Itulah selama ini sosok mereka yang menseolahkan dirinya sebagai pembela Palestina, Padahal apa siapa dan bagaimana Palestina itu mereka tak pernah tahu, karena tahunya hanya dari para pendoktrin semacam Bahar dan Arab-Arab tak jelas sebangsanya.
Tak heran kita jadi jauh dan semakin jauh dari guru yang sangat layak ketimbang CIA dan KGB yi Shin Bet Israel hanya karena takut para pendoktrin dan sensitifitas komunitas yang telah terdoktrin habis itu.
Saya pikir yang terakhir dan bukan penghabisan adalah kepada departemen terkait khususnya Kementerian Pendidikan. Saya heran melihat cara kerja kalian. Bukankah Ponpes atau apapun namanya itu, kalianlah yang bertanggungjawab dalam menetapkan statusnya ntah itu terdaftar, disamakan dll.Â
Meskipun Ponpes adalah onderbouw dari ormas tertentu, bukankah kalian yang menstempelnya agar eksis dan berkembang di dunia pendidikan setelah semua semua syarat teknis dan ideologis terpenuhi. Bukankah pendekatan dalam ilmu administrasi negara salah satunya adalah pendekatan turbulensi dan the hidden agenda.
Atau jangan-jangan para penilik kalian hanya mengunjungi Ponpes-ponpes itu sekadar meneken SPPD di tempat saja atau bagaimana. Sementara kalian melupakan BIN dan para penyidik Polri. O God!!
Jempol buat keberanian BNPT dalam ekspose itu dan semoga komunitas intelijen kita dengan loko BIN - yang harus dipaksa belajar tau diri itu - akan semakin terintegrasi ke depan ini. Dengan demikian langkah berikut hanya tinggal gempuran total terhadap terorisme dan separatisme di internal Indonesia.
Joyogrand, Malang, Mon', Jan 31, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H