Rusia (5977); Amerika Serikat (5428); Cina (350); Prancis (290); Inggris (225); Pakistan (165); India (160); Israel (90); Korea Utara (20).
Ukraina pernah memilikinya bahkan sempat menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar nomor 3 di dunia. Â Namun sekitar 3 tahun sejak kemerdekaannya dari Uni Soviet, negara ini melucuti senjatanya dan memberikannya kepada Rusia pada tahun 1994 lewat memorandum Budapest.
3) Perang nuklir skala penuh antara dua negara adidaya dapat membuat dunia kiamat
Dalam suatu simulasi yang dikerjakan oleh para ilmuan Amerika Serikat, sebagaimana dilansir dari Thebulletin.org, jika dua negara pemilik senjata nuklir terbesar: Rusia dan Amerika Serikat jual beli serangan, maka secara langsung akan membunuh sekitar 360 juta orang. Mereka yang hidup pun tidak dapat dipastikan akan bertahan. Hasil ledakan itu akan menyebarkan radioaktif yang meracuni udara. Langit akan gelap dan hujan beracun akan terjadi. Sinar matahari akan terhalang dan mempengaruhi proses fotosintesis. Sebagian lapisan ozon pun akan sobek dan membuat dunia rentan terhadap dampat negatif sinar ultraviolet. Semua ini menyakibatkan gagal panen di mana-mana. Orang akan susah membangun pertanian. Kelaparan hebat akan terjadi dan diperkirakan dampak selanjutnya dari perang ini akan membunuh 5 miliar orang.
Itu baru simulasi perang nuklir penuh antara dua negara terbesar pemilik nuklir, belum termasuk ketujuh negara lainnya. Penggunaan senjata nuklir artinya kiamat bagi manusia. Sungguh sangat mengerikan!
4) Keberadaan senjata nuklir membatasi gerak negara adidaya
Mungkin terdengar sebagai sebuah ironi, namun kenyataannya senjata nuklir telah menjadi alat perdamaian selama bertahun-tahun. Kepemilikan senjata nuklir antara dua negara bersebrangan justru menimbulkan keseimbangan kekuatan, dan dalam pengertian tertentu: kedamaian. Masing-masing negara pemilik senjata nuklir sangat menyadari kehancuran yang akan ditimbulkan senjata tersebut. Jika salah satu negara pemilik nuklir berani meluncurkan nuklirnya, itu sama saja memprovokasi perang nuklir yang berujung kiamat.
Oleh karena itu, sejak perang dunia II selesai kita tidak pernah melihat negara-negara adidaya seperti Amerika atau Rusia tidak berhadapan secara langsung dalam sebuah perang. Mereka masing-masing akan menahan diri ketika salah satu di antaranya telah memasuki arena peperangan. Contohnya ketika Amerika Serikat memasuki perang Vietnam, Unisoviet hanya menyokong musuh Amerika Serikat lewat logistik dan persenjataan. Begitupun ketika Rusia terlibat dalam perang melawan Ukrania, Amerika hanya akan mendukung lewat logistik dan persenjataan saja. Hal ini tak lain dan tak bukan justru diakibatkan oleh keberadaan senjata nuklir itu sendiri. Jika keduanya terlibat secara langsung dikhawatirkan penggunaan senjata nuklir adalah salah satu opsi yang akan menimbulkan kiamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H