Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peristiwa yang Menjadi Tonggak Sejarah (7): Aristoteles Mendirikan Lyceum dan Menulis Buku-bukunya

20 Mei 2023   23:14 Diperbarui: 23 Juni 2023   07:40 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politicon, yang artinya bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang bermasyarakat dan memerlukan negara untuk bersosialisasi untuk mencapai kepenuhannya sebagai manusia.

Walaupun setuju dengan gurunya bahwa negara perlu diperintah oleh orang-orang bijaksana seperti pada konsep raja-filsufnya Plato, Aristoteles lebih cenderung mendukung kedaulatan hukum atau konstitusi.

Menurutnya setiap penguasa, sebijaksana apa pun dirinya harus tunduk pada idealisme bersama yang telah disepakati dalam masyarakat, dalam hal ini: hukum negara ataupun konstitusi negara, sehingga menimbulkan keadilan dan keteraturan.

Etika

Dalam Etika, Aristoteles mengembangkan teori Eudamonia. Eudaimonia adalah kata Yunani yang secara harfiah diterjemahkan menjadi keadaan atau kondisi 'semangat yang baik', dan yang umumnya diterjemahkan sebagai ' kebahagiaan '.

Menurut Aristoteles, tujuan akhir perbuatan manusia adalah untuk mencapai Eudamonia ini. Bagaimana caranya?

Seperti kedua pendahulunya, Aristoteles berpendapat bahwa titik awal dari semuanya adala pengetahuan mengenai yang baik. Kejahatan timbul karena ketidaktahuan akan yang baik. Orang yang memiliki pengetahuan akan yang baik, akan hidup seturut pengetahuannya.

Namun bagi Aristoteles, pengetahuan saja tidak cukup, seseorang harus memiliki Tindakan nyata. Itu berarti, jalan menuju Eudamonia mencakup pengetahuan (theoria) dan Tindakan moral (Praxis).

Aristoteles menamakan Tindakan moral yang benar sebagai keutamaan Etis yang merupakan jalan tengah antara yang ekstrem dan berlawanan. Misalnya Misalnya keberanian sebagai jalan tengah dari pengecut dan ceroboh.

Namun sebelum manusia memiliki keutamaan Etis, ia harus mengusahakan dahulu keutamaan Budi, dengan cra memperoleh pengetahuan dan kebijaksaan mengenai kebaikan dan kebajikan. Pengetahuan moral inilah  yang akan dihidupinya lewat keutamaan etis tadi.

Sains

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun