Juga penting diperhatikan, AS sendiri memperkirakan angka kematian tentara Russia jauh lebih rendah daripada angka yang diposting oleh Ukraina.
Adalah tanggungjawab semua orang untuk memverifikasi fakta sebelum membagikannya -- dan jika yakin, dan tidak ada kabar dari grup pemeriksa fakta seperti First Draft, Snopes, Reuters, Bellingcat, ukrainefacts.org, janganlah foto atau video itu dibagikan. Ada situs lain yang dijalankan oleh penandatangan Jaringan Pemeriksaan Fakta Internasional Ukraina yang juga membantu, yang disebut Stop Fake dan VoxUkraine.
Tapi pertanyaan yang paling penting adalah : apa lagi yang dilakukan dunia?
Media sosial telah menjadikan kita semua pengamat akhli dalam krisis Ukraina sekarang. Kita seharusnya sangat berhati-hati agar kita tidak hanya mencari gambaran-gambaran yang bersifat menghibur, tapi juga mencari gambaran yang menantang terkait postur kita sendiri, seperti Indonesia misalnya untuk kembali melihat posisinya di Asia Tenggara dan di dunia, bukan hanya memikirkan IKN yang justeru semakin menjauh di cakrawala lantaran terdampak krisis Ukraina itu sendiri. Selesaikan dululah yang terkonkret yi masalah minyak goreng, masak harus sampai kaum emak-emak turun ke jalan.
Dan akhirnya terlena terus dalam urusan proyek demi cuan 7 turunan dan isu penangguhan pemilu 2024, maka kita akan kehilangan beberapa pulau terluar kita lagi lho setelah Sipadan, Ligitan dan Timtim.
Joyogrand, Malang, Thu', March 17, 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H