Juni yad Nasdem akan menyelenggarakan Rakernas. Inilah barangkali pentas berikut setelah safari politik Prabowo belum lama ini. Nasdem boleh jadi akan mengeluarkan kucing dari dalam karung, yi siapa saja yang bakal dicapreskan Nasdem. Capres-capres itu dari usulan daerah. Bisa jadi banyak, di antaranya boleh jadi Anies dan Ridwan yang tak berpartai itu. Tapi tim seleksi tentu akan menampinya sehingga 3 capres unggulan akan muncul dalam Rakernas Nasdem yad
Maka momen liburan bersama Natal dan Tahun Baru yad adalah kesempatan berikutnya bagi Prabowo untuk bersafari politik lagi. Maklum dia adalah Menhan, jadi tidak mungkin bersafari setiap saat. Nanti malah turun elektabilitasnya karena konflik kepentingan dengan jabatan publik yang disandangnya.
Yang perlu bagi Prabowo sekarang adalah segera mengobati luka bathin yang dideritanya selama ini, ntah itu kegagalannya di TNI menjelang akhir kekuasaan mertuanya Soeharto, dimana dalam sidang DKP atau Dewan Kehormatan Perwira ia terbukti melanggar prosedur tetap kemiliteran seperti menggerakkan pasukan untuk mengamankan Jakarta diluar sepengetahuan Panglima TNI.Â
Meski dikatakan itu untuk memenuhi keinginan sohibnya Pangdam V Jaya  Mayjen Sjafrie Samsoeddin, tapi ujung-ujungnya orang tahu bahwa preman-preman terlatih yang digerakkannya itu adalah milisi bersenjata untuk menteror massa anti Soeharto yang ingin Soeharto segera turun dari kekuasaannya. Dan yang paling disorot adalah penculikan para aktivis anti Soeharto. Beberapa diantaranya tak pernah pulang sampai sekarang. Akhirnya Prabowo mengakui bahwa dialah yang mendisain penculikan itu.
Luka bathin terberat baginya adalah ketika Soeharto melepas kepresidenannya dan digantikan Habibie pada 21 Mei 1998, sorenya Habibie langsung melantik Wiranto menjadi Panglima TNI. Prabowo yang berambisi menjadi Panglima TNI marah, lalu ke istana membawa pasukan Kostradnya, Mayjen Sintong Panjaitan yang ketika itu Kepala Paspampres menghalanginya, dia lalu menemui mertuanya Soeharto yang malah menegurnya sebagai ngaco. Luka bathin semakin melebar ketika ia bercerai dengan isterinya Titiek Soeharto pada 1998 itu juga, meski perkawinan itu telah membuahkan seorang anak yi Didit Hadiprasetyo yang kini tinggal di Paris sebagai seorang disainer.
Saya pikir masih cukup waktu bagi Prabowo untuk memulihkan luka bathin itu sebelum berlaga dalam Pilpres 2024. Jangan sekali-kali meremehkan pasangan hidup. Lihat Trump yang berhasil gemilang didampingi Melania Trump. Lihat Esbeye  dan lihat contoh terbaru yi Jkw dengan pasangannya Ibu Iriana.Â
Publik yang semakin matang berdemokrasi akan selalu melihat pasangan capres mereka. Karena dari situ mereka dapat dengan mudah melihat adanya keharmonisan atau ketidakharmonisan. Singkatnya "track moral" sang calon pemimpin dapat dilihat dengan mudah dari behavior pasangan itu, apakah bisa dijadikan panutan bangsa atau bagaimana.
Kalau memang Prabowo dekat dengan keluarga alm Gus Dur, tidaklah salah kalau mbak Yenni Wachid dapat diminta bantuannya untuk menjembataninya. Jangan seperti Pilpres 2019 lalu, dimana Titiek ada di sebelah Prabowo hanya sekadar berpasangan karena exercise of power.Â
Inilah saatnya bagi Prabowo dan Titiek bersanding kembali apabila perlu married again seperti Liz Taylor dan Richard Burton yang married lagi untuk kedua kalinya atau seperti James Fraser dan Claire Beauchamp yang juga married lagi dalam film seri fiksi memukau Outlander.
Haqul Yaqin apabila luka bathin itu dapat segera pulih pada 2022 ini juga, safari politik berikutnya ntah kapanpun itu akan membuahkan hasil yang akan mengakselerasi poin elektabilitas Prabowo, ntah itu di kantong PDI-P seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, apalagi di kantong Gerindra sendiri seperti Jawa Barat, Kalimantan, Sumatera dst.