Harga Batu Split sekarang yang kita intip dari website bangunan al sbb :
Batu Split untuk Cor, 6,2 M3 bak dump, Rp. 1.600.000; Batu Split 1-2, per Kubik, Rp. 240.000; Batu Split Super, 6 Kubik, Rp. 1.600.000; Batu Split 5.5, Grade A, per M3 Rp. 1.600.000; Batu Split Engkel, per M3 Rp. 950.000; Batu Split/Batu Kerikil , per KG Rp. 5.000; Batu Split per 1 Kijang Pickup Rp. 300.000; Batu Split 1-2, Screaning Bescose, per M3 Rp. 150.000; Batu Split, per Tronton 23 M3 Rp. 5.000.000; Batu Split, Cor, 7 Kubik Rp. 1.800.000; Batu Split Kali 5,5, per M3 Rp. 1.550.000; Abu Batu Split, Skrining Sirtu, 7 Kubik Rp. 1.400.000; Batu Split, 30-50 mm, 20 Truk Rp. 5.400.000; Batu Split 20-30 mm, 8 Truk Rp. 2.184.000; Batu Split 10-20 mm, 8 Kubik Rp. 1.664.000.
Sementara harga batu andesit untuk interior dan eskterior yang juga kita intip dari website bangunan al sbb : Andesit bintik bakar  15 x 30 cm Rp 90.000; Andesit bintik bakar 30 x 30 cm Rp 100.000; Andesit bintik bakar 40 x 40 cm Rp 120.000; Andesit bintik bakar 40 x 60 cm Rp 135.000; Andesit bintik bakar 60 x 60 cm Rp 190.000.
Dari gambaran terkini di atas maka sangatlah tepat apabila Parungpanjang kita namakan sebagai Eldoradonya Kabupaten Bogor.Â
Bayangkan andesit yang selama ini diremehkan itu ternyata emas hitam setelah minyak bumi kita yang semakin surut karena telah lama dieksploitasi raja-raja minyak mulai dari zaman Belanda sampai zaman now.
Deposit Andesit Parungpanjang
Mengutip tirto.id beberapa waktu lalu Kepala ESDM (Dinas Energi Sumber Daya Mineral) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono menegaskan bahwa cadangan batu andesit di Kabupaten Bogor sangat besar dan luarbiasa banyaknya. Angkanya sampai dengan 1,5 miliar ton.
Potensi batu andesit di Kabupaten Bogor tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Cigudeg, Rumpin, Parungpanjang dan Cariu. Di antara sekian banyak wilayah eksplorasi tambang, sumber utamanya adalah Gunung Maloko yang secara administratif terletak di Rumpin dan Gunung Sudamanik di Cigudeg.
Luas izin usaha pertambangan (IUP) mencapai 1,25 persen dari luas Jawa Barat (35.378 kilometer persegi). Angka ini didapat dari perhitungan akumulatif terhadap 333 izin usaha, baik yang aktif atau tidak, mencakup IUP 26 logam, 35 bukan logam dan 272 bebatuan, demikian Bambang.