Integrasi Timtim jelas sangat kuat relevansinya dengan historisitas Timtim itu sendiri sebelum era penjajahan Porto, dimana puak-puak yang ada di Timorleste sekarang sudah bersatu dalam united kingdom yang berpusat di Belu Timor barat. Disitulah pusat kerajaan pulau Timor dan disitu pula bersemayam "Maromak Oan" atau Sang Hyang Agung yang dimuliakan rumpun Timor.
Di masa Porto yang terjadi adalah Portoisasi sampai-sampai kita tidak ketemu lagi nama asli Timor seperti Lafaek, Matan Ruak dst disitu. Peninggalannya pun super kerdil, super kontras dengan jalanan (dan jembatan permanen) ribuan Km yang melingkari Timorleste sekarang yang adalah peninggalan asli Indonesia. Makanan pokok Timtim sudah bukan lagi Jagung melainkan Nasi dari bahan dasar beras seperti di Indonesia.
Dan dalam konteks global, integrasi Timtim kedalam NKRI selain memang keinginan internal RI sendiri, juga jelas-jelas adalah made in USA dengan pembonceng Ausie yang tak ingin Timtim dikuasai Blok Timur baik itu Uni Soviet maupun China. Lepasnya Timtim dari NKRI, nah ini baru sepenuhnya made in USA. Dunia sudah berubah secuil dengan runtuhnya tembok Berlin yang menyimbolkan adanya Blok Barat dan Blok Timur. Kepentingan pun berubah. Itulah dunia politik.
Dan di atas segalanya lepasnya Timtim dari NKRI melalui PBB direkayasa mula pertama dengan penabalan Uskup Jose Ximenes Belo dan Jose Manuel Ramos Horta sebagai peraih Nobel untuk kriteria seakan kemanusiaan, padahal prett mengutip istilah slank zaman now. Itu dipastikan adalah Nobel politis dari permainan politis dunia barat.Â
Sejak penabalan itulah pelepasan Indonesia dari Timtim digendangi berkesinambungan oleh Porto Ausie dan AS dan akhirnya seluruh dunia barat menggendanginya. Dan sial bagi AS sekarang yang malah dihujat karena meninggalkan Afghanistan begitu saja. Tapi setelah disumpal uang, si penghujat tiarap seperti biasa.
Dari sisi kemerdekaan? Memang Fretilin sudah mencapai apa sampai sekarang? Nehi, selain kekacauan pada setiap peralihan kekuasaan. Kalaulah tak ada Xanana Gusmao dengan segala kharismanya disitu ntahlah jadi apa Timtim eks Indonesia ini.
Yakinlah tak ada pemenangnya disini. Maka mari kembali berakal sehat dengan kembali ke thesis awal untuk segera digarap ke depan yi bersatulah FKPTT, UNTAS dan Kokpit. Jangan lupakan penyelesaian asset eks warga Timtim mumpung Presiden Jkw yang mau mendengar masih berkuasa, Â Xanana Gusmao yang kharismatis dan humanis masih ada, begitu juga Prabowo Soebianto dkk yang lama berdinas di Timtim masih ada. Kedua tokoh terakhir itu adalah arsip hidup kita bersama.
Obrigado barak liu!
Depok Bolanda, Thu', Dec' 02, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H