Aku berpijak pada kesenyapan abadi
Memandang lintasan peradaban yang mengalir di pelupuk mataku,
Kurasakan hangatnya lelehan kepedihan, basahi lereng pipiku
Dan aku terbangun di malam itu...
Semuanya tak lagi sama
Yang indah menjadi kenangan
 Yang pilu menjadi luka
Tak satupun kesan yang bertahan... semuanya hilang
Ya, hilang tergilas tanpa ampas, oleh gelinding roda sejarah
Dikunyah oleh pusaran kenyataan yang terus berputar,
Dihanyutkan oleh derasnya aliran waktu
Semua wajah yang dulu bercermin dalam gempita kemenangan
Kini meleleh termakan keriput lelah yang menggantung
Semua kaki yang dulu merapat membentuk tembok kejayaan yang menjulang,
Kini berlalu satu-persatu tinggalkan jejak tak bermakna
Dan aku...aku tak lagi aku yang dikenal
Dan kau tak akan lagi berdiri di situ, di tempat yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H