Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menempatkan Nahum Situmorang dalam Kepariwisataan Danau Toba Sekarang

24 Mei 2022   17:28 Diperbarui: 24 Mei 2022   21:23 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erwin Situmorang salah satu pewaris Nahum. Erwin cucu dari Manase Situmorang yi salah satu abang Nahum. Erwin menyebut ada kurang lebih 140 lagu gubahan Nahum Situmorang dalam kurun 30 tahun (1932-1962).

Tahun 50-60-an adalah masa paling produktif Nahum. Di fase ini lahir lagu legendaris seperti Lissoi, Alusi Au, Ketabo dll. Hanya saja. demikian Erwin, kami baru bisa mengumpulkan sebanyak 120 lagu dari 140 lagu yang diciptakan komponis besar ini.

Nahum memiliki daya imajinasi serta empati yang luarbiasa. Ia bisa menulis lagu yang seakan dirinya sendiri pernah atau tengah mengalaminya. Salah satu contoh adalah lagu "Anakhonhi do Hamoraon di Au" (Anakkulah kekayaanku yang Terutama). Lagu penuh beat ini menggambarkan seorang ibu yang siap berlelah-lelah demi nafkah dan pendidikan anaknya hingga tak mempedulikan kebutuhan dirinya.

Lagu tersebut akhirnya telah dijadikan semacam hymne oleh kaum ibu Batak, yang rela mati-matian berjuang demi anak. Kemampuannya berempati itu sungguh menakjubkan, padahal ia tak pernah berumahtangga (apalagi memiliki anak).

Dalam lagu "Modom ma Damang Unsok," la bersenandung bak suara lirih seorang ibu yang sedih karena ditinggal pergi suami namun tetap meluapkan cintanya pada anak lelakinya yang masih kecil hingga seekor nyamuk pun takkan ia perkenankan menggigit tubuh si anak.

Yang luarbiasa ketika ia menulis lagu "Boasa Ingkon Saonari Ho Hutanda" yang menggambarkan susahnya hati ini karena jatuh cinta lagi pada perempuan yang datang belakangan, sementara ia sudah terikat perkawinan. Kembali kita lihat betapa Nahum seakan pernah mengalaminya.

Selain memiliki daya imajinasi yang tinggi, Nahum harus diakui punya empati yang amat dalam atas diri dan kemelut orang lain. Dalam lagu "Beha Pandundung Bulung," misalnya, ia begitu imajinatif dan estetis mengungkapkan perasaan rindu pada seseorang yang dikasihi. 

Liriknya sbb : "Beha pandundung bulung da inang, da songonon dumaol-daol/Beha pasombu lungun da inang, da songon on padao-dao/Hansit jala ngotngot do namarsirang, arian nang bodari sai tangis inang/Beha roham di au haholongan, pasombuonmu au ito lungun-lungunan." Nahum melukiskan perasaan rindu itu begitu halus, indah dalam nada-nada melow.

Yang sangat menyentuh sanubari kita adalah "Nahinali Bangkudu." Lirik dalam lagu ini ibarat tragedi dalam drama-drama klasik Junani, dimana sang lelaki akan mati di usia yang tak lagi muda namun dengan status lajang. Dengan penggunaan metafora yang sangat menyentuh, Nahum meratap : 

"Atik parsombaonan dapot dope da pinele, behama ho doli songon buruk-burukni rere. Mate ma ho amang doli, mate di paralang-alangan .." Ini boleh jadi potret diri Nahum jelang ajalnya pada Oktober 1969.

Nahum tak saja piawai menulis lagu yang berorientasi musik Barat yang kemudian diolah secara kreatif, ia juga piawai mengetuk sanubari kita lewat komposisi berciri etnik dengan unsur "andung-andung" (ratapan), misalnya "Huandung ma Damang," "Bulu Sihabuluan," "Assideng-Assidoli," "Manuk ni Silangge," dll yang kental dengan unsur uning-uningan atau alat musik tradisional Batak seperti sulim, sarune, sordam, hasapi, gondang, taganing, garantung dst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun