Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peristiwa yang Menjadi Tonggak Sejarah (2): Kekaisaran Pertama di Dunia Didirikan Sargon

27 Maret 2023   19:06 Diperbarui: 12 September 2023   21:24 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/Atlantios

Pada awalnya peradaban Messopotamia menghasilkan pemukiman-pemukiman yang serupa dengan negara kota/Polis di Yunani yang memiliki pemerintahan sendiri-sendiri. Kota kota itu adalah Ur, Kish, Eridu dan lain-lain. Setiap kota memiliki pemimpin yang setara raja dan menjalankan pemerintahan secara langsung kepada rakyatnya tanpa perantaara gubernur.

Adalah Sargon yang pertama kali mendirikan kekaisaran pertama di bumi. Kekaisaran itu terdiri dari beberapa pemukiman lintas kota atau bahkan lintas bangsa. Hal ini terjadi ketika ia yang adalah raja kerajaan Kish menaklukkan Sumeria pada tahun sekitar 2270 SM dan pemerintahannya berlangsung sampai 2279 SM. Kekaisaran multinasional pertama dalam sejarah ini menyatukan berbagai kerajaan di wilayah tersebut di bawah otoritas pusat.

Kehidupan Sargon dan bagaimana dia mendirikan kekaisaran Akkadia

Kebanyakan informasi yang diketahui tentang Sargon sesungguhnya adalah legenda, namun ada beberapa dokumen sejarah yang diperoleh mengenai kehidupan historis Sargon. Worldhistory.org mencatat bahwa Sargon (juga dikenal sebagai Sargon Agung, Shar-Gani-Sharri, dan Sarru-Kan, yang berarti "Raja Sejati" atau "Raja yang Sah"), menurut otobiografinya, The Legend of Sargon of Akkad, lahir sebagai anak haram dari seorang pendeta kuil dewi Innana/Ishtar. Ayah Sargon sendiri tidak diketahui. Ibunya tidak dapat mengungkapkan kehamilannya atau mempertahankan anaknya, sehingga sang bayi diasingkan oleh ibunya di dalam keranjang dan diapungkan ke sungai Efrat.  Sang bayi kemudian ditemukan oleh seorang pria bernama Akki yang adalah seorang tukang kebun untuk Ur-Zababa, Raja Kerajaan Kota Kish.

Dilansir dari nationalgeographic.com, Sargon memulai kebangkitannya sebagai juru minuman raja Kish Ur-Zababa, yang akhirnya dia gulingkan. Sargon kemungkinan membunuh Ur-Zababa untuk merebut tahta Kish dan, dari sana, memperluas kekuasaannya. 

Dia kemudian memimpin pasukan Kish melawan penguasa saingan besar di selatan, Lugalzagesi, yang memimpin seluruh Sumeria. Permusuhan di antara negara-kota Sumeria mungkin telah menghambat Lugalzagesi dalam perjuangannya melawan Sargon, yang akhirnya dapat menangkapnya dan memasang kuk di lehernya. Sebuah prasasti perayaan kemudian melebih-lebihkan cerita bahwa Sargon menang dalam 34 pertempuran dalam perjalanannya ke Teluk Persia.

 Kekaisaran Akkadia dan puncak kejayaannya

Kekaisaran Akkadia adalah entitas politik pertama yang menggunakan birokrasi dan administrasi secara luas dan efisien dalam skala besar dan menetapkan standar untuk penguasa dan kerajaan di masa depan. Kisahnya sudah lama dikenal di seluruh Mesopotamia di mana, pada waktunya, dia dianggap sebagai salah satu raja terhebat yang pernah memerintah, dirayakan dalam kisah-kisah gemilang di seluruh Kekaisaran Persia, bersama dengan cucunya Naram-Sin (memerintah 2261-2224). SM).

Sebagaimana dicatat juga oleh Woldhistory.org, Sargon telah membakukan timbangan dan ukuran untuk digunakan dalam perdagangan dan perdagangan sehari-hari. Ia memprakarsai sistem perpajakan yang adil untuk semua kelas sosial, dan terlibat dalam berbagai proyek pembangunan seperti pemulihan Babel (yang menurut beberapa sumber, ia dirikan - meskipun klaim ini telah berulang kali ditantang). Dia juga menciptakan, melatih, dan memperlengkapi pasukan penuh waktu - berpusat di kota Akkad - di mana, seperti yang tertulis dalam prasasti, 5.400 tentara "makan roti setiap hari" bersama raja. 

 Pemerintahan setelah sargon dan keruntuhan Kekaisaran Akkadia

Setelah kematian Sargon, kekaisaran diwariskan kepada putranya Rimush, yang dipaksa menghadapi pemberontakan yang menantang legitimasinya. Rimush memerintah selama sembilan tahun dan, ketika dia meninggal, kerajaan diberikan kepada putra Sargon lainnya, Manishtusu, yang memerintah selama lima belas tahun berikutnya. 

Meskipun kedua putranya memerintah dengan baik, puncak ekspansi Kekaisaran Akkadia terwujud di bawah cucu Sargon, Naram-Sin. Selama masa pemerintahannya, kekaisaran tumbuh dan berkembang melampaui batas yang bahkan dicapai Sargon. Setelah kematiannya, putranya Shar-Kali-Sharri menjadi penguasa dan, saat ini, kekaisaran mulai runtuh ketika negara-kota memisahkan diri untuk membentuk kerajaan mandiri mereka sendiri.

Raja Shar-Kali-Sarri mengobarkan perang yang hampir terus-menerus melawan orang Elam, orang Amori, dan orang Gutia yang menyerang sambil mencoba untuk menyatukan kekaisaran tetapi tidak dapat dipertahankan lagi. Invasi Gutian paling sering dianggap sebagai penyebab langsung runtuhnya Kekaisaran Akkadia dan zaman kegelapan Mesopotamia yang terjadi kemudian. Hal inilah yang membuat orang-orang Mesopotamia kuno menggambarkan Gutian sebagai perusak peradaban.

 Pentingnya peritiwa pendirian Kekaisaran Akkadia

Pendirian Kekaisaran Akkadian dapat dianggap sebagai salah satu titik balik sejarah paling penting di seluruh sejarah dunia kuno. Pendirian Kekaisaran Akkadia menjadi model dan inspirasi pendirian imperium-imperium selanjutnya dalam sejarah umat manusia. Sistem pemerintahan terpusat yang diusahakan oleh Sargon dengan menetapkan undang-undang, keseragaman bahasa dan sistem pengukuran, semuanya menjadi tindakan-tindakan khas seorang Kaisar pada abad-abad berikutnya di dalam sejarah manusia.

Sargon sendiri telah menjadikan dirinya sebagai seorang raja dan penguasa legendaris yang tidak hanya dikenang tetapi juga dianggap sebagai panutan dan teladan dalam merengkuh dan mempertahankan kekuasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun