Ajaran-ajaran yang ditinggalkan oleh Konfusius akhirnya disebarkan oleh murid-muridnya. Beberapa di antara murid-muridnya berhasil menduduki posisi-posisi penting dalam pemerintahan dan segera dapat menjalankan ajaran-ajaran Konfusius.Â
Ajaran-ajaran Konfusius segera makin populer di tengah-tengah masyarakat Tiongkok. Namun ajaran ini sempat ingin dimusnahkan pada masa pemerintahan kaisar pertama Tiongkok, Shih Huang Ti pada sekitar tahun 213 M. Karena merasa bahwa kritik kaum cendekiawan Konfusian menghalangi kebijakan-kebijakannya yang cenderung otoriter, kaisar melarang penyebaran ajaran Konfusianisme, membunuh kaum cendekiawannya bahkan ada di antaranya yang dikubur hidup-hidup.Â
Ia juga membakar kitab-kitab penting ajaran Konfusianisme. Untungnya sebagian kitab-kitab tersebut dapat diselamatkan dan akan dijadikan patokan dan landasan peradaban Tiongkok di masa-masa selanjutnya.
Puncak kejayaan ajaran Konfusianisme di dataran Tiongkok adalah pada pemerintahan dinasti Han (206 SM--220 M). Dinasti ini menetapkan Konfusianisme sebagai ajaran resmi, bahkan ajaran Konfusius telah ditetapkan sebagai dasar falsafah negara, kurikulum pendidikan dan materi pokok yang diujikan dalam sistem ujian sekolah maupun untuk rekrutmen pegawai kerajaan.Â
Sejak saat itu, dinasti-dinasti di Tiongkok mendukung filsafat Konfusius dan menjadikannya sebagai Filsuf utama dalam peradaban mereka. Filsafat Konfusius membentuk pandangan dan perilaku masyarakat Tiongkok selama berabad-abad dan berpengaruh dalam segala bidang, bukan hanya bidang keagamaan dan etika tetapi juga politik, sosial bahkan ekonomi.
Bagaimanapun dalam perkembangan selanjutnya Konfusianisme dihambat pada revolusi besar tahun 1911 yang meruntuhkan sistem dinasti, dan kemudian dilarang juga pada masa pemerintahan komunis dalam rangka revolusi kebudayaan di tahun 1966 sampai 1976.
Namun dalam perkembangannya, ketika Tiongkok memasuki persaingan dan interaksi di tingkat global, orang-orang Tiongkok merasa perlu untuk kembali menemukan ciri khas identitas kebudayaan dan peradaban mereka di dalam konfusianisme.Â
Hidup dalam keharmonisan dan keseimbangan, keadilan, hormat kepada orang tua serta tata tingkah laku sesuai peraturan sebagaimana ajaran Konfusius dipandang sangat cocok sebagai nilai-nilai untuk mempertahankan keteraturan masyarakat.Â
Ajaran Konfusius yang telah bertahan selama 2500 tahun dan telah menjadi identitas masyarakat dan peradaban Tiongkok, yang kini telah menaungi sekitar 1 miliar manusia. Oleh sebab itu Konfusius dapat diapandang sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H