzam di Mekah Arab Saudi yang menurut kajian air tanah dari pemetaan satelit, air itu bersumber dari Gunung Alpen di Eropa, ia mengalir ke Arab Saudi melalui alur bawah tanah.

Maka ketika mendengar client Kenia yi Insight Indonesia dkk mengerjakan proyek sumur bor di Desa Rindi. Syukurlah perkampungan itu tak perlu sumur artesis yang harus dibor ratusan meter. 

Itu artinya di desa tsb air tanah tak bermasalah. Tapi di daerah lain belum tentu sumur bor bisa. Kalaupun dibuatkan artesis, juga belum tentu dalamnya ratusan meter, jangan-jangan ribuan meter pun tak ada.

Maka saya pikir perjuangan Aldo berikutnya tentu bagaimana agar pemerintah pusat dapat membantu bagaimana agar alur air bawah tanah Sumba ini dapat dipetakan oleh satelit sumberdaya yang canggih sebagaimana telah disinggung dimuka.

Kembali ke perjalanan berikut yang adalah perjalanan wisata terakhir di pulau Sumba bagi Kenia dkk, yi menuju air terjun Waimarang. Meski hanya 78 Km dari basis mereka di Waingapu, perjalanannya ya lumayan seru, karena separuh terakhir perjalanan ternyata harus menempuh medan berbatu-batu yang belum diaspal samasekali.

Hotel bintang empat Kambiniru, Waingapu, Sumba timur, dengan interior yang unik menarik. Foto by Kenia.
Hotel bintang empat Kambiniru, Waingapu, Sumba timur, dengan interior yang unik menarik. Foto by Kenia.

Sesampai di lokasi, terlihat ada papan penunjuk ke berbagai belahan dunia yang unik dan disebelahnya ada semacam pos tapi bukan untuk urusan tiket masuk Waimarang. Bukan. Tapi sebuah warung untuk sekadar makan Indomie, ngopi dan minum air kelapa atau air mineral botolan dan yang terpenting untuk parkir mobil, juga seperti biasa ada buku pengunjung.

Papan penunjuk jalannya cukup kreatif, Ka'abah Mekah disitu ditulis sebagai berjarak 9.475,86 Km dari Waimarang, Basilika St. Peter di Vatikan sebagai berjarak 12.246 Km dari Waimarang, Monas Jakarta sebagai berjarak 1.574,69 Km dari Waimarang, tapi herannya ke Tugu Pahlawan Surabaya koq hanya disebut sebagai berjarak 916,24 Km dari Waimarang. Ini ecek-ecek unik yang membuat kita tersenyum. He He ..

Menurut warga setempat, air terjun Waimarang ditemukan warga sekitar tahun 2015 dan mereka bergotongroyong memolesnya, al membuat jalan undakan untuk menuruninya. Dan itu semua baru dapat dirampungkan begitu Pemda Sumba timur Cq dinas sosial membantu finishingnya dengan dana ala kadarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun