Pertanyaan-pertanyaan dan metode-metode filsafat Sokrates mempermalukan banyak orang yang menganggap diri mereka sendiri sebagai orang yang bijak. Segera ia dituduh sebagai seorang yang merusak akhlak pemuda Athena dan dianggap mengajarkan kaum muda untuk memberontak terhadap tradisi dan kemapanan Athena.
Atas tuduhan itu ia akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan minum racun Hemlock. Ia sebenarnya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari Athena, tetapi ia memilih untuk mati demi konsisensi akan ajarannya sendiri. Pada akhirnya ia wafat pada tahun 399 SM.
Pokok pemikiran Sokrates
Karena tidak meninggalkan tulisan apa pun, dan ajarannya disusun dalam bentuk dialog, maka sebenarnya cukup sulit merumuskan ajaran Sokrates. Meskipun demikian, kita dapat merumuskan beberpa perhatian penting dari Sokrates.
1) Titik tolak dan objek pembahasan Filsafat
Sokrates merevolusi Filsafat pada saat itu. Ia menggeser pokok pembahasan Filsafat mengenai alam kepada manusia sebagai subyek yang berakal budi. Sebelum Sokrates, filsafat membahas mengenai kosmologi, di antaranya gejala-gejala alam dan mengenai arkhe atau dasar realitas dunia. Ketika Sokrates muncul di Athena, dia menaruh perhatiannya kepada perilaku sosial atau etika, gejala-gejala sosial masyarakat dan teori politik.
2) Moralitas
Sokrates berpendapat bahwa kejahatan berasal dari kebodohan atau ketidaktahuan. Ia berpendapat bahwa orang tidak ada orang yang secara sukarela memilih melakukan kejahatan. Kejahatan hanya ada karena seseorang tidak mengetahui tentang apa yang baik dan benar. Dengan mengetahui kebaikan dan kebenaran, maka seseorang akan terdorong dengan sendirinya untuk melakukan kebaikan.
3) Politik
Sokrates sering bersitegang dan berseberangan dengan para bangsawan dan penguasa Athena. Ia mengkritik demokrasi sebagai sistem yang menghadirkan ilusi. Alih-alih menghasilkan keputusan yang adil, kebanyakan keputusan malah tidak adil karena keberadaan orang-orang yang bodoh. Menurutnya ketidakadilan dalam demokrasi terjadi karena suara satu orang yang berpendidikan atau bijak dapat dikalahkan oleh suara sepuluh orang bodoh yang mabuk-mabukan. Menurutnya, prinsip seperti ini membahayakan mengingat jumlah orang yang bijaksana dan berpendidikan biasanya sedikit sekali sedangkan mayoritas masyarakat adalah orang-orang bodoh yang tak berpengetahuan.