4) Teknik untuk merumuskan kebenaran
Sokrates menawarkan metode dialetika atau “metode kebidanan” dalam melahirkan definisi-definisi mengenai sesuatu. Sokrates menganalogikan pendekatannya seperti seorang bidan yang membantu pasiennya dalam melahirkan.
Sokrates akan memposisikan dirinya sebagai orang tidak mengetahui apa-apa ketika mengajukan pertanyaan - pertanyaan mendasar untuk mengorek pengetahuan seseorang dalam mendefinisikan sesuatu. Pertanyaan-pertanyan Sokrates dengan sendirinya mengoreksi pengetahuan si penjawab. Akhirnya secara tidak langsung, lawan bicaranya akan berpikri keras secara logis sehingga mampu merumuskan pengetahuan yang benar. Jadi Sokrates sebenarnya tidak menambah pengetahuan apa-apa pada seseorang, namun hanya membantunya untuk merumuskan pengetahuan yang benar sesuai dengan pengetahuannya sendiri.
Pengaruh dan titik pentingnya dalam sejarah
Walaupun Sokrates bukanlah filsuf pertama, namun pendekatan dan terobosan yang dilakukan oleh Sokrates merupakan titik pijak kuat pertama dalam Filsafat. Sejak Sokrates, Filsafat menemukan titik pijak yang kuat untuk merumuskan kebenaran lewat pengertian dan definisi. Sejak Sokrates, Filsafat menemukan jati dirinya sebagai cara berpikir dan gaya hidup untuk menemukan dan mencari kebenaran.
Tak belebihan jika dikatakan bahwa Filsafat Barat hanyalah catatan kaki dari pemikiran Socrates dan muridnya Plato, karena sesungguhnya pemikiran-pemikiran Filsafat berikutnya dalam sejarah peradaban Barat berpijak dari pendekatan filosofis Sokrates dan muridnya Plato.
Oleh karena jasanya sebagai salah satu orang yang paling bertanggunjawab dalam membentuk paradigma Barat- yang akan sangat berpengaruh ke seluruh dunia, peristiwa ketika Sokrates meyebarkan gagasannya di Athena dapat dianggap sebagai salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H