Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Israel/Jahudi Penyumbang Terbesar Peradaban Modern

25 November 2021   12:09 Diperbarui: 25 November 2021   12:18 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapat aneh yang terkesan dibuat-buat dan asbun dari teman diskusi tersebut, haruslah disanggah dengan apologi yang benar. Kita tunjukkan bahwa istilah Sephardim, Azkhenazi dan Mizrahi pada masa itu belum dikenal, sehingga penyebutan Jesus sebagai Jahudi Sephardim merupakan anakronisme sejarah.

Setelah mengenal beberapa term di muka, kita juga harus tahu meski selayang pandang tentang agama yang dianut orang Israel. Keyakinan mereka untuk mudahnya kita sebut Judaism atau disebut juga agama Jahudi. Yang unique dari Judaism ini adalah sifatnya yang etnik atau suatu agama yang hanya dianut etnik tertentu yang dalam hal ini adalah Jahudi, meski terbuka kemungkinan dalam beberapa kasus, suku atau bangsa lain masuk agama tersebut. 

Agama etnik berbeda dengan agama universal seperti halnya Buddha, Kristen dan Islam yang dianut lintas etnis dan bangsa. Tipikal agama etnik adalah tidak ada misi penyebaran agama, seperti halnya agama universal.

Sebagai konsekuensi logis, apabila ada pertanyaan apakah Jahudi itu merupakan suatu etnis atau ras atau suatu komunitas agama? Keduanya bisa dibenarkan. Jahudi adalah suatu entitas etnoreligi, yakni suatu suku atau bangsa yang terikat dengan budaya dan agama tertentu.

Lalu, apakah terbuka peluang bagi ras non-Jahudi untuk beragama Jahudi? Kalau memang terbuka, apakah mereka akan diperlakukan sama atau barangkali ditempatkan sebagai warga kelas dua?

Hoax tentang West Bank pasca PD II.  Map dari kartunis Jerusalem Post.
Hoax tentang West Bank pasca PD II.  Map dari kartunis Jerusalem Post.

Judaism pada dasarnya tidak mencari pengikut baru di luar bangsa Jahudi. Namun jika ada orang non-Jahudi berminat masuk agama Jahudi, ada serangkaian prosedur yang harus dilewati yang pada intinya adalah untuk memastikan orang non-Jahudi itu benar-benar serius dan tulus menjadi Jahudi dan penganut Judaism. 

Kalau ada yang mengasumsikan non-Jahudi yang menganut Judaism akan dijadikan warga kelas dua, sejauh ini belum terbukti ada tindak apartheid seperti itu. 

Non-Jahudi yang beralih ke Judaism memang tak banyak, tak heran kalau ada yang berasumsi seperti itu. Yang harus kita pahami benar adalah bangsa Jahudi dari masa ke masa memang survive dan berkembang karena asimilasi. Strangers yang masuk Judaism otomatis masuk kedalam jatidiri Jahudi yang tak pernah berubah dari masa ke masa. 

Sebagai contoh, Jahudi Etiophia dan Jahudi Yemen yang baru saja diselamatkan ke Israel. Orangnya berkulit hitam dan berkulit  coklat terbakar. Tapi tetap beridentitas Jahudi, sama halnya dengan Jahudi lain ntah itu Jahudi Sephardim dan Azkhenazi yang bule dan Mizraim yang tipikal Arab, Turki dan Persia. 

Tampilan fisik beda, tapi Spirit atau Roh Jahudi-nya tak berubah. Ini yang sulit dipahami orang, apalagi orang Arab politis yang mengklaim tanah Israel. Tak ubahnya gadget robotic, mereka akan mengatakan kampung asli anda di Eropa sana. Lucu. Di masa lalu orang asli Canaan juga melebur kedalam jatidiri Jahudi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun