Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

TPU Kerkhof Sukabumi Korban Vandalism dan Ketidakperdulian

20 Januari 2022   10:07 Diperbarui: 20 Januari 2022   10:12 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rakyat di berbagai pelosok kabupaten datang berbondong-bondong ke kota Sukabumi demi dan atas nama peningkatan taraf hidup, meski pada akhirnya tidak semua berhasil. 

Sebagian besar kaum migran itu memadati kawasan perkotaan di Sukabumi dan yang lainnya berjibaku ke daerah lain seperti Bandung, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan utamanya tentu ibukota Jakarta.

Pool truk sampah Pemkot Cq DLH Bidang Persampahan menempati areal kl 1500 M2 di TPU Kerkhof  Jln Pramuka Lingkar Atas. Sumber : Screenshot Google Map.
Pool truk sampah Pemkot Cq DLH Bidang Persampahan menempati areal kl 1500 M2 di TPU Kerkhof  Jln Pramuka Lingkar Atas. Sumber : Screenshot Google Map.

Pindah tangan

Pada era Indonesia merdeka tanah pemakaman Kerkhof yang adalah legacy Belanda itu diambil alih pemerintah dan Pemkot Sukabumi diberikan kewenangan untuk mengelolanya. Dalam perjalanan waktu, TPK Kerkhof berubah nama menjadi TPU Kerkhof versi Pemkot Sukabumi sekarang.

Sejak alih kuasa ke Indonesia, pemerintah Belanda tidak lagi mensponsori setiap Kerkhof di Indonesia, termasuk TPK Kerkhof di Sukabumi. Namun peralihan itu tergerus zaman, terbukti TPU Kerkhof sekarang benar-benar hancur berantakan, meski statusnya tetap TPK, karena faktanya toh yang dikebumikan disitu tetaplah warga Sukabumi yang Nasrani. Yang menjadi soal, mungkinkah pasca kolonial, Indonesia dan Belanda tak mengikat janji disitu? 

Lalu kenapa masih banyak warga Belanda RIP disini? Dan dimana mereka sekarang? Dimana patung marmer yang dulu pada 1970-an sampai dengan 1980-an masih menghiasi makam, lengkap dengan namanya masing-masing.

Saya sendiri setengah mati terseok-seok mencari makam Ingot adik saya yang kordinatnya saya tahu persis kalau kita berjalan dari Jln Pramuka bawah, ada pintu masuk yang sejak dulu memang tak punya gerbang. 

Makam Ingot persis di atas makam isteri dokter Winata, tak jauh dari makam Tombang Siregar yang bersebelahan kl 2 langkah panjang di atasnya dan di sebelah kiri sekitar 3 langkah panjang makam Pak Soembayak suami-isteri yang anak-anaknya adalah teman dekatku.

Polsek Citamiang Kota Sukabumi, Jln Pramuka Lingkar Atas. Screenshot Google Map.
Polsek Citamiang Kota Sukabumi, Jln Pramuka Lingkar Atas. Screenshot Google Map.
Area Kerkhof yang saya kunjungi beberapa waktu lalu sungguh mencekam, kotor tak terpelihara dan ditumbuhi ilalang setinggi orang, dimana makam-makam eks Belanda yang terbuat dari batu pualam dan patung-patung religius yang menjadi hiasannya, hilang tak berbekas, bahkan yang menyedihkan makam adikku yang akhirnya kutemukan sudah nyaris hancur dihajar vandalism. 

Makam Ingot dirusak barisan vandal yang hanya menjarah lempeng terbuat dari logam anti korosi yang digrafier bertuliskan nama alm, tgl lahir dan tgl kematian serta bertuliskan ayat-ayat suci pilihan Ayah saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun