Lukisan mengenai kematian Sokrates (pixabay.com/GDJ)
Kebanyakan ahli sejarah Filsafat mengakui bahwa Sokrates adalah filsuf besar pertama yang muncul di Yunani. Bersama Plato dan Aristoteles, Sokrates memulai apa yang akan dikenal sebgai Filsafat Barat, suatu paradigima pemikiran yang akan mewarnai peradaban Barat selama ribuan tahun setelahnya.
Petualangan Filsafat yang sesungguhnya dimulai ketika Socrates menyebarkan gagasannya di Athena. Karena perannya tersebut maka Tindakan Sokrates ini dpat menjadi salah satu tonggak sejarah pemikiran manusia.
Sokrates dan Riwayat Hidupnya
Sokrates tidak meninggalkan tulisan apa pun. Sebagian besar informasi yang kita ketahui mengenai Sokrates adalah lewat tulisan muridnya Plato, sehingga bahkan keberadaan Sokrates diragukan oleh Sebagian sejarahwan. Walaupun demikian sebagian besar sejarahwan meyakini bahwa Sokrates adalah tokoh yang benar-benar eksis.
Diperkirakan bahwa Sokrates lahir di Athena pada 470. Ayahnya bernama Sophroniskos, yang bekerja sebagai seorang tukang pahat, sedangkan ibunya bernama Phairnarete yang bekerja sebagai bidan. Karena latarbelakang pekerjaan ibunya sebagai bidan inilah, kelak Sokrates menamakan metode untuk melahirkan pengetahuan dengan metode kebidanan atau metode dialektika.
Konon, wajah Sokrates sangat jelek untuk ukuran saat itu dengan hidung pesek dengan lubang hidung besar dan mata yang menonjol keluar. Sokrates menikah dalam umur yang sudah cukup tua untuk ukuran sekarang, sekitar 50 tahun-an dengan Xantipe, seorang wanita yang menurut Sokrates sendiri seperti seekor kuda liar yang sulit ditaklukkan. Dari perkawinan itu dia dianugerahi tiga orang anak.
Sokrates bekerja sebagai prajurit Athena, tetapi sebenarnya tidak tertarik dalam bidang militer dan politik praktis. Ia malah sangat meminati filsafat dan tidak meminta bayaran atas pengajarannya, hal mana yang membuatnya akan mati dalam kemiskinan. Orang orang di Athena sangat heran melihat fisiknya yang begitu kuat serta tahan terhadap cuaca dingin dan panas, juga pada kemampuannya dalam mengendalikan diri. Ia mampu menahan lapar dan haus serta dapat mengurungkan niat untuk minum minuman beralkohol.
Sokrates sebenarnya bukan filsuf pertama seperti perkiraan banyak orang. Sebelumnya pemikiran filsafat telah dimulai oleh para filsuf alam seperti Thales, Anaximandros, Anaximenes. Di saat Sokrates menyebarkan ajarannya, telah terdapat juga kaum sofis yang memenuhi Athena dengan kemampuan orasi mereka.
Sokrates menentang kaum sofis yang menggunakan kekuatan bicara mereka dalam memengaruhi orang lain, sehingga kebenaran tidak dapat didefinisikan secara objektif, melainkan tergantung dari kekuatan bicara seseorang. Sokrates tidak meninggalkan ajaran yang terstruktur dan tersistematis, namun mengembangkan metode yang disebutnya sendiri sebagai metode “dialektika” atau metode kebidanan. Ia akan mengajukan pertanyaan kepada seseorang mengenai apa yang mereka yakini sebagai kebenaran, dan orang tersebut akan menemukan seniri kelemahan definisi mereka dan membentuk kembali definisi baru yang benar.
Pertanyaan-pertanyaan dan metode-metode filsafat Sokrates mempermalukan banyak orang yang menganggap diri mereka sendiri sebagai orang yang bijak. Segera ia dituduh sebagai seorang yang merusak akhlak pemuda Athena dan dianggap mengajarkan kaum muda untuk memberontak terhadap tradisi dan kemapanan Athena.
Atas tuduhan itu ia akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan minum racun Hemlock. Ia sebenarnya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari Athena, tetapi ia memilih untuk mati demi konsisensi akan ajarannya sendiri. Pada akhirnya ia wafat pada tahun 399 SM.
Pokok pemikiran Sokrates
Karena tidak meninggalkan tulisan apa pun, dan ajarannya disusun dalam bentuk dialog, maka sebenarnya cukup sulit merumuskan ajaran Sokrates. Meskipun demikian, kita dapat merumuskan beberpa perhatian penting dari Sokrates.
1) Titik tolak dan objek pembahasan Filsafat
Sokrates merevolusi Filsafat pada saat itu. Ia menggeser pokok pembahasan Filsafat mengenai alam kepada manusia sebagai subyek yang berakal budi. Sebelum Sokrates, filsafat membahas mengenai kosmologi, di antaranya gejala-gejala alam dan mengenai arkhe atau dasar realitas dunia. Ketika Sokrates muncul di Athena, dia menaruh perhatiannya kepada perilaku sosial atau etika, gejala-gejala sosial masyarakat dan teori politik.
2) Moralitas
Sokrates berpendapat bahwa kejahatan berasal dari kebodohan atau ketidaktahuan. Ia berpendapat bahwa orang tidak ada orang yang secara sukarela memilih melakukan kejahatan. Kejahatan hanya ada karena seseorang tidak mengetahui tentang apa yang baik dan benar. Dengan mengetahui kebaikan dan kebenaran, maka seseorang akan terdorong dengan sendirinya untuk melakukan kebaikan.
3) Politik
Sokrates sering bersitegang dan berseberangan dengan para bangsawan dan penguasa Athena. Ia mengkritik demokrasi sebagai sistem yang menghadirkan ilusi. Alih-alih menghasilkan keputusan yang adil, kebanyakan keputusan malah tidak adil karena keberadaan orang-orang yang bodoh. Menurutnya ketidakadilan dalam demokrasi terjadi karena suara satu orang yang berpendidikan atau bijak dapat dikalahkan oleh suara sepuluh orang bodoh yang mabuk-mabukan. Menurutnya, prinsip seperti ini membahayakan mengingat jumlah orang yang bijaksana dan berpendidikan biasanya sedikit sekali sedangkan mayoritas masyarakat adalah orang-orang bodoh yang tak berpengetahuan.
4) Teknik untuk merumuskan kebenaran
Sokrates menawarkan metode dialetika atau “metode kebidanan” dalam melahirkan definisi-definisi mengenai sesuatu. Sokrates menganalogikan pendekatannya seperti seorang bidan yang membantu pasiennya dalam melahirkan.
Sokrates akan memposisikan dirinya sebagai orang tidak mengetahui apa-apa ketika mengajukan pertanyaan - pertanyaan mendasar untuk mengorek pengetahuan seseorang dalam mendefinisikan sesuatu. Pertanyaan-pertanyan Sokrates dengan sendirinya mengoreksi pengetahuan si penjawab. Akhirnya secara tidak langsung, lawan bicaranya akan berpikri keras secara logis sehingga mampu merumuskan pengetahuan yang benar. Jadi Sokrates sebenarnya tidak menambah pengetahuan apa-apa pada seseorang, namun hanya membantunya untuk merumuskan pengetahuan yang benar sesuai dengan pengetahuannya sendiri.
Pengaruh dan titik pentingnya dalam sejarah
Walaupun Sokrates bukanlah filsuf pertama, namun pendekatan dan terobosan yang dilakukan oleh Sokrates merupakan titik pijak kuat pertama dalam Filsafat. Sejak Sokrates, Filsafat menemukan titik pijak yang kuat untuk merumuskan kebenaran lewat pengertian dan definisi. Sejak Sokrates, Filsafat menemukan jati dirinya sebagai cara berpikir dan gaya hidup untuk menemukan dan mencari kebenaran.
Tak belebihan jika dikatakan bahwa Filsafat Barat hanyalah catatan kaki dari pemikiran Socrates dan muridnya Plato, karena sesungguhnya pemikiran-pemikiran Filsafat berikutnya dalam sejarah peradaban Barat berpijak dari pendekatan filosofis Sokrates dan muridnya Plato.
Oleh karena jasanya sebagai salah satu orang yang paling bertanggunjawab dalam membentuk paradigma Barat- yang akan sangat berpengaruh ke seluruh dunia, peristiwa ketika Sokrates meyebarkan gagasannya di Athena dapat dianggap sebagai salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H