Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hati-hati Membaca Postingan dan Narasi Seputar Krisis Ukraina

17 Maret 2022   16:53 Diperbarui: 19 Maret 2022   07:16 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demo anti fake news di AS. Foto Ohio University via asiatimes.com
Demo anti fake news di AS. Foto Ohio University via asiatimes.com

Juga penting diperhatikan, AS sendiri memperkirakan angka kematian tentara Russia jauh lebih rendah daripada angka yang diposting oleh Ukraina.

Adalah tanggungjawab semua orang untuk memverifikasi fakta sebelum membagikannya -- dan jika yakin, dan tidak ada kabar dari grup pemeriksa fakta seperti First Draft, Snopes, Reuters, Bellingcat, ukrainefacts.org, janganlah foto atau video itu dibagikan. Ada situs lain yang dijalankan oleh penandatangan Jaringan Pemeriksaan Fakta Internasional Ukraina yang juga membantu, yang disebut Stop Fake dan VoxUkraine.

Tapi pertanyaan yang paling penting adalah : apa lagi yang dilakukan dunia?

Media sosial telah menjadikan kita semua pengamat akhli dalam krisis Ukraina sekarang. Kita seharusnya sangat berhati-hati agar kita tidak hanya mencari gambaran-gambaran yang bersifat menghibur, tapi juga mencari gambaran yang menantang terkait postur kita sendiri, seperti Indonesia misalnya untuk kembali melihat posisinya di Asia Tenggara dan di dunia, bukan hanya memikirkan IKN yang justeru semakin menjauh di cakrawala lantaran terdampak krisis Ukraina itu sendiri. Selesaikan dululah yang terkonkret yi masalah minyak goreng, masak harus sampai kaum emak-emak turun ke jalan.

Dan akhirnya terlena terus dalam urusan proyek demi cuan 7 turunan dan isu penangguhan pemilu 2024, maka kita akan kehilangan beberapa pulau terluar kita lagi lho setelah Sipadan, Ligitan dan Timtim.

Joyogrand, Malang, Thu', March 17, 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun