Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Masalah Andesit Wadas Meroket, Masalah Andesit Parungpanjang Terjun Bebas

11 Februari 2022   14:26 Diperbarui: 11 Februari 2022   23:22 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Spanduk Warga. Foto doc purworejo24.com

Upaya reklamasi tersebut tentunya tidak dapat mengembalikan kondisi tanah seperti semula secara langsung, diperlukan beberapa tahapan untuk dapat mengembalikannya. Hal yang sama juga akan dilakukan terhadap mata air yang nantinya akan terusik bahwa apabila mata air tersebut nantinya hilang, akan dilakukan pengeboran mata air untuk dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Setelah proyek bendungan selesai, pemerintah juga akan membantu warga untuk membangun drainase.

Bagaimana kurang enaknya warga Wadas, apalagi patronnya Gubernur Jateng menjamin kepastian itu semua. Coba, Bendungan Bener sangat berpihak kepada kepentingan masyarakat. Penambangan andesit tak bisa dielakkan memang harus di Wadas, karena itulah titik terdekat material utama untuk Bendungan Bener. Tidaklah mungkin mendatangkan andesit dari katakanlah Parungpanjang sekalipun memiliki cadangan 1,5 milyar ton yang belum tentu habis tergali selama 100 tahun ini sampai Gunung Sudamanik ambles seperti Ersberg di Papua. Masalahnya ya cost-nya terlalu tinggi dan eksplosif.

Pastinya proyek Bendungan Bener ini direncanakan para akhli mampu melayani area irigasi seluas 15.529 hektare. Wilayah irigasi ini terdiri atas peningkatan area irigasi eksisting seluas 13.579 hektare dan pengembangan daerah irigasi baru seluas 1.940 hektare. Selain itu, proyek ini nantinya juga direncanakan dapat mereduksi banjir hingga 8,73 juta m3.

Saya pikir ini yang perlu diluruskan sekarang mumpung masalah Wadas masih hot dan last but not least Walhi, Komnas HAM dan Pers Nasional jangan hanya menyoal sesuatu yang lagi hangat, tapi mari melihat kembali persoalan dampak penambangan andesit besar-besaran di Parungpanjang yang sejauh ini hanya memperkaya para pengusaha kaya dan kalangan oportunis, sementara warga Parungpanjang sudah hampir tiarap karena kelelahan menunggu suaranya didengar penguasa. Sementara di Wadas perhatian semua pihak sudah full.

Mari sama-sama mengingatkan pemerintah bahwa lampu merah sesungguhnya adalah dampak penambangan andesit secara massif di Parungpanjang Bogor dan bukan dampak penambangan secuil andesit di Wadas Jateng.

Joyogrand, Malang, Fri', Febr 11, 2022.

Pos jaga untuk mendukung penolakan warga di Desa Wadas. Foto doc mongabay.co.id
Pos jaga untuk mendukung penolakan warga di Desa Wadas. Foto doc mongabay.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun