Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: "Tiga-Belas"

23 Januari 2023   07:43 Diperbarui: 27 Januari 2023   22:00 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi angka 13. (sumber: pixabay.com/Tomasz Hanarz) 

Setelah dikudeta oleh dinasti Toburk, mereka dimusnahkan. Sampai kini dinasti Toburk yang berkuasa di Tenton. Dinasti Albus yang berkuasa sebelumnya ingin kembali mengegakkan keterbukaan tetapi ditentang banyak pihak konservatif dalam negeri. 

Perang saudara terjadi dan pihak Albus dan pengikutnya menyatakan diri sebagai negara bagian ke tiga-belas, memakai bendera tiga-belas bintang dan mendirikan partai ke tiga-belas.

Ketika dinasti Toburk berkuasa, mereka ingin menghapus jejak dinasti Albus sama sekali karena takut akan timbul pemberontakan yang serupa. Segala sesuatu yang memiliki kaitan dengan angka tiga-belas dihapus dari literatur Tenton.

Dalam berbagai penomoran, angka ini dilewati begitu saja. Dalam kalender pun angka ini dilewati. Tidak ada tanggal tiga-belas dalam kalender Toburk, dan bagi siapa yang masih mengakui bahwa ia terlahir pada tanggal tiga-belas dalam bulan apapun menurut kalender Masehi, ia akan segera menerima hukuman berat.

***

Aku sendiri telah berniat akan membuat suatu revolusi untuk membuka keterkungkungan ini. Tenton harus bebas dari uniformalisme. Untuk berkembang, ia harus menerima pluralitas dan probabilitas. Aku akan memulai revolusi tiga-belas tepat di jantung hati kota Toburk. 

Tetapi dengan siapa? Dengan sisa-sisa dinasti Albus yang menurut catatan resmi sudah dimusnahkan sama sekali? Yang namanya hanya terdengar dan diketahui lewat catatan bangsa sekitar?

Siang ini aku memutuskan untuk pergi ke alun-alun ibukota, sekedar menemukan orang yang dapat kuajak berdiskusi mengenai keresahanku ini.

Tetapi betapa terkejutnya aku. Halaman di depan Istana raja dipenuhi orang-orang yang sepertinya sedang menggerutu. Mereka sedang menyampaikan keluhan kepada para ajudan raja, sementara di sekeliling mereka beberapa tentara berdiri tegap dengan tombak dan perisai mereka, berjaga-jaga kalau kalau akan terjadi sesuatu di luar dugaan.

Salah satu dari mereka, mungkin pemimpin gerakan ini, maju ke depan sambil mengepalkan tangan kanannya sambil meninju-ninju ke atas. "Kami semua yang hadir di sini adalah anggota parlemen, dewan rakyat Tenton. 

Kami menuntut perbaikan ekonomi yang nyata. Dewan dua-belas menteri, bersama gubernur dua-belas negara bagian sudah lama mengajarkan kepada kami bahwa kita bisa hidup sendiri, dengan kekuatan sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun