Russia Vs Ukraina Dipelintir NATO
Kabar-kabari tentang kemungkinan konflik berdarah hancur-hancuran bahkan kemungkinan terbukanya gerbang menuju PD III telah berseliweran di berbagai media sejak Januari lalu.Â
Kadang tersenyum juga membaca analisis sejumlah orang yang menulis kemungkinan-kemungkinan itu yang ujung-ujungnya kelihatan bahwa ybs ternyata tak independen.Â
Inilah bius sphere of influence itu barangkali. Maklumlah media barat dan pro barat itu sangat mendominasi dunia. Tak salah kalau kita pun termakan jargon mereka.
Saya baca JakPost edisi 4 Pebr' ybl : KBRI Kiev telah menyiapkan bagi warga Indonesia yang tinggal di Ukraina mengantisipasi kemungkinan terburuk bakal konflik Russia  Ukraina.Â
Khusus Ukraina KBRI Kiev telah meningkatkan protokol perlindungan warga negara jika ketegangan yang berkembang sekarang dengan adanya ratusan ribu tentera Russia di perbatasan menjadi kenyataan perang.Â
Menurut data KBRI Kiev 131 WNI berdomisili di seluruh Ukraina, mayoritas (78) berada di ibukota Kiev. KBRI juga telah membuat grup WhatsApp untuk 131 WNI itu dan memastikan jalur komunikasi antar warga disana selalu terbuka.
Seekstrim itukah situasi di Ukraina sebagaimana gambaran Barat?
Setelah Mempelajari sikon terkini dari Sputnik Internasional, media barat seperti CNN, Bloomberg dan Daily Telegraph. Ada simpul terkuat bahwa situasi di Ukraina tidaklah seekstrim yang diberitakan akhir-akhir ini, Media barat memang terus memprovokasi karena biar terlihat menarik jualannya, bahkan Bloomberg terlalu dini merelease berita pada Jumat 4 Pebr ybl bahwa Russia telah menyerang Ukraina dan menghapusnya setengah jam kemudian dan dengan entengnya meminta maaf bahwa itu adalah tajuk pra tulis yang direlease secara tidak sengaja.
Jubir Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Sabtu 5 Pebruari lalu bahwa laporan palsu Bloomberg adalah pernyataan agresif yang sangat berbahaya.Â