Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

NATO Tak Kunjung Berani Mengiyakan No Fly Zone-nya Zelenskyy di Ukraina

7 Maret 2022   19:55 Diperbarui: 8 Maret 2022   18:31 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
No Fly Zone. Foto : irshadgul.com

Belum lagi aneka bom penghancur seperti thermobaric dll. Apalagilah missile balistik berhulu ledak nuklir. Mau yang berapa mega ton pun Rusia telah memilikinya. Ini semua tersembunyi di silo-silo nuklir di seluruh Rusia dan negara-negara tertentu di Eropa Timur seperti Ukraina, Belarusia dll, termasuk ICBM yang diluncurkan dari bawah laut melalui armada baltik, armada laut hitam, armada mediterania dan armada pacific.

Untuk pertahanan kota-kota besar seperti Moskow, St Petersburg, Volgograd dst hingga Vladivostok di Siberia ujung yang berakhir di Laut Okhots, Rusia sudah lebih dulu mempunyai perisai kota seperti Iron Dome di Israel.

Tak heran Nato super bimbang dan akhirnya terbodoh meski tetap menceracau akan membantu Ukraina.

Apabila terjebak pokrol bambu sang Komedian Zelenskyy Nato langsung mendeklarasikan zona larangan terbang. Itu artinya pilot Nato dapat menembak pesawat Rusia. 

Tapi inipun tetap konyol, kalaupun tindakan militer ini diambil, selain harus mengerahkan pesawat tempur, Nato juga harus mengerahkan pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar di udara dan pesawat pengintai elektronik untuk mendukung missi tersebut.

Untuk melindungi pesawat yang relatif lambat dan terbang tinggi ini, Nato harus menghancurkan baterai missile permukaan-ke-udara di Rusia dan Belarusia. Maka jelas bagi petinggi Nato siapapun itu, bahwa tindakan militer seperti ini akan mempertaruhkan pecahnya konflik yang lebih luas.

Masih ada pilihan lain yaitu mengirim pesawat tempur Nato ke wilayah udara Ukraina dan kemudian menembak jatuh pesawat Rusia, mengutip Sekjen Nato Jens Stoltenberg. 

Tapi ini pun jauh sebelumnya telah ditangkal Putin bahwa negara manapun yang memasuki wilayah Ukraina akan berhadapan dengan kekuatan Rusia yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Ya Nato kini adalah Nato yang hanya pandai berandai-andai alias Not Action Talking Only, kecuali menghajar negara gagal paham dalam konstelasi dunia seperti Indonesia yang kehilangan Timor Timur gegara AS dkk, Irak dan Libya yang hancur lebur dst dst.

Semoga pasca operasi khusus Rusia di Ukraina ini, tatanan global akan kembali ke titik ekuilibrium yang seharusnya, termasuk tentu Indonesia harus semakin pandai membaca konstelasi dunia dan national securitynya sendiri. Sadarlah Indonesia sudah kecolongan dengan hilangnya sipadan dan ligitan dan timor timur. Siapa lagi di balik itu semua kalau bukan AS dan Nato.

Joyogrand, Malang, Mon', March 07, 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun