Data prasasti yang terdapat di makam dapat memberi informasi sejarah, misal genealogi, ragam pekerjaan di masa lampau dan data kelahiran atau kematian yang terjadi pada tahun tertentu.
Melihat para kepala daerah sekarang yang sepertinya sudah tidak terlalu perduli dengan sejumlah pelayanan umum yang dirasa kurang menguntungkan bagiNya dan punokawanNya, bahkan telah melupakan betapa TPU atau TPK atau apapun namanya itu adalah tempat peristirahatan terakhir anak manusia di dunia ini. Wajah kitapun jadi bermetamorfosis buram seperti coreng moreng wajah Kopasus di medan tempur.
Saya pikir sekarang ini kita butuh minoritas pemimpin elit yang sanggup mempertahankan dan mengembangkan peradaban dan bukannya bermain simplistis meremehkan kepentingan publik yang seharusnya dihormati seperti masalah TPU. Kenaifan seperti itu justeru akan menghancurkan peradaban itu sendiri.Â
Janganlah melupakan sejarah dan nilai-nilai luhur yang harus dirawat lestari bahwa TPU adalah tempat peristirahatan terakhir anak manusia yang harus dihormati.
Mari berpikir kreatif, TPU Kerkhof sebenarnya adalah salah satu tempat wisata sejarah penting di Sukabumi. Karenanya Pemkot Sukabumi dengan sepengetahuan pemerintah pusat sebaiknya berpikir segera merestorasi makam ini agar sesuai dengan aslinya.
Dalam visi nasional, harapan untuk menyelamatkan kerkhof--kerkhof yang masih tersisa di Indonesia, haruslah menjadi bagian tak terpisahkan dari misi pusat dan daerah termasuk kerkhof kota Sukabumi. Apa yang diperlukan hanyalah keseriusan pemerintah dan masyarakat.
Pembiaran vandalism dan penjarahan di tanah makam setelah Indonesia merdeka. Itu bukanlah arti merdeka bagi kita dan peradaban kita.
Akhirnya "I'll be back soon after Malang" untuk mengurus makammu yang berantakan itu wahai adikku Ingot!
Joyogrand, Malang, Thu', Jan' 20, 2022