Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hati-hati Membaca Postingan dan Narasi Seputar Krisis Ukraina

17 Maret 2022   16:53 Diperbarui: 19 Maret 2022   07:16 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fake body bags. Klaim palsu tentang perang Ukraina. Foto : tweet @CinemaPeople via ndtv.com

Hati-hati Membaca Postingan dan Narasi Seputar Krisis Ukraina

Memasuki hari ke-22 serangan Russia ke Ukraina, banyak hal telah kita tonton, mulai dari pidato para elit di Russia dan Ukraina, pernyataan elit Barat dan Nato dan hiruk-pikuk lain di seantero dunia.

Pada minggu pertama gempuran Russia, kita hanya melihat gedung hancur, para pengungsi yang membanjiri tetangga terdekat Ukraina seperti Polandia, Rumania dll. Tapi kita tak pernah melihat pertemuan frontal antara tentara Russia dan Ukraina.

Kita kemudian hanya melihat potongan-potongan gambar atau video yang dinarasikan secara heroik oleh pihak Ukraina bahwa mereka berhasil melumpuhkan tank-tank Russia, menembak jatuh helikopter tempur Russia, bahkan fighter Russia, termasuk menayangkan gambar beberapa tentara Russia yang katanya ditawan Ukraina.

Dari pihak Russia kita hanya dapat melihat release dari Kemhan Russia tentang hasil yang telah mereka capai dalam tahapan itu. Dan angka-angka resmi yang direlease pihak Russia itu seperti bumi dan langit jika dibandingkan dengan pernyataan Ukraina dan media barat. 

Korban 400-an tentara Russia, disebut sebagai di atas 10.000. Korban sipil disebut ribuan bahkan sampai 8.000-an, sementara Russia hanya menyebut bahwa tentara mereka berusaha keras untuk menghindarkan korban sipil. Kalaupun ada warga sipil yang jadi korban, jumlahnya tak sampai 200 jiwa.

Pastinya memasuki minggu kedua dst pihak Russia kalah dalam perang propaganda, apalagi AS selaku bos besar Nato telah memberlakukan sanksi ekonomi tak berkeputusan terhadap Russia, termasuk Big-Tech seperti Apple, Google, Meta dan Microsoft telah berpartisipasi dalam memboikot semua release berita dari Moskow.

Fake body bags. Klaim palsu tentang perang Ukraina. Foto : tweet @CinemaPeople via ndtv.com
Fake body bags. Klaim palsu tentang perang Ukraina. Foto : tweet @CinemaPeople via ndtv.com

Resolusi MU PBB yang disponsori AS juga tak tanggung-tanggung didukung kl 143 negara anggota, bahkan Indonesia termasuk salah satu negara yang mengcosponsori resolusi tersebut. Inilah yang diprotes Lyudmila Vorobieva Dubes Russia untuk Indonesia ketika diwawancarai BBC Indonesia belum lama ini.

Pertanyaan etisnya disini : ketika kita mengamati perang, seberapa besar kita menoleransi sebelum bergabung dalam pertempuran di lapangan dan di media? Dan bagi dunia barat dan Nato, berapa lama komunitas koboi tua ini bisa bersorak dan pemerintahnya takut melihat situasi di Ukraina tanpa melakukan langkah apapun kecuali hujan propaganda. 

Dan yang menyedihkan rezim boneka barat yi regime Volodymyr Zelenskyy dibela mati-matian meski hanya dengan kata-kata tapi ada juga persenjataan dan mercenaries yang diselundupkan barat yang belum lama ini dihancurkan Russia persis di perbatasan baratnya yang dekat dengan Polandia?

Kita lihat Paul Massaro anggota Kongres AS menulis di twitternya "untuk kesejajaran sejarah kita harus melihat keberanian dan semangat juang Ukraina yang tampil apa adanya. 

Berapa banyak orang yang pernah berdiri tegak melawan agresor seperti ini? Itu legendaris."  Komentator terkemuka lainnya tak urung menggaungkan renungan serupa.

Cuitan Massaro dkk tentu berlebihan. Ada banyak contoh lain, termasuk pertarungan orang-orang Pribumi di seluruh dunia, di Hong Kong dan banyak lagi yang ditunjukkan oleh orang-orang dimanapun.

Memang benar semangat rakyat Ukraina, tekad mereka dalam menghadapi serangan Russia sangat menakjubkan. Presiden Zelenskyy, telah menjadi pahlawan bak Spartacus yang viral, dengan foto-foto dirinya dalam pakaian kamuflase memenuhi media sosial (termasuk foto yang diambil dua tahun lalu tetapi disebut-sebut sebagai yang terkini). 

Dia dengan cepat menjadi ikon dari jenis kepemimpinan yang dirindukan banyak orang : berani, tak kenal takut, kuat. Seorang pemimpin yang tidak akan meninggalkan negaranya ketika sedang dilanda kebakaran hebat, tidak seperti Senator AS Ted Cruz misalnya yang malah terbang ke Meksiko ketika angin dingin yang parah membekukan negara bagian Texas-nya.

Ketika orang Amerika menawarkan Zelenskyy agar cari aman ke luar negeri dan dia menjawab : "Saya butuh amunisi, bukan tumpangan", pendiriannya melonjak, dan sekali lagi jelas bahwa mantan komedian yang telah diremehkan oleh sekutu dan musuhnya itu, kini telah menunjukkan jenis kejantanan yang membuat Putin seakan bertelanjang dada dan menunggang kuda ke tempat teduh.

Dampak missile Russia. Foto : cnbc.com
Dampak missile Russia. Foto : cnbc.com

Kegigihan Zelenskyy telah meningkatkan moral dan komunitas Ukraina di mana nenek-nenek berusia delapan puluh tahunan mengangkat senjata, kakek tua renta mengajukan diri untuk bertempur dan anak-anak sekolah belajar cara membuat bom molotov. 

Warga sipil diposting tengah mengerumuni dan menatap berani tank penyerang, mendorong mereka tentara Russia itu keluar kota. Kita lihat ada satu video yang menunjukkan seorang lelaki tua bertanya kepada tentara yang telah menyerbu Melitopol : "Apa yang kamu lakukan di sini? ... Apakah Anda tidak memiliki masalah di negara Anda sendiri untuk dipecahkan?"

Pertanyaan yang sangat bagus atau sejujurnya di era di mana tokoh masyarakat sangat jarang mengungkapkan pikiran mereka yang sebenarnya, semua pernyataan sederhana semacam itu dalam aneka pekabaran telah menyegarkan kita semua, seperti politisi Ukraina yang ketika ditanya bagaimana dia merespon Menlu Russia yang mengatakan negosiasi damai dapat dimulai setelah Russia memulihkan tatanan demokrasi di Ukraina. 

Ia merespon : "Fuck you Lavrov". Pasukan Ukraina di Pulau Ular yang menggertak Russia di kapal perang dengan respon serupa : Fuck you Russia." Mereka dikatakan selamat, tapi ada laporan bahwa mereka telah terbunuh.

Lambang nasional Ukraina, bunga matahari, telah menjadi simbol harapan dan perlawanan, dimana seorang perempuan Ukraina setelah bertanya kepada tentara Russia "apa yang kamu lakukan di sini?", lalu menawari mereka benih bunga matahari yang dimasukkan ke dalam saku mereka. Setidaknya biji bunga matahari itu akan tumbuh ketika tentara Russia semua berbaring di Ukraina.

Tetapi dalam mengagumi keberanian Ukraina, Barat dan Nato telah menghadapi risiko signifikan dengan meremehkan mereka yang terkepung, memuliakan mereka yang menjadi sasaran kampanye teror dan membebaskan dirinya sendiri dari tanggungjawab untuk memberikan lebih banyak dukungan, kecuali penyelundupan senjata di perbatasan timurnya yang belum lama ini dihancurkan Russia. 

Apakah dengan segala sanksi ekonominya terhadap Russia dan cara mereka mempertahankan regime boneka mereka di Kyiv, Zelenskyy Cs akan dapat bertahan hidup dengan keberanian belaka?

Melihat orang-orang Ukraina bertempur dengan semangat berani mati yang dipompa terus oleh regime, tetapi toh sendirian. Nato dan Barat tentu tidak akan merasa nyaman dengan fakta bahwa orang-orang Ukraina dalam bahaya serius meski berjuang heroik untuk hidup mereka. 

Barat terlalu fokus dan berlama-lama tentang sanksi seperti bank Russia mana yang harus ditutup dari SWIFT, atau mendewakan Zelensky tanpa mendengarkan klaimnya bahwa dukungan barat datang terlambat.

Tidak ada yang menginginkan eskalasi, tidak ada yang menginginkan perang dunia, apalagi dengan ancaman nuklir. Tetapi komunitas dunia, termasuk Indonesia, harus waspada terhadap narasi yang menyenangkan dari minggu-minggu pertama perang seperti halnya propaganda barat yang gigih dengan klaimnya bahwa Russia aggressor dan bertanggungjawab, seraya terus menjanjikan angin surga buat regime boneka dan terus menyelundupkan senjata untuk memperpanjang konflik dengan Russia, tapi justeru tak punya gigi untuk mengikuti No Fly Zone yang diteriakkan Zelenskyy.

Russia hanya satu kata bahwa Ukraina adalah urusan Russia. Mereka hanya melakukan operasi khusus untuk membersihkan pemerintah Ukraina dari kelompok Neo Nazi, yi ideologi ekstrim yang telah melakukan genosida terhadap warga Russia di Donbass, dan pesan terpentingnya bahwa Ukraina adalah bagian tak terpisahkan dari Russia sejak "zaman dahulu".

Kita harus waspada terhadap berbagai postingan tanpa konteks, video game dirangkai menjadi footage, dan video lama digunakan. Seperti "Ghost of Kyiv", seorang pilot pesawat tempur yang diklaim pemerintah Ukraina telah menembak jatuh 10 jet tempur Russia. 

Dia mungkin ada, tetapi banyak video yang mengklaim bahwa video itu adalah palsu. Lihat juga klaim yang menggambarkan Ukraina dari foto yang diambil di pertunjukan udara Inggeris tiga dekade lalu, satu dari Irak pada 2003 dan video 2010 dari Afghanistan. 

Foto-foto orang Ukraina yang berdoa di salju yang adalah foto-foto yang telah berusia beberapa tahun, dan foto seorang gadis terluka yang diduga orang Ukraina yang kejadiannya tahun lalu di Gaza, juga ada video game yang telah diedit seakan helikopter Mi-27 Russia, bahkan fighternya jatuh dihujani missile pasukan Ukraina, padahal pertemuan frontal kedua pasukan tak kunjung kelihatan.

Demo anti fake news di AS. Foto Ohio University via asiatimes.com
Demo anti fake news di AS. Foto Ohio University via asiatimes.com

Juga penting diperhatikan, AS sendiri memperkirakan angka kematian tentara Russia jauh lebih rendah daripada angka yang diposting oleh Ukraina.

Adalah tanggungjawab semua orang untuk memverifikasi fakta sebelum membagikannya -- dan jika yakin, dan tidak ada kabar dari grup pemeriksa fakta seperti First Draft, Snopes, Reuters, Bellingcat, ukrainefacts.org, janganlah foto atau video itu dibagikan. Ada situs lain yang dijalankan oleh penandatangan Jaringan Pemeriksaan Fakta Internasional Ukraina yang juga membantu, yang disebut Stop Fake dan VoxUkraine.

Tapi pertanyaan yang paling penting adalah : apa lagi yang dilakukan dunia?

Media sosial telah menjadikan kita semua pengamat akhli dalam krisis Ukraina sekarang. Kita seharusnya sangat berhati-hati agar kita tidak hanya mencari gambaran-gambaran yang bersifat menghibur, tapi juga mencari gambaran yang menantang terkait postur kita sendiri, seperti Indonesia misalnya untuk kembali melihat posisinya di Asia Tenggara dan di dunia, bukan hanya memikirkan IKN yang justeru semakin menjauh di cakrawala lantaran terdampak krisis Ukraina itu sendiri. Selesaikan dululah yang terkonkret yi masalah minyak goreng, masak harus sampai kaum emak-emak turun ke jalan.

Dan akhirnya terlena terus dalam urusan proyek demi cuan 7 turunan dan isu penangguhan pemilu 2024, maka kita akan kehilangan beberapa pulau terluar kita lagi lho setelah Sipadan, Ligitan dan Timtim.

Joyogrand, Malang, Thu', March 17, 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun